Available in: English   Bahasa   Farsi   French   Go to media page

Pemberian Ijazah kepada Syekh Nour Kabbani sebagai Representatif

Shaykh Hisham Kabbani

20 April 2019 Fenton Zawiya, Michigan

Shuhbah Zhuhur

[Murid-murid menyambut Mawlana dan memanjatkan puji-pujian untuk Sayyidina Muhammad (saw).]

Alhamdulillahi Rabbi ‘l-`Aalamiin wa al-`aqibatu li 'l-muttaqiin wa laa `udwaana illa `ala azh-zhaalimiin. Alhamdulillahi katsiiratin milla ‘s-samaawaati wa 'l-ardhi wa na`uudzu billahi min syuruuri anfusina wa min sayyiaati `amaalina man yahdillah fa laa mudilla lahu wa man yudlill fa laa haadiya lah.

Ketika kami masih muda, mereka sering mengatakan kepada kami, “Jika engkau melihat syekh, kejarlah ia.” Bukannya Syekh yang mengejar kalian, tetapi kalianlah yang harus mengejarnya, dan alhamdulillah kalian semua di sini berlari mengejar Syekh.

Ketika Grandsyekh (q) masih hidup, dan kami mendengar bahwa beliau akan pergi ke Jabal Qasiyoun, kami berada di rumahnya yang terletak di atas bukit, dan perjalanan ke atas bukit itu cukup panjang, sekitar 2 km. Dan kami berlari menuju Grandsyekh (q) untuk mendapat berkah beliau, karena berkah itu dibawa oleh para Awliyaullah. Beliau adalah Syekh pada masa itu. Berkah yang kalian terima bukanlah karena kalian melakukan ini atau itu, kalian menghitung-hitung, tetapi tidak! Berkah itu dibawa oleh para malaikat. Orang yang mempunyai lebih banyak keberkahan [suara tidak terdengar].

Beliau berlari menyambut kami dan kami berlari mengejar beliau dari atas bukit ke bawah dan ketika beliau melihat kami, beliau sangat gembira dan berkata, “Murid-muridku mendapatkan berkah yang diberikan oleh Nabi (saw) kepadaku.”

Kita-kita dimaklumi sekarang, karena kita berada di masa yang berbeda, kita berada di abad yang berbeda, tetapi sepatutnya kita berdiri ketika Syekh datang. Kita segera memberi salam dan kita harus menjaga adab ini, dan ada banyak teladan lagi bagaimana para Awliyaullah mencintai Syuyukh mereka, dan betapa banyak perbedaan dalam hal pemahaman.

Alhamdulillah, Allah (swt) mengirim kami ke sebuah tempat, bagaikan sedang melakukan khalwat. Hal itu untuk mengajari kita betapa berharganya seorang Syekh. Syekh tidak mendapat keuntungan apa pun dari kita, kecuali menunjukkan cinta dari murid kepada para syuyukh, dan dengan beginilah murid dan syekh akan terhubung. Jadi, berusahalah untuk meraih manfaat dari masa-masa yang singkat ini, berusahalah untuk berkumpul bersama sedapat mungkin. Allah akan mengangkat kalian. Apakah artinya “mengangkat kalian”? “Mengangkat kalian” artinya membawa kalian di atas sayap-sayap para malaikat. Kalian tidak bisa mendapatkannya di dunia, sebagian besar Mereka memberikannya kepada kalian di Akhirat.

Grandsyekh, semoga Allah memberkahi ruhnya--mengatakan, “Murid-muridku akan masuk Surga.” [Subhanallah]. Dan tidak ada yang mengucapkan subhanallah kecuali seorang. Pada kenyataannya, murid-murid bertengkar satu sama lain mengenai siapa yang akan duduk di kursi itu, berapa lama syekh telah pergi. Ya, itulah yang terjadi. Bukannya mengatakan, “Aku adalah dombanya syekh, aku mengorbankan diriku untuk syekhku.” Di mana hal itu? Adab itu akan membawa kalian dengan malaikat ke sebuah tempat yang tidak pernah kalian bayangkan di dunia! Kalian akan berlari ke sana, seperti bayi yang berlari mengejar ibu dan ayahnya.

Tetapi kita tidak melihat hal itu; yang kita lihat hanyalah orang-orang yang berbicara di belakang Syekh tanpa adab. Mestinya adab harus dijaga, tetapi tidak. Dan adab yang paling penting adalah selalu menjadi yang terbaik terhadap syekh. Tetapi astaghfirullah, hampir semua, bukannya melakukan hal itu, kita malah melihat mereka saling bertengkar satu sama lain.

Orang yang mempunyai adab yang komplet mungkin mempunyai suatu kesempatan untuk bersama dengan Syekh, bersama yang lainnya yang telah dijanjikan untuk bersama dengan Syekh di dunia. Mereka harus bersikap sopan dan menjaga kesuciannya itu agar dapat diangkat. Jagalah cinta kalian terhadap Syekh kalian, dan jangan khawatir, tetapi cinta dengan iman adalah cinta dikali cinta, menjadi cinta kuadrat!

