Available in: English   French   Turkish   Bahasa   Spanish   Go to media page

Berusahalah Untuk Mengatasi Sifat Kebinatangan Dalam Dirimu!

Sulthanul Awliya

Maulana Shaykh Nazim Adil Al-Haqqani qs

Lefke Cyprus, 10 Juni 2010

Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Raheem.

A`udzu billahi min asy-Shaytaani 'r-rajeem. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahim. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Setiap manusia mempunyai sifat-sifat kebinatangan. Begitu banyak di antara kamu yang telah di kuasai oleh sifat-sifat kebinatangan. Seperti seorang anak kecil yang pergi bersama ibunya masuk ke Pasar Raya. Anak kecil itu kagum dengan beraneka jenis barang-barang mainan yang dipamerkan, dan anak kecil itu tiba tiba menangis dengan keras,"Ibu belikan aku mainan yang ini, belikan aku" anak itu menagis keras karena menginginkan sesuatu yang menarik perhatiannya, sehingga ibunya kebingungan dan panik mencoba denga berbagai upaya untuk menenangkan si anak. Si ibu itu telah di kuasai oleh tangisan anaknya tersebut.

Maka manusia adalah seperti anak kecil itu, mereka tidak dapat menguasai Ego mereka dan sifat-sifat kebinatangan dalam diri mereka, maka perilaku mereka seperti binatang. Lihatlah bagaimana seorang dewasa (si ibu) di kuasai oleh anak kecil yang menangis, sehingga dia menjadi kebingungan dan mencoba untuk menenangkan sekaligus memuaskan kehendak anak kecil tersebut. Begitu juga, akal kamu di kuasai oleh sifat-sifat liar Ego sehingga ia hanya mencari jalan untuk memuaskan nafsu egomu.

Tetapi, mereka yang mentaati orang-orang alim, maka tidak sedemikian sifat mereka, mereka dapat mengendalikan ego mereka dan mengendalikan sifat kebinatangan mereka, maka mereka adalah orang-orang yang baik. Mereka ini dapat menunggangi ego mereka dan mengarahkan kuda egonya untuk menta'ati Tuhan. Bagaimanapun kebanyakan manusia zaman ini tidak dapat mengendalikan diri mereka, mereka tidak dapat menguasai sifat binatang tunggangan mereka, sehingga mereka sebaliknya mentaati kehendak binatang tersebut.

Manusia terbagi kedalam dua golongan. Satu golongan bersifat binatang, dan satu lagi sebaliknya bersifat manusia yang baik. Golongan pertama taat kepada ego mereka, mereka hidup untuk memuaskan ego mereka. Mereka tidak memikirkan tujuan hidup mereka yang sebenarnya. Allah swt mengutus para Nabi dalam bentuk manusia, tiada yang di utus dalam bentuk malaikat. Allah mengutus Wakil2Nya dalam bentuk manusia - sehingga mereka mempunyai sifat-sifat manusia dan rupa manusia.

Mereka yang taat kepada binatang tunggangan mereka (ego mereka), selalu menentang para Nabi. Mereka selalu berkata, "Jika kamu berdkwan mengajak kami, dan kamu di utus oleh Sang Ilahi, kami tidak akan menerima haqiqat itu melainkan kamu di utus dalam bentuk malaikat. Kami tidak dapat menerima bahwa Allah mengutus manusia biasa seperti kami untuk membimbing kami." Itulah bantahan kaum yang menta'ati ego mereka. Mereka menolak manusia yang di utus, mereka menanti malaikat untuk di utus kepada mereka.

Ummat Muhammad (saw) pun bertanya, "Mengapa Allah mengutus Nabi yang yatim? Mengapa Allah tidak memilih, sebagai manusia pilihanNya, para pemimpin Makkah dan Madina atau para Raja yang hebat?" Itulah persoalan mereka yang bermakna mereka membantah pilihan Allah, mereka memandang dari sudut yang berlainan. Mereka tidak dapat menerima bahwa seorang manusia BIASA dapat membawa risalah surgawi. Oleh sebab itu manusia sentiasa menentang para Nabi yang diutus, dan membantah ajaran2 mereka. Para Nabi datang untuk menjelaskan sifat Ego kebinatangan yang ada di dalam diri manusia, tetapi sebaliknya mereka pula di tentang dan di serang oleh Ummat mereka yang bersifat binatang dan menolak keNabian mereka.

Mereka yang membantah berkata, "Jika kamu benar-benar seorang Nabi, bawalah khazanah untuk kami, atau tunjukkan kami malaikat-malaikat disekeliling mu." Mereka tidak memahami bahawa wakil Allah tersebut di utus untuk menyelamatkan mereka, malahan mereka menentang wakil yang dikirim Allah! Allah berfirman, "Mereka adalah seperti binatang!" Ayat ini menerangkan keadaan manusia yang menentang wakil-wakil Allah. Pemahaman ini adalah seperti perilaku seekor binatang!

Allah berfirman, "Muhammad adalah manusia yang paling mulia di sisiKU, manusia yang menentang keNabian Baginda, adalah seperti binatang." Mereka memiliki sifat-sifat kebinatangan dalam diri mereka! Allah menujukan Ayat ini khusus kepada semua manusia yang menentang Rasulullah (saw), hingga hari qiyamat. Ayat ini menenangkan hati Nabi Muhammad (saw), bahwa mereka yang menentang Baginda Nabi Sallallahu alayhi wasalam adalah seperti binatang, maka Nabi di anjurkan supaya tidak menghiraukan perilaku buruk mereka.

