Broadcast: 2 November 2010
Recorded:
16 March 1991 (Ramadan)
Peckham Mosque, London, UK
A`uudzu billahi min asy-Syaythani 'r-rajiim. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim. Asy-hadu 'ana Muhammadan 'abduhu wa Rasuuluh. Allahuma shalli wa salim wa barik 'ala Sayyidina Muhammadin wa `ala aalihi wa barik was sallam. Huuu. la ilaha illa-Llah. A`uudzu billahi min asy-Syaythani 'r-rajiim. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim. La hawla wa la quwatta illa billahi 'l-`Aliyyu 'l-`Azhiim.
Semoga Allah (swt) memberkati kalian dan memaafkan saya. Kita bersyukur kepada Allah (swt) sekali lagi bahwa Dia telah mengaruniai kita sekali lagi untuk sampai di bulan tersuci ini. Bulan Ramadan adalah "Bulan Rahmat". Marhaban ahlan wa sahlan ya syahr ar-rahmah! Salam dan selamat datang, wahai bulan yang penuh rahmat! Madad, yaa Sultan al-Anbiya. Kami berkumpul di sini demi kemuliaan Nabi yang paling dicintai Tuhan, Allah (swt), di mana Dia telah mengutus Sayyidina Muhammad (s) kepada hamba-hamba-Nya. Semoga Allah (swt) memberinya lebih banyak kehormatan di dunia dan akhirat. Beliau adalah yang paling terhormat, paling mulia di antara seluruh manusia. Beliau adalah yang paling dicintai, Sayyidina Muhammad (s)!
Kita harus melihat sepanjang bulan suci ini terhadap apa yang akan dianugerahi setiap hari kepada manusia, kepada saudara-saudara kita, mu'minaat sejati. Kita memerlukan ilmu. Kalian mempunyai sains, apa yang dipikirkan oleh manusia dalam kepalanya berasal dari lapangan sains. Sains tidak akan menjadi sebuah samudra, tetapi ilmu ilahiah adalah sebuah samudra! Kita dapat mengatakan "ilmu ilahiah", tetapi kita tidak mengatakan "sains ilahiah", karena sains tidak akan pernah menjadi ilahiah! Ilmu ilahiah membuka hikmah ilahiah.
Orang berpikir (menurut) sains, dan buah dari sains adalah teknologi. Oleh sebab itu mereka berada dalam depresi, satu demi satu mengalami depresi dan teknologi tidak dapat membawa orang keluar dari depresi. Tidak ada pengobatan bagi manusia melalui sains, bagi persoalan mereka, depresi, penderitaan, kesedihan, atau dari masalah-masalah mereka! Jawaban satu-satunya terhadap masalah mereka adalah melalui ilmu surgawi, orang bisa mengatasi penderitaan dan kesedihan manusia dengan ilmu surgawi dan tidak ada yang lain. Jangan dikira bahwa pil, tablet, atau alkohol dapat "menyembuhkan" orang, itu mustahil! Jangan berpikir bahwa obat dapat memberi orang rasa percaya diri, kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan. Tidak pernah!
Oleh karena itu, kita katakan sekarang, manusia memerlukan ilmu yang berasal dari langit melalui nabi-nabi, melalui orang yang tercerahkan. Ketika ilmu itu datang, mereka akan bercahaya dan tercerahkan. Kalian harus (mengecek?) apakah segala sesuatunya baik atau tidak. Ketika cahaya datang, orang-orang menjadi tercerahkan, bagaikan terkena sorotan cahaya dari lampu senter. Jika ilmu surgawi datang kepada seseorang, ilmu itu pasti menunjukkan dirinya melalui ruang. Jika kalian dapat melihat cahaya itu, kalian pasti mengerti bahwa ilmu surgawi mengalir melalui kalbu orang tersebut.
