Available in: English   Bahasa   Go to media page

Cukup ya Cukup, Bagian 3:

Dengar dan Nilailah Sendiri

Betapa Mawlana Syekh Sangat Sabar

Mawlana Syekh Hisyam Kabbani

24 Februari 2012 Zawiya Fenton, Michigan

Khotbah Jumat

Wahai Mukmin dari Timur ke Barat, yang mendengar khotbah ini! Saya berkata kepada kalian bahwa Hari Kiamat semakin dekat, sebagaima Allah (swt) berfirman di dalam kitab suci al-Qur’an:

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ

Iqtarabat as-sa`at w'ansyaq al-qamar.

Telah dekat saat itu dan bulan telah terbelah (menjadi dua) (al-Qomar, 54:1).

Dan, sebagaimana Nabi (s) bersabda,

لا تقوم الساعة حتى تقتتل فئتان عظيمتان تكون بينهما مقتلة عظيمة دعواهما واحدة

Laa taquumu as-sa`atu hatta taqtatila fi’ataani `azhiimatani. Yakuunu baynahuma maqtalatun `azhiimatan da`waahuma waahidah.

Hari Kiamat tidak akan terjadi hingga dua kelompok besar berperang, di antara keduanya terjadi peperangan yang sangat besar padahal seruan (dakwah) mereka adalah satu. (Sahih Bukhari).

Wahai orang yang beriman! Wahai orang yang mencintai Allah (swt) dan Nabi-Nya, Sayyidina Muhammad (s)! Setelah saya kembali dari mengunjungi Sultan al-Awliya, Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani (q) di Siprus, yang juga merupakan ayah mertua saya, dan setelah melihat apa yang terjadi di sana, saya memutuskan untuk menyampaikan beberapa hal di dalam khotbah Jumat ini, pada tanggal 24 Februari, untuk memastikan bahwa orang-orang mengerti bahwa hal itu tidak seperti gambaran yang mereka lihat.

Hollywood sangat pintar membuat hitam terlihat putih dan putih terlihat hitam, karena ia telah belajar dari Iblis. Orang yang membuat putih terlihat hitam dan hitam terlihat putih mewarisi beberapa karakter Iblis, karena mereka tidak ingin melihat kebenaran, mereka hanya ingin melihat apa yang bermanfaat bagi mereka dan keuntungan apa yang dapat mereka peroleh.

Bagi orang-orang yang berada di sekitar ayah mertua saya, Sultan al-Awliya, atau bagi mereka yang datang dan mengelus-elus, membelai, menyanjung dan mencium ‘titik’, ‘titik’, ‘titik’ mereka untuk mendapatkan keuntungan, Mawlana memberi nasihat pada hari Rabu, 22 Februari setelah saya meninggalkan Siprus. Banyak dari nasihat Mawlana yang harus diikuti oleh orang-orang, tetapi tidak ada yang mengikutinya, seolah-olah beliau tidak mengatakan sesuatu yang terkait dengan mereka. Thariqah mengatakan, al-`amru fawq al-adab, “Mendengarkan perintah Syekh adalah lebih penting daripada menghormati atau menunjukkan adab,” karena menunjukkan adab atau disiplin adalah mudah. Misalnya, mereka bisa duduk di sofa sepanjang hari dan membaca, dan ada banyak sofa di sana; namun demikian, mereka tidak melaksanakan perintah syekh kecuali yang menyenangkan mereka saja, barulah mereka mau mengejarnya! Iblis berpikir bahwa Maqam al-Mahmoud adalah untuknya dan ia bersujud di segala tempat di surga, tetapi ketika ia melihat cahaya Sayyidina Muhammad (s) memasuki kening Adam (a) dan Allah (swt) memerintahkan para malaikat bersujud kepadanya, Iblis menolak karena perintah itu tidak masuk akal baginya. Lihatlah! Bagaimana ia berani mengatakan, “Aku menginginkan Maqaam al-Mahmoud!”

