Saya terlambat pagi ini karena saya bicara dengan Mawlana Syekh, dan beliau mengirimkan salam kepada semua orang. Beliau berkata, "Katakan kepada mereka bahwa perubahan besar akan muncul dan semoga Allah membuatnya mudah bagi kita semua. Perubahan yang sangat besar...dan Allah Maha Mengetahui."
Jadi dalam sesi sebelumnya kita mengatakan bahwa Allah telah meletakkan dalam dzarrah, realitas atau inti dari manusia agar ia mempunyai kekuatan eksistensi, Dia harus memberikan kepada manusia dari Eksistensi-Nya, karena eksistensi yang berlangsung terus-menerus hanya milik Allah . Dia adalah Sang Pencipta; dalam setiap inti manusia atau sesuatu yang Dia ciptakan, Allah harus meletakkan dari Rahasia Eksistensi yang berasal dari dua Asmaul Husna-Nya, "al-Khaliq" dan "al-Qadir", Sang Pencipta dan Yang Mahakuasa, bahwa Dia mampu melakukan apa saja terhadap segala sesuatu.
Sebagaimana di dalam atom, kalian mempunyai inti dan elektron, dan tanpa elektron, atom itu mati sepenuhnya. Elektron itulah yang membuat atom menjadi hidup; ini hanya suatu penjelasan bagi kita agar dapat dimengerti. Inti terkecil, yang menjadi asal muasal manusia atau asal muasal ciptaan, adalah atom yang memiliki setetes realitas yang berasal dari Samudra Eksistensi. Berbicara mengenai manusia, mari kita katakan bahwa itulah yang membuatnya hidup.
Jadi jawaban Allah di Hari Perjanjian adalah Realitas dengan tetesan eksistensi yang telah diberikan kepada Nabi (s). Bagi makhluk lainnya, atom-atom mereka berada dalam kendali Nabi (s), mereka berada di dalam eksistensi Sayyidina Muhammad (s). Itulah sebabnya Nabi (s) adalah orang yang pertama diciptakan; cahaya beliau diciptakan pertama kali dan atom-atom ini memerlukan cahaya Sayyidina Muhammad (s). Dan makna dari Cahaya Sayyidina Muhammad adalah tetesan eksistensi yang telah diletakkan oleh Allah di dalam atom Nabi (s). Cahaya itu berasal dari cahaya yang berbeda yang menghasilkan atom-atom yang berbeda.
Jadi orang yang menjawab (pada Hari Perjanjian) adalah orang-orang yang seluruh atomnya berenang di dalam samudra Nabi (s). Setelah mereka menjawab, mereka semua berada di dalam jawaban dari Nabi (s), Allah meletakkan atom-atom yang akan muncul ke dunia ini di tempat yang disebut barzakh bayn al-jannah wa 'dz-dzuhuur. Kini, ada barzakh lain di mana kita tinggal, antara kematian dan kebangkitan. Ada sebuah barzakh dari masa ketika mereka menjawab bersama Nabi (s) hingga mereka muncul ke dunia, di mana tempat itu bukan merupakan surga dan bukan pula di antaranya. Karena surga tidak akan diberikan hingga takliif, sampai kalian melaksanakan tanggung jawab dalam beribadah. Setelah itu barulah surga muncul. Itu bukan merupakan suatu prekondisi, kalian tidak dapat memasuki surga. Surga mempunyai persyaratan agar kalian bisa memasukinya, yaitu tanggung jawab dalam melaksanakan ibadah. Ketika kalian datang untuk melaksanakan ibadah, barulah tastahiq, kalian berhak mendapatkan surga.