[seorang murid bersorak, “Kami mencintaimu Mawlana!”]

Saya harus menariknya dari satu lidah, siapa orang itu?

[Kami mencintaimu Sayyidii!]

Kami juga mencintai kalian.

[Murid-murid bernyanyi, “We love you, we love you, we love you so much, we love you, what else can we say? Shaykh Hisham!”]

[Adab] itu adalah kuncinya, tetapi kunci saja masih belum cukup, (agar lengkap) ia harus mempunyai sisi lainnya. Jika kalian tidak mendapat sisi lain dari kunci itu, mungkin ada khatar, bahaya di sana, dan kita tidak ingin masuk ke dalam kategori itu, karena itu adalah `adzaab, kategori hukuman, yaitu menjadi terputus, dijauhkan dari Syekh.

Saat terbaik bagi seorang murid adalah ketika Syekhnya memanggilnya, “Datanglah yaa waladii, wahai putraku.” Beliau tidak mengatakan, “Datanglah wahai musuhku!” Sebagian orang berkata, “Tetapi aku bukanlah musuh Syekh.” Malah lebih buruk daripada musuh, jadi jagalah hati kalian. Bagaimanapun juga kita harus menjaga cinta dan hormat kita kepada Awliyaullah.

[Syekh Hisyam...Zindabaad!]

Itu, kita tidak memerlukannya, as-samaawaati fi ‘l-aradhiin yanshiduunahaa….

Dr. Nour: Langit dan Bumi bernyanyi, “Syekh Hisyam zindabaad!”

[Allahu Akbar! Haqq!]

Mawlana Syekh Nazim (q) mengatakan kepada saya ketika saya melihatnya di kamarnya dengan wujud Grandsyekh, “Yaa waladii, aku mengangkatmu dan aku mengajarimu apa yang Grandsyekh berikan kepadaku. Aku telah melengkapimu dengan apa yang kau perlukan untuk tarekat dan kehidupan ini, kau jalankan apa yang telah kuberikan dan engkau akan bersama dengan Awliyaullah,” dan dari Awliyaullah, sulit untuk dijelaskan. “Aku telah memenuhui misiku terhadap Grandsyekh`AbdAllah al-Fa’iz ad-Daghestani (q). Sekarang aku akan membuka dadamu dan membusanaimu sebagaimana mereka membusanaiku, disatukan (dengan berkah mereka), tetapi bila engkau melakukan suatu kesalahan, engkau akan ditanya dua kali.”

Marilah kita jujur dan mengatakan bahwa kita telah melakukan kesalahan, dan kita tidak ingin mengulangi kesalahan itu, dan kita ucapkan, “Astaghfirullah.” [Astaghfirullah!]

Huwa ‘l-Llaahu 'Lladzii laa ilaaha ila Huwa ‘l-Hayyu ‘l-Qayyuum.

Setiap orang di seluruh dunia telah diberi kekuatan dari ayah dan ibunya, dan kami telah memberi kekuatan kepada para ayah dan ibu untuk mengajari anak-anak mereka dan menunjukkan jalan kepada mereka ketika mereka tumbuh dewasa, dan kami telah banyak membantu mereka. Perintah Tarekat adalah sama: mereka mengangkat kita lebih tinggi dan tinggi lagi. Dan untuk itulah saya ingin mengatakan bahwa Grandsyekh, semoga Allah memberkahi ruhnya, melihat syekhnya dan saya berdiri di sana menunggu, dan beliau menunjukkan suatu karamah kepada kami dengan mengatakan, “Engkau akan memiliki seorang putra di antara para Awliya, dan aku ingin engkau memanggilnya ‘Nour Mohammad’.

Ia tahu banyak melalui ajaran-ajaran fisik, itulah sebabnya mereka memerintahkannya untuk menempuh studi kedokteran, agar ia lebih banyak mengetahui tentang tubuh, mina 'l-hadhratayn, dari kedua sisi: fisik dan rohaniah.

Grandsyekh (q) mengatakan, “Ketika engkau mempunyai anak itu, panggilah ia dengan nama ‘Muhammad,’ dan ia mewarisi dariku.” Jadi saya melakukannya. Waktu demi waktu berlalu, dan saatnya tiba ketika kita harus mengumumkan apa yang telah dikatakan oleh Syekh saya, Syekh Nazim, qaddasAllahu sirrah,

[Mawlana memandang pada Dr. Nour Kabbani.] Seperti yang diperintahkan melalui Syekhmu, dengan apa pun yang Grandsyekh `AbdAllah ad-Daghestani telah membusanai Mawlana Syekh Nazim; Syekh Nazim membusanaimu dengan apa yang beliau sandangkan kepada ayahmu dalam penampilannya.

Tarekat bukanlah mendengar dari satu orang kepada orang lainnya tanpa menyerap apa yang kalian katakan. Alhasil Mawlana menunjukkan kepada saya bahwa beliau akan menjadikan cucunya, yaitu Syekh Nour, menjadi salah satu dari 313 Awliya. [Takbir! Allaahu Akbar!]