Kita memerlukan ilmu semacam itu, untuk menata kehidupan batin kita dan agar mampu memperbaiki hubungan kita dari bumi ke surga. Selama kita masih berada di bumi tanpa hubungan ke surga, kita seperti makhluk lainnya, tanpa nilai. Manusia mempunyai nilai selama ia dapat mencapai surga. Seluruh nabi berasal dari surga, tetapi mereka hidup di dunia untuk membuat hubungan kita ke surga menjadi mudah. Jika mereka tidak berasal dari surga, tak seorang pun dapat mencapai surga! Dan juga setelah nabi-nabi, pasti ada seseorang yang memiliki hubungan ke surga dan jika seseorang ingin mencapai surga, maka setiap orang mempunyai maqam surgawi. Sang Pencipta menganugerahkannya kepada setiap orang, pria dan wanita, maqam ilahiah di surga, dan semua surga berada di Hadirat Ilahi. Tuhan menciptakan manusia dan mengaruniai mereka dengan maqam surgawi di Hadirat Ilahi. Apa yang kita bicarakan adalah ilmu surgawi dari surga yang mencapai nabi-nabi dan ilmu tradisional yang berasal dari surga, apa yang kami katakan berasal dari samudra-samudra surgawi. Jangan coba-coba untuk mengujinya dengan metode sains; ia tidak akan memberikan bukti bagi ilmu. Sains berada di bumi sedangkan ilmu di surga. Sains menata hidup kalian di bumi, dan ilmu surgawi menata kehidupan surgawi kalian. Ilmu mengelilingi semua sains, yang hanya setetes saja dari samudra ilmu.
Oleh sebab itu, ketika seseorang memasuki Samudra-Samudra Ilmu, ia akan menemukan kepercayaan diri dan kegembiraan, tetapi sains membuat ia berada dalam jarak yang sangat pendek, ia membelenggu manusia! Kita memerlukan hubungan surgawi tersebut dan telah ditawari jalan untuk mencapai maqam-maqam surgawi kita, di mana nama-nama orang telah dituliskan dalam maqam-maqam khusus, privat dan bersifat individual bagi mereka. (Maqam) ini untuk orang ini, yang itu untuk orang itu. Di sana pria dan wanita adalah sama. Di sini, di bumi, mereka meminta persamaan antara pria dan wanita. Wanita ingin disamakan dengan pria di sini, dalam kehidupan ini, tetapi Sang Pencipta membuat perbedaan karakteristik bagi pria dan wanita. Jika seorang pria menggunakan karakteristiknya untuk menjadi wanita, maka ia akan menjadi makhluk yang lain. Jika seorang wanita menggunakan karakteristiknya untuk menjadi pria, maka ia akan menjadi makhluk yang aneh. Oleh sebab itu Allah (swt) menciptakan pria untuk menjadi pria dan wanita untuk menjadi wanita. Jika Allah ingin mereka menjadi sama, Dia hanya akan menciptakan pria saja atau wanita saja! Dia menciptakan pria dan wanita, dua jenis, dan masing-masing terpisah dalam penciptaannya. Tidak ada persamaan dalam penciptaan mereka, tetapi sebagai manusia, mereka semua adalah sama, mereka semua adalah hamba, dan penghambaan membuat mereka sama di Hadirat Ilahi.
Tetapi sekarang wanita meminta untuk menjadi jenis persamaan yang lain, di mana itu adalah bodoh, tidak berguna dan tidak bernilai. Persamaan mereka adalah dalam penghambaan mereka di Hadirat Ilahi! Allah (swt) meminta agar pria dan wanita menyempurnakan penghambaannya. Allah (swt) meminta seluruh umat manusia untuk menjadi hamba, dan penghambaan adalah persamaan yang benar bagi pria dan wanita. Mereka semua telah ditawari untuk menjadi hamba, dan tidak ada kemuliaan yang lebih tinggi daripada menjadi hamba dari Tuhan, Allah (swt). Tetapi kini wanita berpikir jika mereka mengerjakan pekerjaan pria, itu akan mendatangkan kehormatan bagi mereka. Mereka menjadi insinyur, tentara. Mereka pikir itu adalah kehormatan bagi mereka, karena pria melakukan segala pekerjaan ini dan mereka berkata, "Mengapa kami tidak bisa menjadi dokter atau insinyur? Kami harus menjadi itu." Itu adalah otak yang dangkal dan dengan pikiran yang pendek. Mereka tidak mengerti apa yang Allah (swt) berikan kepada umat manusia. Kehormatan tertinggi adalah menjadi hamba-Nya! Yang Mulia, Raja, sultan, kaisar, mereka semua bangga untuk diterima oleh Tuhan, Allah (swt) sebagai hamba-Nya.