Ada berapa banyak Iblis di sekitar awliyaullah, karena itu adalah ujian bagi mereka! Iblis-Iblis yang berada di sekitar Sultan al-Awliya ini berani mengatakan, “Kami ingin berada di sana, dan meskipun Syekh mengatakan agar kami pergi, kami ingin tetap berada di sana, agar kami mendapatkan keuntungan.” Ini adalah arogansi dan kesombongan dari diri kalian yang tidak berusaha untuk melaksanakan perintah Syekh! Kalian tidak melakukan yang terbaik terhadap apa yang diminta olehnya! Dan Syekh Muhammad, dengan segala hormat, engkau adalah orang yang harus melakukan perintah Mawlana untuk menentang orang-orang yang berusaha berada di sekitar Syekh tanpa izin. Engkau harus mengemban tanggung jawab itu sebagaimana yang diminta beliau, engkau tidak bisa meninggalkannya seperti itu.

Lihatlah hadis Nabi (s) ini. Ini adalah Syari’ah; ini bukanlah sesuatu yang saya buat-buat:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:- (توشك أن تداعى عليكم الأمم كما تداعى الآكلة إلى قصعتها) .

قيل (أومن قلة نحن يومئذ؟) قال (بل انتم كثير ولكن كغثاء السيل ويوشك الله أن ينزعن المهابة من صدور أعداءكم وان يقذف في قلوبكم الوهن قيل وما الوهن يا رسول الله؟ قال (حب الدنيا وكراهية الموت).

Tsauban (r) berkata bahwa Nabi (s) bersabda:

Yuushak al-umam al-tatada` `alaykum kamaa tatada` al-akalat ilaa qas`atihaa qiil amin qillatin nahnu yawmaidzin. Qaala bal antum yawmaidzin katsiir wa laakin ka ghutsa as-sayl, wa yuusyik Allahu an yanzi `ani ’l-mahabati min sudhuuri `adaa’ikum wa an yaqdhifanna fii quluubikum al-wahan qiila wa maa al-wahan yaa rasuulullah? Qaala hubb ad-dunya wa karaahiyat al-mawt.

Umat Islam akan diserang dan direndahkan oleh musuh-musuh mereka. Ketika para Sahabat bertanya apakah hal itu karena jumlah Muslim sedikit, beliau berkata bahwa jumlah Muslim banyak, tetapi lemah karena mereka cinta dunia dan takut mati. (Ahmad)

Nabi (s) bersabda bahwa akan datang suatu masa di mana bangsa-bangsa akan datang menentang kalian, wahai Muslim dan Mukmin, seperti orang-orang yang memperebutkan makanan di dalam satu piring dengan tangan-tangan mereka; mereka berusaha mengambil makanan dengan tangan-tangan mereka tanpa adab. Bangsa-bangsa seperti ini sekarang, berusaha untuk meraih apa yang mereka dapatkan tanpa malu-malu.

Dikatakan bahwa:

الساكت عن الحق شيطان أخرس

as-saakitu `an al-haqq syaythaanun akhras.

Orang yang berdiam diri di hadapan kebenaran adalah setan yang tuli.

Jangan diam saja, katakan dan ungkapkanlah hal itu! Sebutkan namanya, karena Mawlana secara spesifik menyebutkan namanya, katakan: “Orang itu tidak boleh berada di lantai atas; umumkan, agar semua orang mengetahuinya!” Jadi Nabi (s) bersabda, fa qaala qaa’ilun, “Salah seorang dari mereka” adalah orang yang selalu membawa nampan berisi makanan, karena mereka ingin berada di meja makan Mawlana Syekh, khususnya mereka yang berpikir bahwa mereka lebih tinggi daripada keluarga Mawlana dan para pendukungnya. Jangan berambisi untuk memakan bangkai karena kalian akan merasa jijik!

وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ

Wa laa tajasassuu wa laa yaghtab b`adakum b`adhan ayyuhibbu ahadukum an yaakulu lahma aakhiihi maytan fa-karihtumuuh.

