Sultanul Awliya
Mawlana Shaykh Nazim Adil Al-Haqqani
Friday, Jun 25, 2009 Lefke CY
[Syekh Hisyam: (membaca dari chat) Kadang-kadang mereka melewatkan awrad karena terlalu sibuk dengan dunya, apa yang harus mereka lakukan?]
Saya tidak mengurusi hal itu sekarang, biarkan saja. Saya tidak duduk di sini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Jika ia mempunyai syekh, atau naib ash-syekh, ia boleh bertanya. Saya tidak ingin disibukkan dengan pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Saya duduk di sini untuk seluruh dunia, bukan untuk apa yang murid lakukan, tidak, tidak. Saya tidak suka bila seseorang menanyakan hal semacam itu. Ada Syaikhuna, [menunjukkan pada Syekh Hisyam] ia dapat menjawab pertanyaan semacam itu, dan kami hanya bisa mengatakan, pertama kami mengatakan, as-salaam `alaykum, saudara-saudari kami dalam Islam, atau melalui keluarga manusia. Saudara, saudari. Kami hanya bicara untuk seluruh bangsa dari Timur ke Barat, dari Utara ke Selatan. Jadi jangan menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan diri kalian sendiri, tetapi untuk seluruh bangsa, kalian boleh bertanya. Saya tidak suka, “Apa yang saya lakukan untuk zikir saya? Bagaimana jalan untuk kemajuan tarekat saya?” Ini tidak penting. Itu adalah sesuatu yang membuat setan ke dalam petemuan seperti itu, bukan untuk semua orang. Saya menyesal dan saya marah. Mohon jangan ada yang bertanya tentang hal-hal yang hanya berhubungan dengan dirinya, atau keluarganya, jangan. Dan kami mengucapkan as-salaamu `alaykum. Seluruh bangsa, mereka adalah anggota dari umat manusia yang lemah, semoga Allah mengampuni kita [amin].
Kedamaian bagai kalian. Saya meminta dari syekh saya atau dari pembimbing saya atau dari guru saya, meminta darinya, agar beliau mendukung saya, secara spiritual. Beliau mendukung. Dan saya memohon dengan rendah hati dari pembimbing saya, bahwa saya percaya bahwa seluruh nabi, mereka adalah para pembimbing, dan seluruh manusia mengikuti para anbiya, mereka adalah pembimbing umat manusia dan setiap orang harus memohon seorang pembimbing..
Dan saya mendengar dari pembimbing saya, apa yang beliau sampaikan ke dalam hati saya, hati spiritual. Saya tidak bermaksud mengatakan ketika saya mengatakan hati saya, itu berarti segumpal daging…bukan. Setiap makhluk mereka mempunyai jantung dalam pengertian secara fisik.
Kita adalah orang-orang yang percaya pada kitab suci, Syekh Hisyam Effendi. Bahwa kita telah diciptakan oleh Tuhan Surgawi. Tubuh fisik kita yang telah disebutkan dalam seluruh kitab suci, sebagaimana Allah melalui Diri-Nya, Diri-Nya sendiri, bahkan dikatakan “Dengan Tangan-Nya” tetapi itu hanya agar dapat dimengerti karena tanpa tangan yang melakukan sesuatu, kita tidak dapat membayangkannya.
Oleh sebab itu Tuhan Surgawi, [mendemonstrasikan dengan tangannya], ingin agar manusia mengerti karena orang bisa bertanya, mereka bertanya, “Siapa yang menciptakan manusia pertama?” Telah disebutkan dalam kitab suci bahwa manusia pertama adalah Adam (a), kedamaian baginya, dan bagi seluruh nabi dan nabi yang paling terpuji, Sayyidina Muhammad (s), tidak berlebihan agar orang berdiri untuk memuliakannya. Sebagian orang bisa keberatan dengan hal itu, “Untuk apa Syekh berdiri? Demi nama Nabi Penutup (s)?” “Ya”
Manusia, jika mereka mengenal manusia, menurut pengetahuan mereka, mereka mengetahuinya. Tetapi untuk banyak hal yang mereka tidak ketahui mereka adalah orang-orang yang lalai. Ya, boleh mengeluh. Mereka mengeluh karena mereka tidak mengetahui untuk apa mereka berdiri.