Yang Mulia Ratu, di sini, di London, semoga Allah memberkatinya, bangga menjadi seorang hamba bagi Gereja Inggris. Beliau merujuk dirinya sendiri sebagai "hamba". Kaisar juga adalah hamba, dan di dalam Islam, mereka semua adalah hamba Tuhan, Allah (swt). Mereka tidak pernah tahu derajat yang lebih tinggi daripada hamba Tuhan, Allah (swt), dan Allah (swt) mengaruniakan mereka persamaan dengan menjadikan mereka sebagai hamba-hamba-Nya. Tetapi mereka bertengkar, mengatakan, "Mengapa kami tidak boleh seperti pria, dengan persamaan?" Kalian tidak bisa seperti pria karena kalian diciptakan sebagai wanita, dan kalian sudah dimuliakan dengan menjadi seorang hamba, selesai! Apa janji yang diberikan oleh Ibunda Sayyida Maryam (a) kepada Allah? Kalian semua harus mengetahuinya. Aali `Imraan, Nyonya`Imraan, ketika ia hamil, ia berdoa, "Apa yang aku kandung, aku akan berikan sebagai hamba bagi Tuhan, Allah (swt), di Jerusalem." Ia pikir bayinya laki-laki. Kitab suci al-Qur'an memberikan setiap bukti bagi wanita dan pria untuk percaya diri sepenuhnya (dalam kodrat mereka). Kami bicara dari ilmu, bukan dari perut saya, atau dari kepala saya, tetapi dari kalbu saya. Ia berdoa agar yang berada dalam kandungannya kelak menjadi hamba Tuhan. Ketika ia melahirkan, ia sangat kaget, dan berkata, "Wahai Tuhanku! Apa yang terjadi? Aku tidak dapat memenuhi janjiku karena aku mempunyai bayi perempuan," dan ia berpikir untuk membuangnya. Tetapi Allah (swt) memberikan suri teladan bagi manusia, dan berkata, "Tidak, Aku menerimanya sebagai seorang hamba di dalam Bayt al-Muqqadas (Rumah Suci di Jerusalem)." Itu artinya Allah (swt) menghormati seluruh wanita, menerima mereka sebagai hamba, sebagaimana seorang anak laki-laki diterima!
Anak perempuan itu, Sayyida Maryam (a), diterima. Itulah persamaan ilahiah, tetapi para wanita memerangi kehormatan itu. Tidak ada wanita yang harus seperti pria, atau bekerja seperti seorang pria; itu bukanlah persamaan! Allah (swt) memuliakan pria untuk menjadi pria dan wanita untuk menjadi wanita! Jaga kepemilikan dari penghambaan dan kedua sayap, pria dan wanita, harus menjaga kehormatannya satu sama lain, pria harus menjaga kehormatan wanita dan wanita harus menjaga kehormatan pria. Pria harus menjaga kehormatan wanita, yang akan sama dalam kehormatan dan kemuliaannya juga.
Allah (swt) memberi kalian (wanita) sedikit lebih banyak kekuatan untuk kehidupan ini, untuk menanggung beban kehidupan, karena penciptaan kalian lebih kuat. Mereka lemah, tetapi lebih kuat dari pada pria dalam hal ibadah, dan mereka dengan mudah dapat menjalin suatu hubungan dengan maqam-maqam surgawinya. Sekarang, pria dapat menjalin hubungannya dalam empat puluh hari, tetapi bagi wanita cukup dalam empat puluh jam! Jika saya mengatakan kepadamu (seorang pria), kau harus menjaganya selama empat puluh hari untuk mencapai hubungan itu, tetapi bagi mereka (wanita), saya dapat melakukannya selama empat puluh jam, untuk mencapai suatu hubungan. Kemudian kalian akan mencarinya dan terheran-heran, "Di mana mereka?" (Mawlana Syekh tertawa)
Jadi pembahasan tunggal mengenai persamaan sejati antara pria dan wanita adalah berdasarkan ilmu surgawi, tetapi para filusuf dan saintis dapat melanjutkannya dengan pengetahuan mereka. Ilmu memberi kepercayaan diri kepada kalbu, dan rasa syukur kepada Allah (swt), bahwa Dia mengaruniai pertemuan kita yang pertama dengan sakinaat, itu artinya, percaya diri. Apakah tidak ada orang Arab di sini? Apakah mereka tidur? Sakiinah membawa kepercayaan diri dan insya Allah, sakiinah itu, kedamaian akan dibukakan di dalam kalbu kalian dan kita membutuhkan kedamaian yang mendalam itu.
