15 August 2010 Fenton Zawiya, Michigan
Fajr Ramadan 2010 Series
A`uudzu billahi min asy-Syaythaani 'r-rajiim. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim.
Nawaytu 'l-arba`iin, nawaytu 'l-`itikaaf, nawaytu 'l-khalwah, nawaytu 'l-'uzlah,
nawaytu 'r-riyaadhah, nawaytu 's-suluuk, lillahi ta`ala al-`azhiim fii hadza 'l-masjid.
Man dzaaqa zhafar, wa man lam yudhiq khasir? Siapa yang merasakan akan berhasil, akan menang, dan siapa yang tidak merasakan akan kalah dan antara berhasil dan kalah tidak ada deskripsi lagi, tidak ada kemiripan. Orang yang berhasil akan mengetahui kemurnian dan rasa dari suatu makanan. Orang yang tidak merasakan bagaikan seorang pasien yang kehilangan rasa di mulutnya. Apa pun yang kalian berikan kepadanya, baik itu makanan terbaik atau rumput, itu akan sama saja. Jika kalian memberikan rumput kepada orang yang mempunyai kemampuan untuk merasakan, ia tidak akan mau mengambilnya. Ia akan berkata, “Tidak, berikan yang terbaik yang kau miliki. Aku mencari kemurahanmu, berikan aku yang terbaik.” Orang berikutnya adalah orang yang sedang sakit, seorang pasien, jadi apa pun yang kalian berikan, ia akan memakannya, karena ia hanya ingin mengisi perutnya karena ia tidak dapat merasakan apa-apa. Itu seperti memberi makan seseorang melalui selang makanan untuk menjaganya agar tetap hidup. Tetapi orang yang kalian beri makan lewat mulut itu jauh lebih baik, karena ia mempunyai indera untuk merasakan dan ia akan menghargai apa yang Allah (swt) berikan kepadanya.
Awliyaullah adalah orang-orang yang mempunyai rasa. Bagi mereka yang belum mencapai level itu, sangat sulit untuk menerangkannya kepada mereka karena mereka tidak merasakannya. Itu hanya akan menjadi seperti `Ilm al-Awraaq, Ilmu kertas, tidak ada lagi ilmu rasa. Dan tidak setiap orang dapat mencapai `Ilm al-Adzwaaq, Ilmu Rasa, karena ada masalah di dalam diri kita yang tidak dapat kita atasi: kita masih membiarkan ego kita menunggangi kita. Namun demikian, awliyaullah mampu mengendarai ego mereka. Allah (swt) berfirman di dalam Kitab Suci Al-Qur’an:
وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدْوَّ اللّهِ وَعَدُوَّكُمْ
Wa a`aida lahum mastata`tum min quwwah turhibuuna bihi `aduuwuallah wa `aduuwakum.
, termasuk kuda-kuda (tunggangan) perang, untuk menyebarkan teror ke dalam (kalbu) musuh-musuh Allah dan musuh-musuh kalian. (8:60)
Listrik mempunyai kekuatan, bila kalian menyentuhnya, kalian bisa pingsan atau bahkan tewas. Kekuatan adalah dukungan kuat yang Allah (swt) kirimkan kepada kita. Ketika Allah (swt) berfirman, “Persiapkan kekuatan untuk mereka,” itu artinya kekuatan untuk membuat musuh-musuh kalian pingsan atau mati. Ketika Allah (swt) memerintahkan sesuatu, itu artinya Dia memberi dukungan untuk itu dan dukungan itu ada di sana. Awliyaaullah mengambil dukungan itu, tidak menerima kekuatan mereka sendiri, tetapi mengambil dari Samudra Kekuatan Allah, Bahr al-Qudrah. Ketika mereka mengambil dari sana, mereka mendapat dukungan untuk melawan Setan mereka yang terus mengejar setiap orang. Nabi (s) bersabda, “Akulah satu-satunya di bumi yang aslaamtu Syaythan, Aku membuat Setanku menyerah padaku.”
