Available in: English   Bahasa   Bengali   Go to media page

Pentingnya Malam Laylat al-Bara`ah

Mawlana Syekh Hisyam Kabbani

1 Juni 2015 Zawiyah Fenton, Michigan

A`uudzu billahi min asy-Syaythani ‘r-rajiim. Bismillaahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim.

Sebagaimana yang dikatakan oleh para Awliyaullah bahwa sebuah majelis yang melakukan dzikrullah, bahkan dengan hanya 3 orang pun akan membersihkan 70,000 majelis suu’ (buruk), yaitu majelis setani (majelis yang di dalamnya tidak disebutkan nama Allah--penerj.), jadi ini adalah pembersihan bagi kita. Dan khatm ini dari generasi ke generasi, selama 1436 tahun dari Hijrahnya Nabi (saw) dari Mekah ke Madinah, senantiasa dilakukan secara terus-menerus tanpa henti, mengikuti perintah man tasyabbaha bi qawmin fa huwa minhum, “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, ia akan digolongkan sebagai kaum tersebut,” dan ktia melakukannya atas perintah Allah (swt), yang mengatakan kepada Nabi (saw) dalam sebuah Hadits Qudsi:

أَنَا جَلِيْسُ مَنْ ذَكَرَنِي

Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir (mengingat-Ku). (Hadits Qudsi. Ahmad, Bayhaqi)

“Aku duduk bersama orang yang mengingat-Ku,” bukannya duduk sebagaimana yang kita pikirkan karena kita tidak percaya dengan tajsim, tetapi di sini artinya adalah bersama kita, Hadirat Ilahiah-Nya.

Kita lakukan dzikrullah dan selesai menjelang Maghrib, lalu kita baca Yasiin tiga kali. Grandsyekh (q) menjelang akhir hayatnya, beliau berada di rumah kami di Beirut dan saat itu tanggal 15 Sya`baan 1973, beliau berkata, “Aku tidak ingin tinggal lebih lama lagi di Beirut setelah 15 Sya’ban, bawalah aku kembali ke Damaskus.” Setidaknya itu memerlukan sebuah shuhba, tetapi beliau berkata, “Untuk membuat rumahmu manis seperti surga, tidak perlu pergi ke pasar, temukan buah apa pun yang kau temukan, baik yang sedang musim maupun di luar musimnya.” Pada saat itu, di sana tidak seperti di sini yang mudah untuk menemukan segala hal. Tetapi kami mendapatkannya, orang-orang datang membawakan buah-buahan.

Beliau berkata, “Kita akan membaca (melakukan adab) Laylat al-Bara`ah dan ada banyak kejadian yang akan terjadi, tetapi kalian akan selamat, dan insyaAllah sebagian dari kalian akan hidup di zamannya Mahdi (as). Setalah menyelesaikan awraad, makanlah buah-buahan itu dan hidup kalian akan menjadi manis, insyaAllah.”

Saya mengatakan kepada Ishaq sebelum naik pesawat hari ini bahwa kata-kata Mawlana Syekh datang kepada kami untuk melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Grandsyekh, karena dunia sedang memanas sekarang dan agar kita selamat dan kehidupan kita menjadi manis, oleh sebab itu saya minta untuk membawa buah-buahan dan memakannya setelah khatm, dan beberapa orang membawa jus! Itu boleh saja, bahkan air pun boleh, itu adalah berkah untuk kita, itu sudah cukup bagi kita.

15 Sya’ban adalah tanggal dimulainya tahun surgawi. Insya Allah, semoga Allah memberkahi kita dengan tajali malam Nisfu (pertengahan) Sya’ban itu, di mana Allah akan memberitahu kepada para malaikat apa yang akan terjadi pada tahun yang akan datang. Allah turun ke Langit Pertama, dan bagi orang-orang yang melakukan adab pada malam itu, sesuai dengan zona waktu masing-masing, Allah akan memberi kabar kepada para malaikat bahwa kita duduk memuji-Nya dan pahalanya akan begitu besar, dan kejadian atau peristiwa yang akan terjadi pada tahun itu akan dikabarkan kepada para malaikat. Saya tidak akan membahasnya lebih lanjut mengenai apa yang telah dikabarkan kepada para malaikat karena masih terlalu awal, tetapi kita katakan semoga Allah mengaruniai kita kehidupan yang manis dan kehidupan tanpa perselisihan!

Jika kalian marah, tinggalkanlah rumah kalian dan kembalilah beberapa saat kemudian ketika sudah tenang. Jangan berdebat, perdebatan berasal dari Setan, sedangkan tawakal berasal dari Rahman, jadi pilihlah. Kita memohon kepada Allah (swt) untuk memberkahi kita dengan tawakal kepada-Nya dan tawakal kepada perintah-Nya, tawakal pada Ketetapan-Nya, dan untuk menunjukkan cinta kepada Sayyidina Muhammad (saw).

Wa min Allahi ‘t-tawfiiq bi hurmati 'l-habiib bi hurmati ‘l-Fatihah.

http://sufilive.com/The-Significance-of-Lailatul-Bara-ah--5879.html

© Copyright 2018 Sufilive. All rights reserved. This transcript is protected

by international copyright law. Please attribute Sufilive when sharing it. JazakAllahu khayr.

UA-984942-2