Wahai manusia! Kita membutuhkan kedamaian yang mendalam itu di dalam kalbu kita karena kondisi yang sulit akan menimpa manusia dan mereka kehilangan keseimbangan dalam sisi spiritual mereka. Semoga Allah mengaruniai kita melalui Samudra-Samudra yang tak berakhir ini yang Dia anugerahkan kepada Kekasih-Nya (s) dan para Awliya-Nya, di mana barangkali kita dapat melengkapi 40 hari atau 40 jam, lalu kita bisa mencapai Laylatul Qadr di bulan suci Ramadan. Kita harus berusaha, jika saudara-saudara kita atau anak-anak kita dapat mencapainya. Sekarang sudah dekat dengan Maghrib, dan kita dapat membuat pertemuan kita dengan ilmu ilahiah. Semoga Allah memberi kalian pemahaman yang baik dan mengaruniai saya untuk bicara tentang hikmah-hikmah ilahiah.
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Aziiz Allah!
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Kariim Allah!
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Subhaan Allah!
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Sulthaan Allah!
Fatihah.
(Bagian kedua dari video)
Dengan Nama Allah (swt), alhamdulillah, ini adalah bulan suci Ramadan, dan Surga dibukakan bagi hamba-hamba Tuhan, Allah (swt), dan pintu-pintu Surga dibukakan bagi hamba-hamba Allah. Neraka dikunci, tidak dibukakan bagi hamba-hamba dari umat. Semoga Allah (swt) mengaruniai para hadirin dan umat Muhammad (s) dari Samudra Rahmat-Nya yang tak bertepi, dari Samudra Kenikmatan-Nya yang tak bertepi. Kita memohon berkah Tuhan. Ada hal-hal penting yang patut diketahui. Allah (swt) menciptakan manusia, dan mereka adalah hamba-hamba-Nya dan juga Khalifah-Nya. Allah (swt) mengaruniai Cinta Ilahiah-Nya kepada seluruh ciptaan-Nya. Kepada manusia macam apa Allah mengaruniai dari Cinta Ilahiah-Nya? Dia menciptakan semuanya dengan Cinta-Nya, tetapi Dia akan membuatnya lebih dan lebih banyak lagi, dan Dia mengirimkan hamba-hamba-Nya ke dalam kehidupan ini.
Apakah menurut kalian Dia mengirimkan manusia ke bumi untuk dunya? Apakah menurut kalian Allah (swt) mengirimkan hamba-hamba-Nya untuk menjadi hamba bagi dunia ini? Jika orang yang beriman memikirkan hal ini, pasti ia merasakan bahwa hal itu salah. Allah (swt) tidak pernah mengirimkan hamba-hamba-Nya ke sini, ke kehidupan ini untuk menjadi hamba bagi dunya ini! Dia mengirimkan hamba-hamba-Nya ke bumi agar sadar tentang pra-Abadi. Kalian tidak hanya menjadi hamba di sini. Tak ada yang tahu ketika roh kalian diciptakan kecuali Sang Pencipta. Jangan berpikir bahwa keberadaan kalian dimulai ketika kalian dilahirkan ke dunia ini. Tubuh fisik kita dalam hidup ini dimulai dengan debu, tetapi hanya Allah yang tahu kapan keberadaan kalian dimulai. Dari pra-Abadi, hamba-hamba-Nya sudah menjadi hamba dan kalian adalah salah satu di antara hamba-hamba itu! Kita semua adalah hamba sejak pra-Abadi hingga Abadi, dan Allah (swt) memberi kehormatan kepada kalian melalui penciptaan itu, dengan menjadikan kalian sebagai hamba-Nya, lalu Yang Mahakuasa memberi kalian sebuah tubuh yang baru. Sisi sejati kalian berada di Hadirat Ilahi, tetapi Dia memberi kalian sebuah tubuh fisik di sini. Kemudian Dia mengamati, kapan kalian mengenakan (memasuki) tubuh fisik kalian, apakah kalian akan kehilangan atau melupakan penghambaan kalian? Itu penting, dan merupakan ujian terbesar bagi manusia.