Siapakah musuh terbesar bagi Nabi (s)? Dialah yang menolak untuk sujud kepada Adam (a), ia menolak karena melihat cahaya Muhammad (s) di kening Adam (a). Karena iri, ia menolak, ia mengklaim, “Mengapa dia yang harus mendapat Maqaam al-Mahmud dan bukannya aku?” jadi Allah (swt) mengutuknya. Nabi (s) bersabda, “Aku membuat Setanku menyerah.” Itu artinya, “Aku membuat Iblis menyerah padaku.” Itu artinya, “Wahai Iblis! Kau harus tahu bahwa Aku adalah Muhammad (s), Allah (swt) memberiku Maqaam al-Mahmud, dan Dia mengirimku sebagai rahmat bagi kemanusiaan! Sebanyak engkau mengejar orang-orang dari umatku, mereka adalah milikku dan engkau tidak akan berhasil karena umat itu adalah untukku! Apa pun yang kau buat mereka melakukannya, Aku akan membawa mereka ke Surga.” Sudah tentu Nabi (s) tidak akan membiarkan seseorang pergi tanpa mendapat syafaatnya. Nabi (s) bersabda,
شفعتي لاهل الكبائر من امتي
Shafa`tii li ahl al-kabaa'ir min ummatii.
Syafaatku adalah untuk para pendosa besar. (Tirmidhi)
Ini artinya pendosa kecil sudah termasuk, karena kita semua melakukan dosa. Meskipun Allah (swt) memberi Nabi (s) syafaat dan beliau akan membawa umatnya ke Surga bersama beliau, kita tetap harus berjuang untuk membuat Setan kita menyerah, jangan biarkan longgar. Jangan biarkan kuda kalian longgar. Nanti kalian tidak bisa mengekangnya, kalian harus menjaga agar kendali tetap berada di tangan kalian. Allah (swt) berfirman,
Wa a`idda lahum masta`taum min quwwah. Untuk melawan mereka, siapkan kekuatan kalian dengan kekuatan yang maksimal. (Itu artinya:) "Apa pun yang dapat kalian siapkan, apa pun yang mampu kalian lakukan, lakukanlah!” Itu artinya Allah (swt) tidak akan membebani kalian melebihi kesanggupan kalian. Allah (swt) adalah "al-Ghafuur" dan "Arhamu 'r-raahimiin." Apa pun yang dapat kalian lakukan, berjuanglah melawan Setan! Manusia bukanlah musuh kalian. Sekarang mereka mengatakan, “Negeri anu adalah musuh bagi kita.” Mereka ingin membuat permusuhan:
فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ
faman `afaa wa aslaha fa ajruhu `ala Allah.
Mengapa menjadikannya musuh? “Aku membuat roket, kau membuat roket. Aku membuat bom atom, kau membuat bom atom.” Untuk apa? Ini adalah suatu arogansi, untuk mengatakan, “Aku lebih kuat darimu. Aku ingin kau berada di bawah kakiku.” Dengan cara ini mereka menciptakan permusuhan.
Allah (swt) mengatakan kepada kalian bahwa musuh kalian adalah Setan, tak ada yang lain. Jadi, jika kalian ingin berhasil, siapkan kekuatan apa pun yang kalian miliki untuk berjuang melawannya. Itu seperti berjuang menghidupkan mobil di saat musim dingin. Kalian ingin menjalankannya, tetapi pada hari-hari yang dingin, ia tidak menyala. Kalian mencoba dan mencobanya lagi, dan setelah beberapa kali mencoba, ia menyala. Kalian terus mencobanya hingga baterainya habis, setelah itu baru kalian berserah diri kepada Allah (swt). Jangan kehilangan harapan! Allah (swt) berfirman, min ribat al-khayl, "Persiapkan tali kekang." Dia tidak mengatakan, “Cukup persiapkan kuda.” Kalian memerlukan kuda untuk memerangi musuh kalian, yang artinya kalian memerlukan suatu kendaraan.
Wahai Muslim! Kalian harus tahu bahwa setiap huruf di dalam Kitab Suci Al-Qur’an mempunyai suatu makna, bukannya makna yang masuk ke dalam pikiran kalian, melainkan ribuan makna. Dia mengatakan kepada kalian untuk mempersiapkan kekuatan kalian lalu persiapkan kendaraan kalian, kuda. Kalian harus mempersiapkan tali kekang. Bagaimana kalian dapat mengontrol kuda itu? Kalian perlu kendaraan yang dapat membawa kalian ke mana pun kalian pergi, yaitu di bawah suatu kendali. Di dalam mobil, kalian mempunyai rem, baik yang menggunakan pergeseran tongkat atau yang otomatis. Kalian mempunyai segalanya di dalam pesawat untuk meyakinkan kalian bahwa kalian dapat menjalankannya dengan baik. Kalian tidak dapat mengendarai mobil tanpa roda setir. Allah (swt) berfirman bahwa kalian harus mempersiapkan kuda-kuda, tetapi kalian juga harus siap dengan tali kekangnya.
