Available in: Bahasa   English   Go to media page

Shuhba Malam Nishfu Sya`baan 1443

Dr. Nour Kabbani

Zawiyah Fenton, Michigan

17 Maret 2022

Kita akan melakukan Khatm dan Dzikir, dan kita akan melakukan ziarah, dan insya Allah beberapa qasidah akan dibacakan setelah itu, kemudian sahur (tertawa). Nanti malam juga akan ada Shalat al-Khayr. Ini adalah shalat nafil, jadi kalian dapat melakukannya sendiri-sendiri. Jika kalian ingin melakukannya bersama jemaah juga diperbolehkan, tidak masalah, tetapi saya pikir kita tidak akan bisa melakukannya di sini, tetapi kita akan melakukan shalat 2 rakaat bersama-sama, kemudian kita akan melanjutkannya di rumah sebanyak yang kalian bisa. Itu bukanlah suatu kewajiban, itu adalah nafil, sukarela, artinya kita melakukannya dengan cinta. Kalian melakukan sesuatu dengan cinta. Jangan melakukan sesuatu karena kalian terpaksa melakukannya. Itu tidak akan diterima.

Allah (swt) bukanlah monster yang memaksa kalian melakukan sesuatu, Dia ingin kalian melakukannya dengan cinta. Jadi insyaAllah kita akan melakukan 2 rakaat bersama-sama, kemudian kalian dapat melanjutkannya sebanyak yang kalian mampu, tetapi berusahalah untuk melakukan shalat malam ini.

Ada sebuah kisah mengenai seorang wanita. Ia adalah seorang wanita yang baik. Ketika matahari terbit, ia akan berkata pada dirinya sendiri, “Hadzal yawm, yawmul mawtii,” “Hari ini adalah hari kematianku.” Jadi ia menghabiskan waktunya dengan beribadah hingga malam hari. Ketika malam tiba, ia berkata, “Hadza layl, laylu mawtii,” “Malam ini adalah malam kematianku.” Jadi ia akan beribadah kepada Tuhannya, Allah (swt) hingga subuh. Ia terus melakukan hal ini sampai akhirnya ia meninggal dunia. Yang ia inginkan hanyalah bertemu Tuhannya dalam keadaan terbaik.

Saya juga mendengar sebuah kisah di mana ada seorang pria yang selalu beribadah setiap malam dan selalu khatam (Qur’an) sekali setiap malam. Dikatakan bahwa ada beberapa `abid yang melakukan khatam lebih dari sekali setiap malamnya. Dikatakan bahwa Hazrat Usman (ra) senantiasa melakukan khatm dalam satu malam, dari awal hingga akhir. Jadi pria ini juga melakukan sekali khatam dan beribadah setiap malamnya.

Orang-orang mendatanginya dan mengatakan, “Jangan terlalu memforsir dirimu.” Ia membalas, “Berapakah umur dari dunia ini?” Mereka mengatakan, “Menurut tradisi kami, dunia ini berumur 7.000 tahun!” Ia bertanya lagi, “Berapa lama Hari Kiamat itu?” Mereka menjawab, “خمسون ألف سنة, lima puluh ribu tahun.” Ia berkata, “Jika aku hidup selama umur dunia, 7.000 tahun, aku akan menghabiskan waktuku untuk beribadah, memohon kepada Tuhanku agar mengampuniku, daripada aku menghabiskan waktu 50.000 tahun di sisi lainnya untuk melakukan hal yang sama.”

Jadi pria dan wanita ini, yang mereka inginkan adalah beribadah kepada Tuhan mereka; untuk shalat kepada Tuhan mereka, untuk berdzikir kepada Tuhan mereka, mempunyai cinta terhadap Tuhan mereka. Itulah sebabnya tidak berat baginya untuk beribadah selama 1 jam. Kita beribadah 1 jam, 2 jam kemudian kita berhenti. Orang ini beribadah sepanjang hayat mereka.

Saya membaca sebuah hadits yang juga diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, bahwa jika manusia shalat kepada Tuhannya dan memohon Surga 3 kali; Surga sendiri akan berdoa, “Allahumma adkhilhim jannah” Yaa Allah, masukkanlah ia ke dalam Surga.” Dan jika seorang hamba berdoa, “Yaa Rabbii, lindungilah kami dari Neraka.” tiga kali, Neraka itu akan berdoa, “Allahumma ajjirhu minannaar,” “Yaa Rabbii, lindungilah ia dariku.”