Jadi kemudian, ketika `Abdul-Khaliq menjawab murid tersebut, beliau mengatakan bahwa Allah meletakkan mereka di suatu tempat, bukan Surga dan bukan pula selain dari Surga. Awliyaullah mengatakan bahwa mereka berada dalam eksistensi Sayyidina Muhammad (s). Li anna allah haram al-jannah hatta ba`d at-takliif - Allah mengharamkan masuk Surga sampai mereka telah melaksanakan kewajiban beribadah. Jangan katakan, "Aku akan memasuki Surga tanpa ibadah." Kalian boleh percaya kepada Allah dan Nabi (s); kalian dapat masuk karena kalian mempunyai iman, tetapi kalian belum melaksanakan ibadah. Pengadilan adalah milik Allah . Kalian boleh percaya tetapi kalian belum melaksanakan ibadah.
Atom itu telah diselamatkan. Allah tidak memerlukan sebuah pendingin (freezer) untuk membekukannya seperti yang dilakukan orang sekarang ini. Jadi atom yang memiliki porsi cahaya dari tetesan (eksistensi) itu berada di dalamnya dan tidak bisa muncul ke dunia tanpa tiupan dari dua malaikat, mereka meniupkannya di dalam rahim ibu setelah empat bulan. Sperma itu, jika kita ingin menyebutkannya seperti itu sekarang, kalian memiliki jutaan sperma tetapi hanya satu di antaranya yang mempunyai rahasia. Tidak semuanya--salah satu saja yang mengemban rahasia itu. Dan di antara jutaan, yang satu itu ketika menyentuh sel telur, ia akan terus menuju proses pembentukan yang lengkap. Jika berjuta-juta sperma lainnya yang akan menyentuh sel telur, itu tidak akan terjadi apa-apa. Hanya sperma yang satu itu yang harus menyentuhnya, dan yang satu itu hanya akan menyentuhnya atas perintah kedua malaikat tadi. Dan kedua malaikat itu menunggu, mengamati dan mengemudikan sperma itu seperti sebuah pesawat antariksa menuju sel telur untuk proses pembuahan. Untuk memperlihatkan Kebesaran-Nya, Allah menciptakan jutaan sperma setiap saat, empat, lima, enam juta dan semuanya juga dikemudikan, tetapi yang satu itu, yang membawa rahasia itu harus diarahkan dan dikemudikan ke arah sel telur agar terjadi pembuahan. Yang lain tidak membawa rahasianya. Bila dibandingkan ukurannya ia menempuh jutaan mil atau kilometer dan dengan melewati berbagai rintangan, hingga akhirnya sampai. Sel telur dan sperma yang benar menjadi terhubung - tetapi jika tiupan akhir dari kedua malaikat itu tidak ada, ia tidak akan muncul ke dunia, ia akan pergi dan mencairkan dirinya.
Itu artinya dengan perintah Allah, para malaikat menunggu. Apakah kita yang mengirimkan ruh, cahaya dan rahasia, atau tidak? Jadi ketika kedua malaikat itu, mereka meniupkan pada level itu, itu disebut ar-ruh - wa nafakhtu fiihi min ruhii, itu bukan dari "Ruh" Allah, kalian tidak dapat menerangkannya seperti itu. Allah memberi perintah kepada kedua malaikat itu dan mereka memberi perintah kepada kombinasi atom dan cahaya, inti itu untuk menabrak sel telur dan melakukan proses pembentukan anak baru yang akan muncul ke dunia. Itu diambil dari sana; sepanjang jalan menuju pendewasaan, malaikat bekerja pada dzarrah, hingga mencapai dewasa. Laki-laki atau perempuan, malaikat-malaikat itu mengerjakan sisi fisik dari manusia itu: seberapa tinggi ia nantinya, apa warna matanya, apa warna dari ini, seperti apa telinganya, seperti apa tubuhnya, itu semua harus dengan kekuatan malaikat tadi. Ketika seseorang sudah mencapai dewasa ia akan mengerti, realitasnya akan mengerti, bahwa ia bertanggung jawab pada janji yang telah dibuatnya pada Hari Perjanjian. Jadi itulah sebabnya mengapa seorang anak tidak bertanggung jawab hingga ia mencapai dewasa. Jadi sampai itu terjadi, atom itu menetap/tinggal di barzakh dari Hari Perjanjian hingga kemunculannya di dunia. "Wahai api, jadilah dingin, dan jadilah keselamatan bagi Ibrahim." Itu adalah pendingin (freezer) surgawi. Di sana kalian akan dibersihkan, kalian tidak perlu merasa khawatir hingga kalian muncul ke dunia.