Dan contoh dari itu adalah, salah satu awliyaullah, Sayyidina Abayazid al-Bistami (q), yang mencapai level tertinggi di masanya. Beliau mampu mendengar suara surgawi yang datang. Beliau berada di Ka`aba dengan memegang rantai melingkar, lalu membuka pintu Ka`aba dan berkata, "Yaa Rabbii! Izinkanlah aku untuk menangkap Iblis, lima menit saja. Aku akan menangkapnya dan merantainya sehingga ia tidak lagi dapat mengejar ummat an-nabi." Seorang wali mempunyai kekuatan seperti itu, jadi bagaimana menurut kalian dengan para awliya lainnya? Allah (swt) memberi mereka kekuatan karena mereka mempersiapkan diri. Sebuah suara datang ke dalam kalbunya, "Yaa Bayazid, mengapa kau meminta itu? Apakah menurutmu Aku tidak bisa menghentikan Iblis? Kurang dari sedetik atau dalam sekejap, jika Kehendak-Ku datang untuk menghentikannya, dengan segera ia akan lumer! Ia akan musnah dari alam semesta ini. Yaa Bayazid! Lihatlah di atasmu, pada multazam, pada pintu Ka`aba." Beliau melihatnya dan jatuh pingsan. Allah (swt) meninggalkannya dalam kondisi seperti itu, dan beberapa saat kemudian, beliau normal kembali, dan mulai merangkak di sekeliling Ka`aba sambil berkata, "Yaa Rabbii `afwak wa ridhaak, Ampunan-Mu dan Rida-Mu! Aku membuat kesalahan dengan mencampuri Kehendak-Mu. Aku memohon pengampunan."
Allah (swt) berfirman, "Yaa Bayazid! Apa yang kau lihat adalah Tajali dari Rahmat-Ku yang turun ke Rumah-Ku."
طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
Thaahhir baytii li 't-taa'ifiin wa 'l-`akifiin wal wa 'r-ruka`i 's-sujuud.
Bahwa mereka harus mensucikan Rumah-Ku untuk orang-orang yang bertawaf mengelilinginya, atau yang menggunakannya sebagai tempat itikaf, atau yang ruku dan sujud (dalam salat mereka). (2:125)
"Aku mengirimkan rahmat itu ke Rumah-Ku. Yaa Bayazid, jika engkau menangkap Iblis, itu artinya tidak ada orang yang akan berjuang, padahal Aku memberikan Rahmat-Ku kepada orang yang berjuang. Jika tidak ada Setan, seolah-olah manusia tinggal di Surga, maka mereka akan berada pada level yang sama. Tetapi Aku membiarkan mereka berjuang untuk memperoleh tajali Rahmat-Ku pada mereka. Dan ketika Rahmat-Ku termanifestasi, mereka yang lebih banyak menerimanya akan lebih dekat, dan yang lebih sedikit menerimanya akan berada lebih jauh.”
Inilah sebabnya mengapa awliyaullah mampu mempersiapkan kekuatan itu, itulah kemungkinan dari, "persiapkan kekuatanmu". Kadang-kadang kalian melihat di sebuah remote control atau di dalam mobil, atau di mana pun, sebuah tombol berlabel “power”. Jika kalian tidak menekan tombol itu, tidak ada yang bekerja, meskipun kalian terus mempermainkan remote itu. Ketika tombol power ditekan, semua tombol lainnya akan bekerja, bahkan ribuan tombol. Lihatlah pada pesawat ulang alik, berapa ribu tombol yang mereka miliki? Tetapi mereka memerlukan satu tombol pada awalnya. Jika kalian membuka satu tombol itu, maka segala sesuatu akan terbuka bagi kalian dan kemudian kalian dapat merasakan segala sesuatu. Ada tombol dengan 10 atau 20 watt, atau 30, 240, 360, 1,000 volt, 10 megavolt, atau 100 megavolt. Itu tergantung pada seberapa kuat tombol kalian. Allah (swt) berfirman, “Wahai Bayazid! Berapa banyak Aku mengirim dan orang mengambil dengan berjuang melawan ego mereka dan mensucikan diri mereka, mereka akan menerima rahmat itu!"