Saya menanyakan sebuah pertanyaan yang sangat mengejutkan kepada orang-orang yang mengatakan, “Mengapa Syekh berdiri ketika nama Nabi Penutup (s) disebutkan?” Ya, kita adalah Muslim. Dan pengetahuan kita dari kitab suci dan dari orang-orang suci, pengetahuan kita bukanlah produksi dari … kita, atau melalui inspirasi kita (mencari kata-kata yang tepat)… bukan inspirasi… pengetahuan kita bukanlah sammarat at-tafakkur, [itu bukanlah buah dari suatu pemikiran, tafakur] ya, itu bukanlah buah dari suatu pemikiran.
Dua jenis ilmu pengetahuan di dalam setiap agama, tetapi khususnya di dalam Islam. Yang pertama adalah `aqlii, naqlii, naqlii adalah yang berasal dari Nabi, atau dari para anbiya, yang sampai kepada kita melalui para pewaris Nabi. Dan tsani, dan yang kedua, pengetahuan, itu adalah sammara, buah dari pikiran, pengetahuan yang datang melalui atau sesuai dengan kapasitas pemahaman kita dan sesuai dengan logis kita [logika] [logika, Sayyidi] Logika.
Dua jenis ilmu pengetahuan di dalam Islam: naqli, berasal dari Nabi (s) atau dari para anbiya yang sampai kepada kita melalui jalur pewarisan secara spiritual. Dan yang kedua, ilmu sebagai buah dari berpikir, yang muncul sesuai dengan kapasitas dan pemahaman, dan sesuai dengan logika kita.
Dan Islam datang sebagai sebuah pesan surgawi dari Surga dan kalian harus percaya dengannya tanpa bertanya, “Mengapa?” atau “Tidak”! Kalian tidak bisa bertanya terhadap sebuah wahyu Ilahi, kalian tidak bisa bertanya, “mengapa?” atau “untuk apa?” kalian tidak dapat melakukan suatu keputusan terhadap wahyu Ilahi. Kalian tidak dapat menggunakan pikiran kalian atau logika kalian karena kalian memiliki logika (yang) merupakan miniatur timbangan (mizan), dan kalian mengajukan beberapa pertanyaan untuk dipertimbangkan dalam miniatur timbangan yang kecil itu. Itu mustahil. Misalnya, kalian dapat menimbang seluruh dunia ini dalam sebuah timbangan? Bagaimana? Mustahil! Oleh sebab itu, kalian dilarang untuk menggunakan logika kalian untuk menimbang kabar yang berasal dari Surga sebagai wahyu dari Tuhan Surgawi kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih! Itulah masalah terbesar!
Orang-orang di masa kita bertanya sesuatu yang tidak ada kemungkinannya. Mereka menanyakan hal-hal yang mustahil, membuka hal-hal yang mustahil dari pemahaman mereka! Itu adalah tidak mungkin. Manusia diciptakan untuk dapat percaya! Percaya sesuatu dengan mengetahui sesuatu adalah hal yang berbeda, karena jika kalian berusaha untuk mengetahui sesuatu, kalian tidak dapat mengetahuinya semau kalian. Kalian dapat mengatakan amantu billah, aku percaya, dan itu adalah jalan yang salah. Seluruh bangsa bertanya, “Mengapa ini, mengapa itu?” Seluruh negeri, itu benar-benar `ajiib, sangat aneh, tidak dapat diterima!