Janganlah mencari-cari keburukan orang lain dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentulah kamu akan merasa jijik kepadanya. (al-Hujurat, 49:12)

Dapatkah kalian memakan daging mentah dari saudara kalian yang sudah mati tanpa merasa jijik? Bagaimana rasa daging saudara kalian yang kalian gunjingkan dan kalian mengarang cerita bohong mengenainya? Saya tidak ingin menyebutkan nama, tetapi kalian tahu siapa yang membuat cerita palsu untuk memanipulasi berbagai hal di kalangan murid-murid dan untuk membuat fitnah. Kami tidak membuat fitnah, kami bicara secara langsung, bukannya bercerita dari satu orang kepada orang lainnya dengan bergunjing. Tidak, kami terbuka kepada seluruh dunia. Jika kalian mempunyai jawaban, maka datanglah dan berikan jawabannya.

Melanjutkan dengan hadis itu, para Sahabat berkata, “Wahai Nabi Muhammad (s)! Apakah jumlah kami sedikit sehingga bangsa-bangsa ini dan abaalisa,setan-setan ini akan mendatangi kita?” Nabi (s) berkata, “Tidak, Iblis bahkan dapat bermain dengan jutaan.” Sekarang, kita melihat murid Mawlana Syekh Nazim (q) di seluruh dunia berjumlah jutaan! Hitung, berapa banyak Iblis yang berada di sekitar awliyaullah berusaha untuk menipu mereka. Allah (swt) mengangkat Sultan al-Awliya Mawlana Syekh Nazim di dalam khalwatnya, dan beliau menanggung beban dari para pengikutnya yang berjumlah jutaan. Nabi (s) bersabda, ghutsaan ka ghutsa as-sayl, “Kalian akan berjumlah banyak,” seperti ketika ada bedungan yang jebol dan terjadi banjir atau tsunami. Wa liyanza ‘nnal-Llaahu min sudhuuri `aduwwikum al-mahaabat, tetapi karena kalian tidak berada di jalan Islam yang benar, kalian menggungjing, dan menipu satu sama lain, maka Allah (swt) akan mengambil rasa takut terhadap kalian dari hati musuh-musuh kalian sehingga mereka mengganggap kalian begitu lemah. Kalian akan berjumlah sangat banyak, tetapi bagi mereka kalian bukan apa-apa!

Tidak seperti di zaman Sayyidina Sulayman (a) ketika, meskipun mereka banyak, hanya satu semut sanggup memberi peringatan pada semut-semut lainnya sehingga mereka bisa pergi sebelum tentara (Sayyidina Sulayman (a)) dapat membunuh mereka dengan kuda-kudanya. Mengenai hal ini, Allah (swt) berfirman di dalam Kitab Suci al-Qur’an:

قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

Qaalat namlatun yaa ayyuha 'n-namlu 'dkhuluu masaakinakum laa yahtimannakum Sulaymaanu wa junuuduhuu wa hum la yasy`uruun.

Salah satu semut berkata, "Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulayman dan tentaranya sedangkan mereka tidak menyadari. (an-Naml, 27:18)

Seekor semut mampu melakukan hal ini karena mereka bersatu, tetapi sekarang tidak ada persatuan. Kalian yang berpikir bahwa kalian menolong dan melayani Syekh, kalian berdua telah diminta untuk pergi; minggu lalu wanita itu telah diminta untuk pergi dan dua hari yang lalu suaminya diminta untuk pergi. Iblis juga diminta untuk meninggalkan Surga ketika ia tidak bersujud kepada Sayyidina Adam (a), tetapi kemudian ia kembali lagi sebagai seekor ular untuk menipu Adam (a). Jadi, kalian diminta untuk pergi dan jika kalian adalah murid yang baik, maka pergilah! Terima kasih atas bantuan kalian, tetapi kami tidak memerlukan kalian lagi. Kerusakan yang kalian perbuat lebih besar daripada yang lainnya. Ini bukanlah masalah pribadi dan kami tidak pula berusaha untuk membuat orang menjadi bermusuhan dengan orang lain.