Mengapa Allah (swt) mengirim Ummat an-Nabi atau seluruh manusia untuk bertawaf mengelilingi Rumah-Nya? Mengapa kita harus pergi ke sana untuk bertawaf, apakah kita akan mengelilingi dinding itu? Siapa yang adad di dalamnya? Beberapa orang masuk ke dalam, dan mereka menemukan bahwa di dalam sama seperti di bagian luarnya. Bagian dalam tidak terlihat, itu seperti sinar X, tidak terlihat dengan mata kalian, tetapi terlihat dengan mata mesin. Apakah mata mesin lebih baik daripada mata kalian? Tidak. Jadi mengapa mata kita tidak bisa melihat, sementara mata mesin dapat melihat? Karena tombol untuk mata kita belum ditekan. Kalian menekan tombol di mesin untuk memberikan tenaga. Awliyaaullah telah menekan tombol itu. Itulah sebabnya mereka menerangkan tentang lima tipe awliya yang berbeda dan banyak kelompok yang berbeda. Tetapi mereka semua berada di bawah seorang pemimpin, sebagaimana seluruh nabi berada di bawah Rasul Penutup, Sayyidina Muhammad (s). Seluruh awliya berada di bawah seorang ghawts, yang mewarisi dari kalbu Nabi (s). Tombolnya sangat besar, dan di bawah beliau ada lima qutb, dan di bawah mereka ada lima kelompok awliyaullah. Kita telah menyebutkan kelima qutb itu: Qutb, Qutb al-Bilaad, Qutb al-Mutasarrif, Qutb al-Irsyaad, dan Qutb al-Aqtaab. Dan di bawah mereka masing-masing ada lima kelompok dan di bawah mereka barangkali ada sekitar 70,000 awliya. Di bawah setiap qutb ada kepala masing-masing kelompok, kepala dari Budalaa, kepala Nujabaa, kepala Nuqabaa, kepala Awtaad, dan kepala dari Akhyaar. Dan di bawah mereka masing-masing ada 70,000 awliyaa yang menyebar, dan mereka semua mempunyai tombol power. Sebagian mempunyai lebih, sebagian kurang. Mereka telah mempersiapkan diri, mereka mempunyai kekuatan itu.
Tetapi tanpa kendaraan kalian tidak bisa bergerak; pemandu mereka adalah kendaraan mereka. Itulah sebabnya sangat penting untuk mempunyai sebuah kendaraan. Kalian perlu mempunyai quwwah, wa a`idda lahum, dan Dia menambahkan wa min ribaati 'l-khayl, "dari tali kekang kuda-kuda." Itu artinya kalian perlu sebuah kendaraan dengan tali kekang yang membawa kalian menuju kondisi aman. Turhibuun bihi `aduuwullah wa `aduuwakum, "(Kau akan) menyebarkan teror ke (dalam kalbu) musuh Allah (swt) dan musuh kalian." Siapakah musuh Allah (swt)? Musuh Allah (swt) adalah Iblis dan siapa musuh manusia? Mereka adalah Setan dan Iblis. Bagaimana kalian menebar teror kepada mereka? Dengan tidak mendengar mereka, sehingga mereka menjadi gelisah dan datang lebih berat pada kalian. Itulah yang terjadi pada Sayyidina Abu Yazid al-Bistami (q).
Suatu hari beliau mengunjungi Madinah al-Munawarrah, maqaam Nabi (s), dan pada saat itu turun hujan dengan deras. Beliau melihat seseorang yang memegang banyak tali kekang dan melewati orang-orang yang juga tengah berziarah ke sana. Ia memasangkan tali kekang itu pada setiap mulut orang-orang itu. Abu Yazid (q) melihat padanya dengan pandangan normal, ia adalah orang biasa, memberi tali kekang kepada orang-orang di sana seperti yang kita pasangkan pada kuda. Lalu beliau melihat dengan kekuatan surgawi dan ternyata orang itu adalah Iblis. Ada sebuah tempat di dalam kalbu setiap orang di mana ia bisa memasukinya. Tsumma aamanuu, tsumma kafaruu. Suatu saat kita dalam kondisi beriman, lain waktu kita dalam kondisi kafir, satu kaki di sini, dan satu kaki di sana. Kita berharap kita selalu berada di sisi yang baik dan ketika kita berada di sisi yang buruk, kita berharap Allah (swt) mengampuni kita.