Untuk percaya, kalian tidak boleh menggunakan logika kalian! Kalian harus berkata, “Ya, ini berasal dari Surga. Aku percaya karena dengan… kalian dapat mengerti. Oleh sebab itu Allah (swt), jalla jallahu, Dia menggunakan jalur wahyu, sebuah metode agar orang dapat memikirkannya, sehingga dapat memberikan suatu pemahaman walaupun hanya sekecil mikroba, kecil sekali, atau mungkin hanya sebesar atom! Oleh sebab itu, orang-orang bertanya, “Dari mana kami berasal?” karena mereka tidak mengetahui tentang Surga.
(Allah) berfiman, “Aku menciptakan Langit dan Bumi dan Aku menciptakan ayah pertama kalian, Aku menciptakan agar orang memahami.” Dia (Allah) mengatakan, “Dengan Tangan-Ku.” Kita tidak dapat membayangkan bahwa kita dapat melakukan sesuatu, oleh sebab itu kita tidak tahu Langit turun ke level pemahaman manusia dan mengatakan, “Aku menciptakan Adam dengan Tangan-Ku” dan kemudian mereka berkata, “Ya, ya itu benar.” Kalian harus percaya! Kalian dapat bertanya, “Allah (swt) mempunyai tangan?” “Jika kita katakan, “Tidak ada tangan”, mereka berkata, “Kami punya, dan dengan tangan kami, setiap orang…” mereka tidak dapat membayangkannya. Itu artinya mereka tidak mengetahui Surga. Ya! Dia (Allah) mempunyai tangan. Oleh sebab itu ketika orang yang bodoh keberatan dengan Nabi Penutup (s) dan mengatakan, “yadullahi maghluula” Mereka mengatakan, “Tangan kami terbuka tetapi Tangan Tuhan kalian terikat,” itu adalah level pemahaman mereka, tidak lebih dari itu. Tetapi Tuhan Surgawi, Mahasuci bagi-Nya! Dia… sebuah tangan, sebagaimana yang kalian pikirkan, atau bayangkan, tidak! Itulah level mereka. Mereka mengatakan, “Allah (swt) mempunyai ini, ya, Tangan-Nya terikat dan tangan kami terbuka.”
Dia tidak memerlukan Tangan sebagaimana yang kalian pikirkan atau tasawwur, kalian bayangkan. Tidak. Itu adalah level mereka. Level pemahaman mereka. Mereka mengatakan, “Tangan Allah terikat tetapi tangan kami terbuka.” Dan Allah menolaknya “bal yadahu mabsuuthataan” bahwa tangan-Nya tersebar, ke mana-mana dan mencakup apa saja. Segala sesuatu mengambil bagiannya untuk menjadi eksis dari Tangan Tuhannya yang mencapai apa saja dan memberi mereka segala sesuatu yang mereka perlukan! Masya Allah! Quran yang suci! Subhanallah, Ma `adhamuu. Begitu besar, begitu mu`azzam, Allahu Akbar, kalimat Allah (swt), Kalam Ilahi, Gambaran Ilahiah, begitu luas Samudra-Nya, semoga Allah mengampuni kita!
Ya, kita datang untuk sesuatu yang kita katakan, bil inglize, [mengagungkan Nabi (s), Sayyidii] ta’aziim an-Nabi, mengagungkan Nabi (s), mengagungkan Khatamul Anbiya (s).
Kalian dapat bertanya, apakah menurut kalian kita memerlukan dokter dalam Islam? Kalian akan berpikir mengagungkan Allah adalah sesuatu yang dapat kalian raih, ihaata. Kalimat Allah, tak seorang pun dapat membatasi suatu pemahaman. Ya, Allah memuliakan Adam pertama kali. Untuk apa? Memuliakan Adam untuk anaknya yang paling mulia dan terpuji, Sayyidina Muhammad (s) [adzan berkumandang, Syekh berdiri] Allahu Akbar Allahu abkar, syahid al-haqq.
(berbicara sebentar dengan Syekh Hisyam dalam bahasa Arab) Wasalna ila hadarat an-nabi. Kam kalima ba`dayn?