Sebagaimana Nabi (s) bersada di dalam hadis:

من رأى منكم منكرا فليغيره بيده ، فإن لم يستطع فبلسانه ، فإن لم يستطع فبقلبه ، وذلك أضعف الإيمان

Man raa'a minkum munkarana fal-yughayirahu bi yaddih, fa in lam yastathi` fa bi-lisaanihi, fa in lam yastathi` fa bi-qalbihi wa dzalika adh`af al-imaan.

Barang siapa di antara kalian yang melihat sesuatu yang salah, ia harus memperbaikinya dengan menggunakan tangannya, dan jika ia tidak mampu, ia harus berusaha mengubahnya dengan lidahnya, dan jika ia masih tidak sanggup, maka dengan kalbunya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.

Kita adalah orang yang cinta damai. Mawlana Syekh berkata, “Jika kalian mempunyai masalah, jangan pergi ke jalan-jalan melakukan demonstrasi, namun pergilah ke masjid!” Dan kita telah mendatangi masaajid Allah (swt), dan berkata, “Yaa Rabbii! Kedua orang zalim itu telah menzalimi seluruh komunitas, dan tidak ada orang yang menyukai mereka!” Jika kalian mempunyai mata, lihatlah di internet, kalian akan melihat ribuan dan ribuan keluhan mengenai diri kalian! Dari mana-mana petisi mengalir menentang kalian! Kalian harus meminta maaf kepada semua orang yang telah kalian usir, kalian pukul, dan kalian kejar! Kalian tidak punya pikiran, menuduh orang yang tidak bersalah dan membawanya ke polisi untuk dipukuli! Bagaimana kalian akan menghadap Allah (swt) di Yawmul Hisab nanti? Kalian mengetahui diri kalian sendiri, kalian berdua!

Saya menyesal untuk mengatakan bahwa orang-orang yang dekat dengan Mawlana, khususnya keluarga beliau telah mengizinkan ular-ular ini untuk datang kembali. Apapun alasannya, kalian tidak berhak untuk melangkahi keputusan pertama dari Mawlana!

Mawlana Syekh selalu mengatakan, “Lakukanlah dengan keputusan pertama, jangan melakukan dengan keputusan kedua, karena itu adalah untuk ego. Yang pertama berasal dari kalbu Nabi (s) yang dikirimkan kepadaku, tetapi jika kalian terus menggangguku untuk mengubah keputusanku, aku akan mengubahnya, tetapi itu akan menjadi tanggung jawabmu.”

Jadi para Sahabat bertanya, “Apakah hal itu karena kita akan berjumlah sedikit pada saat itu?” Nabi (s) bersabda, “Tidak, kalian akan berjumlah banyak, tetapi musuh kalian tidak takut kepada kalian.” Wa an yaqdhifanna fii quluubikum al-wahn, “Dan pada saat itu Allah (swt) akan melempar ke dalam kalbu kalian al-wahn.” Mereka bertanya, “Apakah al-wahn, yaa Rasuulullah?” Beliau berkata, “Kecintaan terhadap dunya!”

Kalian tidak akan memberikan hidup kalian kepada Mawlana Syekh! Kalian mengejar cinta dunia, berusaha untuk memperlihatkan bahwa kalian adalah sesuatu, dan tidak ada orang yang dapat keluar-masuk tanpa seizin kalian, serta tidak ada orang yang bisa masuk tanpa memberi suap! Itu menjadi bisnis, “Jika engkau membelikan kami sebuah komputer, sebuah kamera, sebuah helikopter, sebuah generator, maka kau boleh masuk.” Itulah yang terjadi.

Wahai Muslim! Sekarang saya menyampaikan kepada kalian dan kalian mengetahui diri kalian sendiri. Pada hari Rabu sore, Mawlana Syekh Nazim, semoga Allah memanjangkan umurnya, memanggil putra beliau, Haji Muhammad, dan berkata langsung di depan mukanya, "Wahai anakku, Muhammad! Apakah engkau mengikuti dan menerima Syari`ah?”