Abu Yazid (q) berkata, "Apakah kau mempunyai tali kekang untukku?" Iblis menjawab, "Wahai Bayazid! Untuk mereka semua aku punya tali kekang, tetapi untukmu aku akan menunggangimu tanpa menggunakan tali kekang!" Lalai sekejap, ia datang. Awliyaullah tidak ma`suum (tanpa kesalahan) seperti para nabi. Satu saat membuat beliau jatuh. Ia berkata, "Aku tidak perlu tali kekang untuk menunggangimu, ini adalah mudah." Dan Abu Yazid (q) mengutuknya dan berkata, "Engkau mal`uun!"
Beberapa hari berikutnya, hujan turun terus-menerus. Kalian tahu tanah di sana tidak menyerap air hujan untuk kemaslahatan manusia, membuat alirannya mengalir, air menggenang hingga leher manusia. Saya melihat seperti itu sekali di Mekah. Seluruh Mekah banjir dan dalam Ka`aba air menggenang hingga leher kalian. Ini terjadi ketika kami melakukan tawaf bersama Mawlana Syekh Nazim (q) pada tahun 1979. Kami melakukan tawaf pertama, lalu kedua, ketiga, dan pada awal tawaf keempat Syekh Nazim (q) berhenti. Beliau mengankat tangannya dan berkata, "Ya Allah! Kami datang ke sini, kirimkanlah Rahmat-Mu, kirimkanlah hujan kepada kami." Dan beliau berdoa dengan doa yang tidak pernah saya dengar sebelumnya, doa yang sangat dahsyat. Ketika beliau menyelesaikan doanya, kami memulai tawaf keempat. Segera setelah kami melewati Hajar al-Aswad, awan datang dari mana-mana, membentuk badai, dan hujan mulai turun. Tidak ada kemungkinan bagi air hujan itu untuk mengalir. Ka`aba tergenang, (Masjid) Haram tergenang air hingga sebatas leher kami. Saya mengalami hal itu.
Jadi ketika air membanjiri Madinah, Abu Yazid (q) melihat seorang tua sedang dalam kesulitan, dan ia bertanya kepada orang itu, "Bisakah aku menolongmu?" Ia berkata, "Aku harus menyebrang dari sini ke sana." Lalu Abu Yazid (q) berkata, "Baiklah, aku akan menggendongmu," dan ia mulai menaiki punggung Abu Yazid. Ketika mereka mencapai sisi sebrang dari Abu Yazid menolongnya turun ke tanah yang kering, orang itu menoleh dan tersenyum, "Kau lihat Abu Yazid! Aku katakan bahwa aku akan menunggangimu tanpa tali kekang!"
Dari kelalaian sekejap itu, beliau harus membayar mahal. Allah (swt) memberi awliyaullah kekuatan itu untuk mempersiapkan kekuatan dalam mengalahkan Setan untuk kemaslahatan umat. Itulah yang kita gambarkan kemarin, Budalaa, para awliya pertama ini setelah qutb. Ada banyak kekuatan, fisik dan spiritual, yang sebagian kita telah terangkan kemarin. Ini adalah suatu ringkasan dalam tanda kurung, hanya untuk memahami bahwa kami menerangkan, membaca, atau mengajarkan dari kertas, tetapi Mawlana ingin kita merasakan apa yang beliau ingin katakan. Sangat sulit untuk dimengerti bagaimana awliya ini bekerja. Jadi sekarang di antara tanda kurung ada suatu sisipan untuk memperlihatkan kalian bahwa ada orang-orang seperti itu di mana Allah (swt) memberi mereka otoritas untuk kemaslahatan seluruh umat manusia.
Semoga Allah (swt) mengampuni kita dan memberkati kita. Kita akan melanjutkannya di lain waktu, insya-Allah.
Wa min Allahi 't-tawfiiq, bi hurmati 'l-habiib, bi hurmati 'l-Fatihah.