(Doa)
Bismillah ar-Rahman ar-Rahim. Apa yang kalian perlukan adalah sebuah Samudra dan jangan pikir bahwa Penguasa Surga hanya memiliki satu Samudra. Tak terhingga! Oleh sebab itu kita datang dan berbicara tentang sesuatu yang begitu kecil, kecil sekali, juga dikirimkan hanya sebatas kapasitas manusia, sejauh mereka menggunakan logika mereka, tidak bisa diberikan lebih dari ini, dan ini adalah Samudra, walaupun kalian tidak dapat meletakkan kaki kalian di dalamnya, tidak dapat mendekatinya, tetapi dari jauh kalian dapat melihat dan Tuhan kita, Atribut Ilahiah-Nya, mereka bergetar ketika disebutkan Nama Suci-Nya, bahwa Allah SWT adalah (`Alaam al-ghuyyuub).
Yahtaz li `alaam al-ghuyuub – seluruh nabi, mereka bergetar ketika disebutkan Nama Suci-Nya, bahwa Allah (swt) adalah `Alaam al-ghuyuub. `Alaam al-ghuyuub. Saya bukan apa-apa, tetapi setiap saat, tetapi setiap kali saya melewati beberapa kalimat bahwa Allah (swt) adalah ‘Alaam al-ghuyuub, seluruh tubuh saya gemetar karena `azhamah, karena kebesaran-Nya bahwa yudhish al-`uquul, [membuat pikiran kita terpana, takjub] takjub, Subhanallah!
Oleh sebab itu, saya pikir bahwa sekali kita diberikan pada manusia dan kita dapat… ini adalah asosiasi yang sangat, sangat, sangat singkat, kita dapat melanjutkannya setelah minggu depan, bulan depan, tahun depan… tidak pernah selesai. Apakah kalian pikir bahwa seseorang dengan ember dapat membuat air laut mengering? Itu mungkin atau mustahil? Mustahil! Tetapi kita harus mengatakan apa yang mustahil, karena para ilmuwan di abad ke-21 atau para ulama berpikir bahwa sangat mudah untuk bicara mengenai Tuhan Penguasa Surga dan Sang Pencipta. Salah besar! Saya katakan bahwa mereka harus bisa mengambil ember dan menyelesaikan (mengosongkan) Samudra Pasifik! Pertama, ia harus mempunyai suatu jarak (yang pantas dipertimbangkan) bahwa ketika ia mengambil dari Samudra Pasifik dengan embernya dan meletakkan di sana (ia harus mempunyai tempat yang cukup luas untuk meletakkan air itu). Mungkin atau mustahil? Tetapi orang-orang berpikir, ketika saya berpikir, menanyakan pertanyaan bodoh semacam itu, tidak ada maknanya, dan dari pertanyaan mereka itu adalah tanda-tanda kebodohan mereka.
Tuhan Surgawi berfirman, “Mintalah agar tahu, karena tidak ada batas untuk pengetahuan bagimu!” Jika saya meninggalkan kalian di samudra yang terbatas, kalian dapat bertanya, “Apa yang ada di belakang Samudra yang terbatas itu?” dan sekarang samudra itu, kalian minta untuk mencapai titik itu.
Oleh sebab itu, Allah (swt) membuat mereka berpikir dan selalu… pemahaman mereka yang terbatas.
Qaalat namlatun [ayat tentang semut dan Raja Sulayman] Baru satu semut berbicara, kepada seluruh semut menurut pengetahuannya, ia bicara, dan seluruh semut dengan cepat pergi ke lubang mereka. (Semut itu menginstruksikan kepada mereka). “Selamatkan dirimu, Raja Sulayman dan tentaranya akan lewat dan bisa menghancurkan dirimu dan rumahmu, cepat pergi, selamatkan diri!”
Itulah kapasitas pengetahuan, itulah pemahaman, dan kita, apa yang kita katakan dan kita, apa yang kita katakan, pengetahuan dari, kalian tidak mengetahui tentang Surga. Jika kalian minta untuk mengetahui segala sesuatu. Pengetahuan-Nya adalah Samudra Pasifik, samudra terluas. Kalian senang untuk mengetahui segala sesuatu, ya—ambil! Ambillah ke dalam ember (dari Pengetahuan Ilahi)! Ambil! Selesai!