Lalu beliau berkata kepadanya, "Wahai Ubaydullah, kini kau telah mencapai yaqiin, memahami dengan keyakinan atas apa yang kukatakan. Jika sejak awal kau telah mempunyai kepasrahan sejati, kau tidak perlu melakukan tanya jawab seperti ini. Tetapi kami menahanmu untuk tidak mencapai kepasrahan itu, agar kau menanyakan pertanyaan itu; karena ketika kau bertanya, yang lain akan mendapatkan jawaban juga. (Mawlana bertanya kepada seseorang: Apakah kau menulis sesuatu? Satu baris, itu cukup.) Jadi sekarang pertanyaan-pertanyaanmu telah selesai, aku akan menjelaskan sesuatu padamu." Beliau berkata, "Manusia mempunyai tiga realitas, hakikat, haqaiq. Tiga realitas utama. Pertama: adalah adz-dzarrah, realitas inti dari manusia. Dan itu seperti jamaad, kaku, tidak hidup, jamaad, tidak bernyawa. Apakah kalian mengerti? Tidak bergerak. Yang kedua dari tiga realitas, yang pertama adalah tidak bernyawa, inti yang tidak bergerak. Yang kedua adalah tetesan cahaya yang masuk ke dalamnya untuk membuatnya bergerak. Ketiga adalah al-hayaat, ia memberi kehidupan dengan segera. Jadi ada tiga level yang berbeda dan ia harus siap untuk mempunyai atom yang tidak bergerak, cahaya dari tetesan dari wa nafakhtu fiihi min ruhii dan ketiga adalah hidup yang ditiupkan oleh kedua malaikat. Ia akan melewati ketiga proses ini."
Beliau belum selesai, Sayyidi `Abdul-Khaliq Ghujdawani. Kini beliau menerangkan. Beliau belum berhenti dalam mengatakan hal ini, tetapi Ubaydullah al-Amawi menanyakan pertanyaan lain, karena ketika orang mengalami peningkatan, akan muncul lebih banyak pertanyaan. Ia bertanya kepadanya, "Bagaimana, wahai guruku, awliyaullah, apakah engkau dapat berbicara tentang realitas gaib yang tersembunyi dari masa lalu dan masa yang akan datang? Karena jika engkau bicara dari masa depan, jika Allah mengubah yamhullah ma yashau wa yuthbit wa ijndahu ummul-kitaab apa yang kau katakan akan menjadi salah." Jadi kita dapat mengerti. Itu adalah sebuah pertanyaan yang bagus.
Itulah sebabnya awliyaullah berkata, "Mahdi akan datang besok setelah empat puluh hari atau setelah satu tahun." "Apa yang terjadi?" "Oh, syekhku mengatakan bahwa ia akan datang dalam waktu empat puluh hari." Itu tertulis bahwa ia akan datang, tetapi Allah mengubahnya. Jadi ia berkata, "Bagaimana awliyaullah mengatakan hal tentang masa lalu dan masa depan jika Allah mengubahnya? Bagaimana kita dapat menerangkannya kepada orang-orang? Jika, bahwa jika seseorang di masa lalu meninggal dunia dan baginya telah dituliskan hukuman, tetapi Allah mengubahnya dan memasukannya ke dalam Surga, jannah, apa yang akan kalian katakan? Realitasnya kini berada di jannah. Sebagaimana Allah mengatakan dalam Alquran suci, "kullu yawmin huwa fii syaan - Setiap hari Dia sibuk mengurusi urusan yang berbeda." Kalian mengerti? kull yawmin huwa fii syan. (Itu artinya) "Dia adalah pemilik hari itu." Dia mengubah atau tidak mengubahnya - itu terserah Dia. "Jadi apa yang dapat kalian katakan, wahai guruku?" Ia membuat gurunya terpojok.