Jadi pada malam ini berdoalah, “Allahumma innii as’aluka, yaa Rabbii, aku memohon kepada-Mu, ridhaaka wal jannah, ridha-Mu kepadaku dan Surga. Allah Maha Mengetahui di Surga mana Dia akan menempatkan kalian. Ada Jannatu Dzat, ada Jannah yang bersama Allah (swt)–bukan bersama yang lain, mereka ingin makan dan minum, serta melakukan apa pun yang mereka inginkan, baiklah kalian bisa pergi ke sana, tentu saja itu ada di sana, tetapi ada juga jannah untuk orang-orang yang khusus, yakni jannah bersama Allah (swt). Jadi mintalah “Allaahumma innii as’aluka ridhaaka wal jannah” pada malam ini. Dan mintalah untuk saudara-saudara Mukmin kalian, karena kalian bukanlah seorang Mukmin jika kalian hanya berdoa untuk diri kalian sendiri.

La yu’minu ahadukum hatta yuhibbu li akhihi ma yuhibbu li nafsih, tidak sempurna imam seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala yang ia cintai untuk dirinya sendiri (HR Bukhari dan Muslim).

Jadi ketika kalian memohon ridha Allah (swt) dan Jannah, mintalah juga untuk saudara-saudara Mukmin kalian dan ketika kalian memohon agar dilindungi dari Neraka, dari azab dan jahannam, mintalah juga untuk saudara-saudara Mukmin kalian. Dan Allah (swt) menerimanya. Dia hanya ingin agar kalian mengakui bahwa Jannah itu Haqq, Naar itu Haqq, qiyamah itu Haqq, Allah itu Haqq, Muhammad itu Haqq, semua yang harus kalian yakini, apa yang harus kalian lakukan adalah menyatakan bahwa semua itu adalah Haqq (benar!) Itu saja. Setelah kalian menyatakan bahwa itu benar, Allah (swt) akan mengampuni kalian dan memasukkan kalian ke Surga. Insya Allah kita akan berada di sana.

Sayyidina Abayazid al-Bisthami (q) mengatakan bahwa ada hamba-hamba ketika mereka dimasukkan ke dalam Surga, mereka berlari darinya seolah-olah mereka lari dari Jahannam. Mengapa? Karena di dalam hatinya hanya ada cinta kepada Allah (swt). Tidak ada kecenderungan untuk yang lain, jadi mereka tidak menginginkan Jannah. Di dalam hatinya tidak menginginkan Jannah, hatinya hanya menginginkan Allah, jadi ketika ia diberikan sesuatu yang tidak diinginkannya, mereka akan lari darinya.

Dari maqam tersebut, Sayyidina Abayazid al-Bisthami (q) mengatakan, “Hatiku menghilang dariku selama 80 tahun! Aku berusaha untuk mengambilnya, tetapi ada seruan untukku, “Apakah engkau menginginkan yang lain selain daripada Kami?” “Hatiku telah hilang.” Hilang di mana? Hilang dalam cinta kepada Allah (swt). Hatiku telah hilang selama 80 tahun, lalu aku berusaha untuk mengambilnya, tetapi ada hatif, ada suara dari langit yang mengatakan, “Apakah engkau meminta yang lain selain dari Kami?”

Jadi pada malam ini, paling tidak beradalah di maqam tersebut. Jangan meminta selain Allah (swt). Mintalah ridha Allah (swt), karena pada malam ini bala akan dituliskan, nikmat akan dituliskan, dan qadha akan dituliskan. Jadi ketika bala akan datang–insyaAllah akan menyingkirkannya, tetapi ketika bala itu datang, kalian harus bersabar. Ketika nikmat itu datang kalian harus bersyukur. Ketika qadha itu datang, ketika takdir itu datang, kalian harus ridha. Jadi, sabar, syukur dan ridha.

Seorang Mukmin ketika takdirnya dibentangkan di hadapannya, ia akan bersabar untuk bala, kesuilitan dan ia akan bersyukur untuk nikmat dan ia ridha terhadap qadha dari Allah (swt). Jika kalian menerimanya kalian akan diberikan maqam ash-shiddiq. Jadi jika kalian ingin mendapatkan maqam ash-shiddiq, yakni yang percaya bahwa Allah adalah ahkamul haakimiin ( أحكم الحاكمين), sebaik-baik pemberi ketetapan hukum, arhamur raahimiin (ارحم رحيمين), jadi jika kalian percaya bahwa Dia adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang, dari semua yang Dia kirim karena rahmat-Nya; Dia akan menuliskan kalian sebagai ash-shiddiq. Jadi mintalah ridha dan Jannah.

