Available in: Bahasa   English   Go to media page

Tujuan Puasa

Ramadhan Tadhkirah, Simply Islam

Dr. Nour Kabbani

Assalamu `alaykum wa rahmatullahi wa barakaatuh,

Ramadhan Mubarak insya Allah untuk seluruh Ummah Muhammad (saw), untuk kalian semua. Saya diminta oleh Sidi Salleh dari Simply Islam Academy di Inggris untuk merekam pesan singkat, beliau menyebutnya tadzkirah, sebagai pengingat; pengingat tentang syahru Ramadhan dan satu-satunya yang muncul dalam pikiran saya adalah apa yang saya dapat dari mursyid saya, Mawlana Syekh Nazim al-Haqqani (q) di mana beliau mengatakan bahwa puasa yang hakiki adalah menyingkirkan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia dari hati manusia dan itulah tujuan hakiki dari puasa, yakni melepaskan diri kita dari kesenangan fisik dan beralih pada kesenangan rohaniah yang Allah miliki bagi kita.

Itu artinya mengalihkan diri kita dari dunia dan mengarahkan diri kita kepada Akhirat, dan itulah tepatnya yang dibawa oleh Rasulullah (saw) untuk diajarkan kepada manusia. Beliau (saw) telah membawa Qur'anul Kariim, dan hikmah sucinya untuk membimbing manusia menuju Akhirat. Tetapi apa yang terjadi dengan kaum kafir Quraisy, dengan kaum kafir pada saat itu, mereka melihat bahwa kebanyakan dari pengikut Nabi (saw) adalah orang-orang biasa, orang-orang yang miskin dan sederhana, bukan orang yang mempunyai uang atau kekayaan, sehingga mereka mengatakan bahwa orang-orang ini tidak mempunyai pikiran, mereka meninggalkan kesenangan duniawi dan beralih kepada sesuatu yang tidak diketahui, dan hal itu juga terjadi sekarang ini.

Sekarang ini banyak orang yang melihat kita dan mengatakan, "Oh, orang-orang ini tidak tertarik untuk meraih kekayaan di dunia, mereka tidak tertarik untuk meraih gengsi di dunia ini, orang-orang ini tidak punya pikiran! Mereka tidak mengerti kesenangan yang telah mereka lewatkan." Tetapi kita selalu mengerti dan mendengar pada al-Qur'an suci, khususnya ayat suci yang saya baca kemarin,

Asta`idzubillah,

۞ قَالُوْٓا اَنُؤْمِنُ لَكَ وَاتَّبَعَكَ الْاَرْذَلُوْنَ ۗ - ١١١

qaaluu anu'minu laka wa 't-taba`aka 'l-ardzaluuna

Mereka berkata, “Apakah kami harus beriman kepadamu, padahal pengikut-pengikutmu orang-orang yang hina?” (QS Asy-Syu'ara, 26: 111)

Itulah yang mereka katakan kepada Rasulullah (saw). Jadi mereka mengatakan bahwa, "Orang-orang yang mengikutimu adalah orang yang miskin dan kami tidak bisa berada dalam satu majelis bersama mereka." Lihat, Awliyaullah, mereka selalu menerima setiap orang. Tetapi orang-orang dari dunia ini, mereka hanya mau bertemu dengan rekan sejawatnya saja. Mereka hanya bertemu dengan orang-orang yang mempunyai level yang sama.

Awliyaullah, Anbiyaullah, mereka menerima setiap orang. Seluruh Anbiyaullah, pengikut mereka semua adalah orang-orang miskin, begitu juga dengan Awliyaullah karena mereka mewarisi dakwah Anbiyaullah, mewarisi jalan mereka. Mereka juga mempunyai pengikut di sekitar mereka yang miskin, alhamdulillaah.

Masalahnya adalah, orang yang kaya, yang tidak mau menerima risalah, pandangan mereka hanya terpaku pada dunia. Dan mereka berpikir bahwa orang yang levelnya tinggi di dunia adalah orang yang paling banyak menguasai dunia. Orang-orang yang terpandang adalah orang yang paling banyak menguasai dunia, inilah orang-orang yang harus dikenali.

Tetapi mereka tidak mengerti dan mereka tidak tahu apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah (saw) kepada kita bahwa di hadapan Allah (swt) orang yang sungguh terhormat adalah orang yang telah memperoleh Akhirat dan orang yang sungguh tidak terhormat adalah orang yang telah kehilangan Akhirat. Itulah cara kita melihatnya, itulah sebabnya kita tidak terlalu mengejar dunia ini, kita tidak terlalu banyak mengejar kekayaan untuk memperoleh gengsi, atau agar menjadi orang terpandang, tidak, kita menginginkan Akhirat, kita menginginkan na`iimul Akhira, kita menginginkan Nikmat Akhirat, kita menginginkan ridha Tuhan kita dan kita menginginkan ridha Rasulullah (saw).

Ini adalah jalan yang diajarkan oleh Ramadhan kepada kita, yakni melepaskan diri dari dunia, tidak mengejar kesenangan dunia namun lebih mengharapkan kesenangan Akhirat. Jadi, tinggallah di jalur yang benar. Tinggallah di jalur Awliyaullah dan semoga Allah memberkahi kalian semua.

wassalamu`alaykum warahmatullaahi ta`aala wabaraktuh

https://sufilive.com/The-True-Goal-of-Fasting-7479.html

© Copyright 2021 Sufilive. All rights reserved. This transcript is protected

by international copyright law. Please attribute Sufilive when sharing it. JazakAllahu khayr.

UA-984942-2