Manusia diciptakan dahulu kala, dulu sekali, sebelum "waktu" dimulai, ketika tidak ada waktu dan manusia berada di Hadirat Ilahi sebagai hamba. Waktu dan ruang belum diciptakan, tetapi manusia sudah hadir di Hadirat Ilahi sebagai hamba bagi Tuhan mereka, Allah (swt). Kehendak Ilahiah-Nya ingin membusanai mereka dalam tubuh fisik ini dan mengirimkan mereka ke kehidupan ini. Saya tidak bicara dari sains, kami bicara dari ilmu surgawi, dan tidak ada yang dapat merasa keberatan terhadap hal itu. Kalian harus dengar dan patuh. Apa yang kami katakan adalah berasal dari ilmu surgawi dan hanya beberapa orang yang diberi otoritas untuk bicara dari ilmu tersebut sekarang. Kalian beruntung untuk mendengar dan menerima apa yang kami sampaikan kepada kalian! Dan Tuhan, Allah (swt), memerintahkan manusia untuk mengenakan tubuh fisik yang Dia perintahkan untuk diciptakan di Surga, dari mana kita semua melihat bagaimana penciptaan terjadi. Seluruh manusia melihat apa yang Allah (swt) ciptakan untuk mereka berupa tubuh fisik mereka. Kemudian Kehendak Ilahiah-Nya menginginkan sebuah ujian besar bagi mereka dan Hikmah Ilahiah-Nya mengaruniai berkah yang tak berakhir bagi manusia, yang telah dibusanai/memakai tubuh fisiknya.
Sejak waktu itu hingga sekarang, dan hingga akhir dari Hari Kebangkitan, Hari Kiamat, ujian itu terus berlangsung. Orang-orang ilahiah meminta persamaan bagi kedua jenis manusia, wanita dan pria. Siapa yang lebih senang berada di Hadirat Ilahi, wanita atau pria? (...videonya terputus...)
Wawancara dengan Mualaf
T: Bagaimana kamu mendengar tentang Mawlana Syekh Nazim?
J: Lewat tetangga. Saya sedang bermain sepak bola bersama anaknya, dan saya melihat orang memakai turban.
T: Apa yang terlintas dalam pikiranmu ketika melihat turban?
J: Saya pikir itu berbeda, dan saya bertanya padanya untuk menjelaskan kemudian saya mengikuti zikir dan dalam beberapa menit (saya) bersyahadat.
T: Jadi sekarang ibu kamu dan ayah kamu adalah Muslim, masyaa-Allah. Berapa tahun usiamu?
J: Lima belas. (Masyaa-Allah, berapa tahun kamu pada saat itu?) Sepuluh. (Masyaa-Allah.)
T: Jadi kamu terus berusaha datang ke sini?
J: Ya.
T: Orang-orang datang dari berbagai penjuru dunia ke sini, apakah kamu sudah bertemu mereka?
J: Ya, mereka datang dari mana-mana, beberapa juga dari Amerika.
T: Siapa namamu?
J: Yusuf. Saya seorang Yunani, dari Sisi Yunani-nya Siprus. Dulunya saya adalah Kristen tetapi itu semua adalah palsu, tidak ada apa-apa. Di sisi Yunani dari Siprus tidak banyak yang Muslim. Syekh Nazim memanggil saya dan bertanya kepada semua orang, "Siapa yang ingin masuk Islam?"
T: Bagaimana Ramadan kamu? Apakah sulit mengikuti Mawlana Syekh Nazim sebagai mursyid? Di dalam Kristen kamu juga mempunyai pemandu, tetapi tidak seperti Syekh.
J: Ya, kami katakan, "Mengapa kami harus mencium tangannya?" Setelah itu kamu menyadari apa yang kamu cium, beliau adalah Cahaya dari Tuhan. Beliau adalah bagian dari keluarga Nabi (s), jadi beliau sangat istimewa!
T: Kapan kamu pertama kali melihat Mawlana Syekh dengan matamu?
J: Itu sangat sulit untuk diterangkan, hanya Surga yang murni!
(Selesai)