Yang terakhir, seorang pria miskin mendatangi Rasulullah (saw). Ia berkata, “Yaa Sayyidi, aku hanya berpuasa di bulan Ramadhan dan shalat lima waktu. Aku tidak mampu berzakat, dan aku tidak mampu untuk pergi haji, aku tidak mempunyai uang. Jika aku hanya mempunyai shalat dan puasa, di manakah aku pada Hari Kiamat?” Rasulullah (saw) tertawa, kemudian beliau bersabda, “Jika engkau menjaga pandanganmu dari dua perkara, menjaga hatimu dari dua perkara, dan menjaga lisanmu dari dua perkara, engkau akan bersamaku di Surga.”

Itulah sebabnya kita menginginkan Surga. Bukannya untuk para bidadari di sana (tertawa), karena orang-orang di belakang sana mengatakan, “Ahh, ia menginginkan Surga untuk ini, untuk itu…” Tidak! Tidak! Kita menginginkan Surga untuk bersama Rasulullah (saw).

Jika kalian dapat menjaga pandangan kalian, pertama dari hal-hal yang diharamkan, dan jangan memandang rendah orang lain. Jika kalian dapat melakukan keduanya, berarti kalian telah melakukan bagian pertamanya.

Kemudian hati kalian. Kalian harus menjaganya dari hasad. Jangan iri terhadap orang lain, jika mereka kaya, atau jika mereka padai, atau jika mereka Syuyukh, atau mereka presiden, jangan mempunyai hasad di dalam hati kalian. Yang kedua adalah jangan mempunyai ghil (غل), yakni kebencian dengan niat untuk menyakiti. Itu adalah yang terburuk. Kalian harus melindungi hati kalian darinya. Rasulullah (saw) bersabda, “Kalian harus melindungi hati kalian dari kedua hal ini, yakni hasad dan ghil.” Jika kalian telah melakukannya, maka tinggal satu lagi yang tersisa: lisan kalian.

Jangan melakukan ghibah dan berbohong. Beliau (saw) bersabda, “Jika engkau menjaga pandanganmu dari hal-hal yang diharamkan dan tidak memandang rendah orang lain; jika engkau menjaga hatimu dari iri dengki dan benci kepada orang lain; dan jika engkau menjaga lisanmu dari ghibah dan berbohong, maka engkau akan bersamaku di Surga.” Jadi berusahalah untuk menjaga keenam hal ini. Insya Allah, Allah akan menjadikan kita sebagai tetangga Rasulullah (saw) di Surga, berada dekat dengannya, karena siapa pun yang dekat dengannya maka di sana ada haqqul jaar (حق الجار), hak-hak sebagai tetangga.

Rasulullah (saw) adalah orang yang akan memberikan hak-hak sebagai tetangga. Bukan hanya tetangga pertamanya, tetapi semua tetangganya. Jadi, jika kalian tetangganya, beliau akan memberi kalian dari apa yang datang kepadanya. Itulah yang kita inginkan. Yang datang kepada beliau adalah sesuatu yang murni.

Jadi beribadahkan sebanyak-banyaknya semampu kalian malam ini. La yukallifullahu nafsan Illa wus’aha, Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Jangan sampai kalian mencapai titik di mana kalian mulai membenci apa yang kalian lakukan. Lakukanlah dengan cinta. Apa pun yang kalian capai, itu sudah cukup. Mintalah ridha kepada Allah (swt) dan Jannah. Ridha bahwa Dia senang dengan kalian, dan Jannah bahwa kalian akan bersama Rasulullah (saw). Aamiin yaa Rabbi.

Nas’aluka ridhaaka wal jannah wa nauudzu bika min sakhathika wan naar yaa rabbal aalamiin, bi hurmatil habiib (saw),

Yaa Rabbii kami memohon kepada-Mu agar Engkau menyingkirkan segala bala dan bencana yang telah dituliskan untuk tahun ini.

Yaa Rabbi, dan juga kematian yang akan datang, yaa Rabbii, kami memohon agar Engkau memanjangkan umur kami untuk mencapai ash-shaahibu ‘z-zamaan.

Yaa Rabbi, kami memohon rezeki yang melimpah di tahun yang baru yang akan datang ini untuk kami, untuk anak-anak kami, untuk orang-orang yang kami cintai yaa Rabbalaalamiin.

Jadikan kami sebagai orang-orang yang melakukan kebaikan yaa Rabbi, dan lindungilah kami dari keburukan dan kejahatan.

Yaa Rabbi, lindungilah kami, jadikanlah kami berada dalam Hifzh-Mu, khususnya di masa yang penuh kesulitan ini yaa Rabbal aalamiin.

Aamiin, aamiin, aamiin….

Bi hurmatil habiib (saw), bi hurmatil Fatihah.

http://sufilive.com/The-Dowry-of-Sayyidah-Fatimah-ra--6445.html

© Copyright 2022 by Sufilive. All rights reserved. This transcript is protected

by international copyright law. Please attribute Sufilive when sharing it. JazakAllahu khayr.

UA-984942-2