Ia berkata, “Tentu saja!"

"Apakah engkau menerima apapun yang aku katakan dari Syari`ah kepadamu?"

Ia berkata, “Tentu saja!"

Saya tidak berada di sana, tetapi saya tahu, dan itu akan segera dipublikasikan, insyaa-Allah. Pantaulah terus, karena video dan audionya akan dipublikasikan. Siapa yang tidak dapat menerima Syar`atullah? Kalian harus menerima apa yang Allah (swt) katakan di dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan Hadis Suci. Dapatkah seseorang mengatakan, “Tidak” terhadapnya? Tidak ada! Kemudian Mawlana mengatakan, “Karena engkau menerima Syar`ah, apa yang dilakukan oleh pria ini di antara wanita-wanita? Ini adalah ruang keluargaku dan kamar tidurku. Apa yang dilakukan oleh orang ini di sini, tanpa meminta izin, keluar-masuk?”

Benar atau tidak apa yang saya katakan, Haji Muhammad? Tanggung jawabmu bukan untuk mengatakannya secara umum, seperti yang kau lakukan pada salat Jumat hari ini, dengan mengatakan bahwa Mawlana Syekh berkata, “Aku tidak ingin pria dan wanita bercampur, pria harus berada di satu sisi dan wanita di sisi lainnya.” Aturan itu memang sudah diterapkan di sana selama ini, tetapi beliau secara khusus mengatakan,“Aku tidak ingin orang itu berada di lantai atas di antara para wanita! Dia bukan keluargaku! Aku ingin hanya kedua putriku, cucu-cucuku, dan menantuku,” artinya, mahram, yaitu keluarga dekat, saudara-saudari dan cucu. Apakah beliau mengatakan hal ini atau tidak? Jika ya, maka engkau harus mengatakan bahwa engkau menyesal karena tidak mengatakannya kepada publik. Itu adalah tugasmu untuk melaksanakan perintah Mawlana di depan publik, untuk mengatakan bahwa Mawlana mengatakan, “Aku tidak ingin si Anu berada di lantai atas; ia harus turun ke area untuk pria di lantai bawah!” Dan setiap orang tahu, siapa yang dimaksud si Anu tersebut, yang selama ini mengizinkan orang-orang untuk naik-turun. Sampai sekarang, saya dengar bahwa ia memintamu untuk membawanya ke atas bersamamu dan engkau mengizinkannya!

Saya akan membacakan kepadamu ayat 53 dari Surat al-Ahzab dari kitab suci al-Qur’an, yang saya yakin engkau tahu. Tetapi sebelumnya saya akan mengatakan bahwa awliyaullah adalah para pewaris nabi-nabi. Ini adalah Syari`ah! Bahkan jika seseorang bukan seorang wali, engkau tidak boleh menyatukan pria dan wanita dan mempersilakan orang untuk masuk. Bahkan Allah melarang anak-anak memasuki kamar ibunya di malam hari dan di pagi hari karena mereka akan memakai busana yang berbeda untuk suami mereka dan kalian tidak mempertimbangkan hal ini. Mawlana Syekh tidak hanya berkata agar para pria dipisahkan dari wanita dan tidak bicara satu sama lain; mereka bisa pergi ke jalan-jalan dan bicara satu sama lain, karena mereka melakukannya bukan hanya di Amerika, tetapi juga di Hijaz. Mereka datang dari banyak pintu dan mereka saling bertemu di jalan, dan berbicara satu sama lain. Tetapi Mawlana ingin (sebagaiman yang beliau katakan dalam bahasa Turki) haremlik selamlik, “Ada area khusus yang hanya diperuntukkan untuk keluarganya saja.”