Para malaikat bergembira dengan apa yang terjadi di sini pada hari ini! Beliau berkata, “Khalifahku adalah putramu.” Itu tidak diturunkan dari ayah kepada putranya. Saya sangat keras kepadanya, tetapi ia telah mencapai apa yang diinginkan oleh para Awliya baginya, ia mampu melakukannya. Saya tidak melihat seorang syekh, kecuali syekh dengan level yang tinggi, yang senantiasa menjaga wazhifa hariannya. Apa pun yang ia terima untuk dibaca, ia bukan hanya membacanya, tetapi juga menambahkannya di atasnya Shalaat an-Najaat, seluruh shalawat, Shalat at-Tasaabiih, dan ia senantiasa berdiri sebelum Subuh hingga Isyraaq. Itu akan membawanya ke level-level yang tinggi. Sayyidina asy-Syaykh tahu di mana beliau memberikan kekuatannya. Tak seorang pun telah mencapai level itu dalam situasi tersebut.

Orang-orang akan bicara, tetapi jangan dengarkan jika mereka mengatakan ini itu, jangan pedulikan hal itu. Arahkan fokus dan harapan kalian kepada Awliyaullah, jangan dengarkan ocehan orang-orang. Jadi sebagai khalifah Mawlana Syekh, di masa ini, di daerah ini, ia telah dibusanai, dan ia melakukan apa yang perlu dilakukannya, dan itu artinya doanya diterima dan penerimaan doanya telah diterima! [Allahu Akbar!]

Siapa pun yang mempunyai sesuatu yang salah dengan Syekh Nour, datanglah padanya dan ia akan memecahkan masalahnya. Tidak perlu berdebat, mengatakan bahwa ia adalah ini [Mawlana menyebutkan nama-nama.] Ini adalah para khulafah Sayyidina al-Mahdi dan khulafah dari Grandsyekh, dan merekalah yang telah menjadikannya sebagai Awliya, bukannya karena ia banyak melakukan shalat, tetapi karena hal itu telah dituliskan untuknya di Loh Mahfuz. [Allaahu Akbar!] Mereka tidak ingin membukakan rahasia lebih banyak lagi, meskipun ada begitu banyak hal mengenainya, tetapi lebih baik mendengar shuhbat darinya.

Jadi (Syekh Nour) adalah salah satu dari Awliya yang mampu mengekstrak rahasia dari Silsilah Keemasan Tarekat Naqsybandi, bukan melalui pekerjaannya, melainkan dengan membawanya. Jadi, marilah kita fokus dengan apa yang baik dan apa yang buruk. Apa yang baik, Grandsyekh mengatakan bahwa dalam hidup kalian, jika kalian mempunyai masalah, kalian mempunyai satu hal yang dapat membereskan kekacauan bagi kalian, yaitu situasi yang memberi kekuatan hingga Akhirat. Jadi kalian semua perlu untuk mencapai kehidupan di Akhirat ini, dan semoga Allah (swt) menerima bay’at kita, dan menerima kita di hadirat Nabi (saw).

Kita memohon akhir yang baik dan memohon agar dapat berjumpa dengan Nabi (saw) insyaa-Allah, dan kita memohon kebahagiaan bagi semua karena kita tersambung kepadanya. Sekarang kita akan memperbarui bay’at kita, dan kami katakan bahwa ini bukan dari saya, tetapi ini dari Allah `Azza wa Jall, jadi siapa yang menginginkan berkahnya, buatlah sedemikian rupa untuk Mawlana Syekh Nazim dan Grandsyekh.

Wa min Allahi 't-tawfiiq, bi hurmati 'l-Fatihah.

Khulafah tidaklah mudah, itu merupakan tugas yang sangat berat, dan ia akan berada di jalan itu, insyaa-Allah. Saya akan menyerahkannya kepada Dr. Nour, yang akan memikul tanggung jawab di depan Sayyidina al-Mahdi (as) insyaa'Allah. Kita akan memberi dukungan rohaniah dan kita berharap untuk menjadi seorang hamba.

Bi hurmati ‘l-habiib bi hurmati ‘l-Fatihah.

[Terima kasih Mawlana.]

Sekarang, kita tidak tertawa di sini. Ini adalah apa yang diperintahkan oleh Awliya, apa yang terjadi adalah dari Mawlana Syekh Nazim: untuk mendukung kerja Sayyidina Mahdi (as). Kadang-kadang orang melakukan kesalahan, tetapi jika kesalahan mereka adalah untuk dunia, mereka akan kalah, tetapi jika untuk Akhirat, mereka akan berhasil. Jadi, apakah kalian untuk dunia atau Akhirat? [Akhirat.] Mari kita angkat tangan kita.

[Baya`.]

https://sufilive.com/Authorising-Shaykh-Nour-Kabbani-As-Representative-6819.html

© Copyright 2019 by Sufilive. All rights reserved. This transcript is protected

by international copyright law. Please attribute Sufilive when sharing it. JazakAllahu khayr.

UA-984942-2