Pertama-tama kalian tidak dapat menemukan suatu jarak seperti Samudra Pasifik, itu adalah masa yang sangat besar. Lalu kalian ambil dari sini untuk diletakkan di sana. Satu samudra tidak ada batasnya. Karena itu adalah Samudra Pengetahuan Allah. Tetapi orang yang bodoh bertanya seolah-olah ia ada batasnya, tetapi ambillah lebih banyak! Ya, sesuai dengan kapasitas kalian! Lihatlah pada kalian sendiri di depan cermin, dan lihat apa yang kalian akui. Tetapi orang-orang sekarang mengikuti Setan dan Setan memberi mereka posisi semacam itu, dan kita adalah orang-orang seperti itu, dan kita harus melihat segalanya, bagaimana ia akan terjadi.
Itu adalah awal kebodohan di Bumi, karena mereka membuat orang keluar dari lingkaran disiplin (adab). Mereka meminta orang agar melewati batas mereka; itu bukan kapasitas mereka untuk melewati sebuah samudra! SubhanaAllah! Jadi ilmu yang berasal dari para nabi, itu bisa seperti atom, atau bisa seperti samudra, penuh ilmu.
Wahai manusia, tinggalkan kesombongan itu dan katakan, “Wahai Tuhan kami! Engkau adalah segalanya dan kami bukanlah apa-apa!”
Orang-orang telah kehilangan adab mereka yang baik, dan selalu meminta sesuatu yang bukan berasal dari adab yang baik. Ketahuilah batas kalian dan jagalah adab kalian! Semoga Allah mengampuni kita. As salamu alaykum.
[Syekh Hisyam: bahr sayyidii, samudra yang luas, Allah ziidak.]
Barakat Syekh Hisyam Efendi, lam yudhkar, na`m. Kini telah tiba waktunya untuk membuat beberapa metode untuk menundukkan kepala mereka. Sekarang kepala mereka seperti ini (tegak) dengan sombong. Kini telah datang generasi baru yang membuat generasi lama yang mengakui sesuatu yang bukan milik mereka, agar kepala mereka tertunduk. Wahai Tuhan kami, ampunilah kami! Wahai Tuhan kami berkatilah kami. Wahai Tuhan kami berikanlah kedamaian di dalam hati kami. Engkaulah Yang Mahaesa, Engkau azali, Pra-Abadi hingga Abadi. Terima kasih bi la haddin, [tanpa batas] kepada-Mu. Terima kasih yang tak terhingga kepada-Mu, wahai Tuhan kami. Ampunilah kami. Berkatilah kami, agar berada di jalan-Mu. Sebagaimana yang Engkau sampaikan kepada para pengikut-Mu yang suci, para kekasih-Mu, orang-orang yang terpilih, jalan orang-orang yang kau agungkan. Salaam alaykum. Fatiha.
[Syekh Hisyam: 50 menit.]
As-salamu alaykum. Fatiha.
Huuu, huuuu, huuu datang dari Samudra itu. Dan manusia begitu kecil, dalam batas-batas, datang dengan adab. Wahai manusia, jangan sombong! Wahai manusia, berusahalah untuk menjadi seorang hamba! Fatiha.
(Berdiskusi dengan Syekh Hisyam berapa orang yang logged on sufilive.com, dan menyebutkan negara-negara mereka) Algeria, Brunei, Iran, Mesir, Italia, Sri Lanka, Afrika Selatan, Pakistan, Mauritius, Uni Emirat Arab, Qatar, Jordan, Perancis, Bangladesh, Argentina, Australia, Lebanon, Indonesia, Belanda, Jerman, Singapura, Kanada, Inggris, Amerika Serikat.
(Syekh Hisyam menerangkan kepada Mawlana Syekh bagaimana orang-orang menyaksikan lewat komputer.)
Mawlana Syekh Nazim: “Subhanallah!”