Ayat ini juga ditujukan kepada semua yang menentang Nabi, bukan saja pada zaman Baginda Nabi saw, tetapi Ayat ini juga ditujukan kepada semua yang menentang Nabi Muhammad saw pada zaman2 selepas wafatnya Baginda Nabi saw. Mereka yang menentang Nabi saw maka sifat-sifat kebinatangan telah menguasaii sifat-sifat kemanusiaan dalam diri mereka.

Allah swt memberitahukan Baginda Nabi Muhammad saw, akan adanya manusia yang lebih zalim dari mereka yang menentang Nabi dalam zamannya. "Akan ada jutaan dan milyaran manusia pada masa yang akan datang, dari Ummat mu, Wahai Muhammad saw, yang akan menolak keNabian mu! Dan mereka semua berada di bawah derajat manusia yang menentang mu dalam zaman mu ini!"

Wahai ulama' Al-Azhar, wahai salafi ulama terangkanlah Ayatul Karimah kepada semua manusia. Nasihati manusia, kerana manusia zaman ini membelakangi dan menolak ajaran Rasulullah (saw), mereka menolak ajaran surgawi, dalam kitab suci dan mereka memandang ilmu ilmiah mereka lebih hebat dari Ilmu Qur'an, sehingga mereka mengharamkan Kitab-kitab Suci dalam Universitas dan sekolah-sekolah mereka. Zaman ini, hampir semua Doktor-doktor Islam, dan para Professor, mengklaim diri mereka telah mencapai puncak ketinggian ilmu, dan mereka tidak lagi memerlukan apapun ilmu yang dikirim oleh manusia-manusia surgawi! Tetapi mereka tidak sadar bahwa derajat mereka adalah di bawah orang-orang jahil! Ummat ini sekarang berada dalam zaman KEJAHILAN, manusia tidak memandang Al-Quran lagi. Mereka menolak AL Quran! Maka tahap pemahaman manusia yang seperti ini berada di bawah tahap pemahaman binatang!

Ya karena manusia menolak Al-Qur'an, sebagai sumber dari segala ilmu dalam zaman ini, Dan mereka memakai dan mengambil pemahaman mereka dari sumber yang kotor. Maka ilmu manusia zaman ini sangat kotor dan menyesatkan manusia. Wahai Ulama, mengapa kalian para ulama tidak menerangkan semua ini kepada murid kalian? Mengapa para Doktor Syariat tidak membangkitkan pengikut mereka. Kami memerlukan orang yang dapat membangunkan Ummat ini. Kami berharap agar Allah Yang Maha Esa akan mengirimkan sebenar-benarnya ulama', bukan ulama'-ulama palsu. Ulama'-ulama palsu hanya pandai berkata-kata, dari buku-buku yang mereka karang sendiri, dari pemahaman dari ego mereka mereka yang kotor. Ilmu mereka tidak muncul dari dalam hati mereka dengan bimbingan Ilhiah. Hati adalah pusat yang mengandungi cahaya Ilahi, cahaya itu menunjukkan kepada manusia apakah yang hitam dan apa yang putih apa yang Haqq dan apa yang Batil, apa yang benar dan apa yang salah. Maka jangan mengklaim dirimu adalah orang yang pandai dan berilmu.

Seorang Alim dari warisatul Anbiya, Mawlana Jallaudin Rumi berkata dalam kitabnya, "Fihi ma fihi", segala yang kamu cari, berada di dalam Al-Quran, seluruh kemusykilan kamu akan terjawab, tiada yang ketinggalan dalam kitab suci Qur'an, ia adalah lautan yang mencukupi untuk kamu, ia adalah kurnia Ilahi kepada manusia. Maka para Ulama' haruslahi berpegang kepada Al-Quran. Rasulullah (saw) adalah Guru bagi seluruh makhluk, termasuk makhluk surgawi. Hanya Baginda Nabi saw yang dapat memetik haqiqat-hakikat yang sesuai untuk mu, sehingga kamu akhirnya dapat mencapai kemuliaan yang sangat tinggi sekali.

Sebahagian manusia mempunyai sifat-sifat manusia, dan sebahagian lagi mempunyai sifat-sifat kebinatangan maka berhenti dari mengikut sifat2 binatang. Hadirlah dalam pengajian ini, dengarkanlah nasihat2 yang di berikan dan amalkan apa yang Allah swt telah kurniakan kepada mu agar kamu benar-benar menjadi manusia. Dengar dan belajar dan keluarkan dan bersihkan diri dari berperangai seperti binatang, cobalah dan berusaha sekuat tenaga untuk meningkatkan diri agar menjadi manusia yang sebenarnya.

Ya Allah, ampunilah kami, demi kemulian Nabi Muhammad (saw), kirimkan lah kepada kami pemimpin yang akan membawa kefahaman kepada dunia Islam dan juga kepada orang-orang kafir juga, karena hal ini adalah sesuatu yang amat bermanfaat bagi dunia ini. Kami berada dalam zaman yang kacau balau, kerana manusia tidak mahu meninggalkan sifat2 dan tingkah laku kebinatangan mereka, mereka menghancurkan dan membinasakan segalanya, mereka tidak mau membersihkan sifat2 kebinatangan dari diri mereka, untuk menjadi manusia sebenarnya. Mereka yang membuat kehancuran di atas muka bumi ini, maka mereka akan di lenyapkan oleh Allah swt. Semoga Allah melindungi kami.

Fatihah.

Wa min Allah at Tawfiq.

UA-984942-2