Jadi Allah (swt) berfirman di dalam kitab suci al-Qur’an:

A`uudzu billahi min asy-Syaythaani ‘r-rajim. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَن يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَى طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنكُمْ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِن وَرَاء حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَن تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَن تَنكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِن بَعْدِهِ أَبَدًا إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ عِندَ اللَّهِ عَظِيمًا

Yaa ayyuha ’Lladziina aamanuu laa tadkhuluu buyuut an-nabiyyi illa an yu’dzana lakum ilaa tha`amin ghayra nazhiriina inaahu wa laakin idza du`iitum fadkhuluu fa’idzaa tha`imtum fantasyiruu wa laa mustaanisiina li-hadiitsin inna dzaalikum kaana yu’dzi ‘n-nabiyya fa-yastahiyy minkum wa Allahu laa yastahiy min al-haqqi wa idzaa sa’altumuuhunna mata`an fas’aluuhunna min waraai hijaabin dzalikum ath-haru li-quluubikum wa quluubihinna wa maa kaana lakum an tu’duu rasuulallahi wa laa an tankihuu azwaajahu min ba`dihi abadan inna dzalikum kaana `indallahi `azhiiman.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu memasak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir/tirai. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. (Surat al-Ahzab, 33:53)

Dia berfirman, “Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi.” Titik, selesai! “Jangan memasuki rumah-rumah Nabi,” atau ruangan lainnya, “kecuali jika kamu diizinkan/diundang untuk makan, dengan tidak menunggu-nunggu waktu memasak/mempersiapkan (makanannya).” Itu artinya, kalian datang ketika makanannya sudah siap, lalu duduk dan makan. Kalian tidak masuk satu jam sebelumnya untuk bercakap-cakap; itu bukanlah (jalan kita di dalam) Islam. Mereka masuk dan tidak meletakkan makanan, tetapi mereka malah mengobrol, seperti halnya di restoran, di mana mereka memberi kalian hidangan pembuka untuk mengobrol. Orang-orang ini yang saya sebutkan, hidangan pembuka mereka adalah bergunjing! Saya tidak menyebutkan nama; itu bisa saja saya atau seseorang. Walaakin idzaa du`iitum fadkhuluu, “Tetapi bila kalian diundang, maka masuklah.”

Saya bertanya kepadamu di internet, wahai orang yang dikatakan oleh Mawlana agar tidak naik ke lantai atas, apakah engkau diundang atau engkau masuk sendiri tanpa izin? Mengapa engkau tidak tinggal di area untuk pria? Hak apa yang kau miliki untuk naik ke lantai atas? Dan ruang tengah yang dibuat khusus untuk Mawlana, mengapa kau membawa orang asing ke atas untuk bekerja dengan komputer mereka? Kau bahkan tidak menyisakan suatu ruangan untuk Sultan al-Awliya! Apakah engkau tidak malu kepada dirimu sendiri? Sultan al-Awliya bahkan tidak memiliki ruangan untuk duduk, tetapi beliau tetap rendah hati dan tidak mempermasalahkannya, meskipun ruangan itu dibuat khusus bagi Mawlana untuk bertemu dengan tamu-tamunya.

Walaakin idzaa du`iitum fadkhuluu, “Tetapi bila kamu diundang, maka masuklah.” Kalian tidak bisa masuk tanpa izin, yang artinya, putra beliau, cucu atau menantu beliau harus datang dengan perintah dari Syekh dan mengundang kalian untuk datang dan makan. Fa’idzaa ta`imtum fantasyiruu, “Dan ketika kamu telah selesai makan, maka keluarlah tanpa asyik memperpanjang percakapan.” Saya bertanya di internet, setelah mereka makan, apakah mereka pergi atau tetap tinggal di sana, mengobrol dan berbicara tentang bisnis? Dan apakah mereka melakukan hal ini di meja Syekh? Dan Syekh terus menanggung hal itu dan seberapa besar beliau menanggungnya? Nabi (s) bersabda, “Aku adalah yang paling banyak menerima siksaan dan direndahkan olah saudaraku dan sukuku.” Jangan berpikir bahwa Mawlana Syekh tidak direndahkan oleh para pengikutnya!

Saya akan mengingatkanmu, Haji Muhammad, atas apa yang disebutkan oleh Mawlana Syekh kepadamu dalam rekaman dua hari yang lalu, bahwa beliau menanggung banyak dari orang ini dan beliau tidak dapat menanggung lebih banyak lagi. Beliau berkata, “Biarkan orang ini pergi, itu sudah cukup! Ia memberikan sebagian dari hidupnya, terima kasih banyak, tetapi aku tidak sanggup menanggungnya lebih banyak lagi, jadi biarkan ia pergi.” Jika kau mengatakan saya salah, video (untuk memverifikasi ini) akan segara dipublikasikan.

Allah (swt) berfirman, fa’idzaa ta`imtum fantasyiruu wa laa mustanisiina li-hadiitsin, “Pergilah dan jangan merasa akrab dengan mengobrol.” Dengarkan baik-baik sekarang! Inna dzaalikum kaana yu’dzi ‘n-nabiy, “Perilaku itu mengganggu Nabi (s) karena beliau malu untuk mengusir kamu.” Saya membacakan (terjemahan Bahasa) Inggris untuk memberikan terjemahan yang baik. Perbuatan (para Sahabat) tadi selalu menyakiti Nabi (s), beliau (s) melihat orang asing duduk di mejanya, makan dengan istri dan anak-anaknya, sehingga Allah (swt) menurunkan ayat itu untuk melarang perbuatan mereka. Dan dua hari yang lalu Mawlana Syekh memberi keputusan itu: jika engkau diundang, makan dan pergilah; tidak perlu untuk tinggal, tidak perlu bagimu dan istrimu untuk membantu!

Allah (swt) tidak merasa malu (menerangkan) kebenaran! Wa idzaa sa’altumuuhunna mata`an fas’aluuhunna min waraai hijaabin, “Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tirai.” Dengar baik-baik! Wahai engkau yang berpikir bahwa engkau begitu dekat dengan Syekh, pergi ke lantai atas dan mengirimkan email ke seluruh dunia berusaha untuk menunjukkan bahwa engkau dekat dengan beliau dan keluarganya! Allah mengatakan kepadamu bahwa engkau tidak bisa berbicara dengan putri syekh atau istrinya, semoga Allah memberkati Hajah Anna di makamnya.

Apa yang dapat saya katakan? Jika saya mengatakan sesuatu orang-orang akan menjadikannya sebagai lelucon. Saya tidak dapat mengatakan apa-apa, tetapi saya menyaksikannya sendiri, bahwa ia berusaha untuk memeluk beberapa wanita untuk memperlihatkan bahwa ia sangat akrab. Mawlana sangat muak dengan hal itu! Allah berfirman, “Jika kamu ingin meminta sesuatu, maka mintalah dari balik tirai; cara yang seperti itu lebih suci bagi kalbu kamu dan kalbu mereka.” Wamaa kaana lakum an tu’dzaa rasuulallah, “Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah!” Kamu telah menyakiti hati Nabi (s) ketika kamu menyakiti awliyaullah dengan tidak mengikuti Syari`ah! Dan dalam lanjutan ayat tersebut, Dia berfirman, “Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.”

Seorang wanita, saya tidak akan menyebutkan namanya, menikah dengan salah satu putra Mawlana. Ia berkata kepada pasangan suami istri (yang diperintahkan untuk pergi oleh Mawlana), “Dahulu di London, ketika Mawlana banyak membawa masuk orang-orang ke dalam Islam, ada satu keluarga yang membantu beliau, tetapi ada hegemoni karena pasangan keluarga itu memaksakan segala sesuatu kepada orang-orang, sehingga orang tidak suka kepada mereka. Ketika mereka meninggal dunia, pasangan keluarga lainnya datang membantu, tetapi orang-orang juga tidak menyukainya karena mereka melarang orang untuk datang dan pergi, dan mereka juga memaksakan pendapat mereka. Tetapi bagi kalian berdua, orang-orang tidak hanya tidak mencintai kalian, tetapi mereka membenci kalian!”

Allah (swt) dan Rasul-Nya (s) membenci karakter seperti itu, sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab suci al-Qur’an. Jadi terima kasih atas apa yang telah kalian lakukan, tesekkur ederim, dan sekarang tinggalkanlah kami sendiri.

Seperti yang kalian ketahui bahwa tarantula mempunyai banyak kaki. Saya berharap mereka bukan tarantula, tetapi tampaknya mereka seperti itu dengan banyak racun di dalam hati mereka, dan siapapun yang mendukung mereka, mereka pun seperti itu. Kami terbuka untuk menjawab semua pertanyaan kalian. Itu bukan salah kalian, itu adalah kesalahan dari orang yang membiarkan kalian di sana, itu adalah kesalahan dari mereka yang “mengganggu” di telinga. Semoga Allah (swt) mengampuni kalian dan mengampuni kami. Kami masih mengatakan bahwa kalian adalah saudara dan saudari kami di dalam Islam. Semoga Allah mendukung kalian dan mendukung kami. Tetapi pergilah, negeri kalian ada di sana, kampung halaman kalian adalah di sana. Ada ratusan orang yang memberikan bantuan kepada Mawlana Syekh, dan beliau tidak memerlukan pertolongan kalian.

Beliau berkata kepadamu, si istri, dan berkata kepada Haji Bahauddin di depan saya, “Apakah wanita ini mempunyai hak untuk berada di sini?”

Haji Bahauddin berkata, “Tidak.”

Beliau berkata, “Jadi, biarkanlah ia pergi dan tesekkur ederim untuk bantuannya.”

Tetapi kemudian siapa yang membisikkan ke dalam telinga Mawlana untuk membawanya kembali beberapa waktu kemudian? Lupakanlah, perhatian kita yang utama adalah kesehatan Mawlana dan semoga Allah memberinya syifa`ah. Tetapi Yaumul Hisab akan datang dan apa yang ada di antara kita akan terlihat.

Sebelum saya masuk ke dalam khotbah kedua, saya ingin mengatakan, “Wahai saudaraku, Syekh Adnan! Dengan segala hormat, dan engkau tahu betapa dekatnya kita satu sama lain, orang-orang ini tidak bernilai untuk kau lindungi. Mereka bahkan mengatakan kepadamu untuk keluar dari kamar Mawlana! Apakah engkau lupa? Dan kau mengatakan kepada saya, “Mereka mengusir kita,” dan engkau menjadi kesal. Apakah engkau ingat? Apakah hal ini terjadi atau tidak? Bersikaplah adil, karena kita semua tahu bahwa engkau adalah seorang wali. ... Jika engkau ingin melindungi mereka agar mereka pergi, kami akan melakukannya dan menolongmu, tetapi jika melindungi mereka agar tetap tinggal, itu tidak perlu. Saya memohon padamu untuk tidak melakukannya karena mereka akan mengambil dukungan darimu. Semoga Allah mengampuni kita.

(Doa Khotbah)

Sebelum saya akhiri, saya ingin berterima kasih kepada Syekh Bahauddin karena telah berdiri teguh menegakkan yang haqq, dan saya meminta Haji Muhammad untuk bersikap serupa, berdiri dengan teguh pada yang haqq dan untuk semua keluarga agar bersatu, sebagaimana mereka telah bersatu. Seperti halnya kita tidak menginginkan ada serangga kecil dan hitam yang masuk dan merusak makanan kita, kita juga tidak menginginkan dua orang ini ada di sana, yang selalu memberikan kesulitn bagi keluarga. Semoga Allah (swt) mengampuni kita semua.

(Doa).

http://sufilive.com/_Listen_and_Judge_for_Yourself_How_Much_Patience_Mawlana_Shaykh_Has_-4152.html

© Copyright 2012 Sufilive. This transcript is protected by international copyright law.

Please attribute Sufilive when sharing it. JazakAllahu khayr.

UA-984942-2