Beliau berkata - kini gurunya datang dengan tegas, beliau berkata, "Ya waladii, wahai anakku." Tetap saja masih mengatakan "anakku", bukan sebutan yang lain. Beliau berkata, "Dengarkan baik-baik! Kau dengarkan dengan baik dan pahami apa yang akan kukatakan." Beliau berkata kepadanya, "Dengar. Seorang murid datang kepada syekhnya dan syekhnya merupakan seorang wali besar. Ini adalah suatu pelajaran bagi setiap orang," kata beliau. Beliau katakan, "Ia mendatangi syekhnya, dan bertanya, 'Wahai Syekhku, wahai guruku, apakah aku perlu mengambil baiat untuk mengikutimu walaupun aku tahu seluruh ilmu dalam keempat mazhab? Aku mengetahuinya, semuanya ada di dalam hatiku. Ajukanlah sebuah pertanyaan yang kau inginkan, aku akan menjawabnya.'"
Sayyidina `Abdul-Khaliq sekarang memberikan jawaban kepada Ubaydullah al-Amawi, "Dan Allah memberiku kekuatan untuk mengetahui apa yang ada di langit atau surga kedelapan; aku mengetahui semua yang ada di sana dan semua pengetahuan mereka. Aku tahu semua realitas yang berada di 'Arasy hingga ke bawahnya. Dan aku tahu makam semua nabi, di mana mereka telah dikuburkan. Aku mendengar dan dapat mengenali tasbih seluruh makhluk, binatang, ikan di laut dan aku tahu tentang rahasia dari wa ma min syayyin illa yusabihuu bi hamdihi - tidak ada seorang pun kecuali ia memanjatkan pujian dan rasa syukur. Aku dapat bergerak di angkasa dengan kekuatan tayy dan aku dapat melihat bagaimana awliyaullah saling mengunjungi satu sama lain. Aku mengetahui semua rahasia hadis Nabi (s), apa yang Nabi (s) bukakan kepadaku. Dan aku telah menghapal seluruh Alquran dengan rahasia yang ada di dalamnya. Aku tahu bagaimana menafsirkannya. Apakah aku memerlukan seorang mursyid ketika aku telah mempunyai seluruh ilmu tadi? Dengan segala yang kumiliki, apakah aku masih memerlukan sesuatu?'" Beliau mengatakan kepada Ubaydullah, "Dengan segala yang kumiliki, kau masih mempunyai pertanyaan? Yang ini mempunyai level jauh lebih tinggi darimu."
Dan ia bertanya, "Apakah aku memerlukan seorang mursyid?" Apa jawaban dari wali itu? (Ia berkata), "Wahai anakku, mari kita katakan bahwa apa yang kau katakan adalah benar dan kami percaya apa yang kau katakan. Tetapi aku akan menanyakan sesuatu padamu, jika kau mengetahuinya, aku akan menerima apa yang kau katakan. Jika tidak, aku akan menolak apa yang kau katakan."
Itu artinya kalian memerlukan seorang mursyid, walaupun kalian telah memiliki seluruh ilmu ini. "Apakah kau siap?" Ego yang besar. Ego yang besar, tetapi ia adalah seorang wali yang besar, bukan orang biasa. Itu memberikan gambaran kepada kalian bahwa
awliyaullah mempunyai ego. Itu tergantung pada level mereka. Kalian mempunyai ego, (ya) kalian adalah wali, kalian adalah wali.
Kini ia gemetar, "Apa, syekh akan mengajukan pertanyaan kepadaku? Apakah ia akan membuatku gagal, walaupun aku mempunyai semua ilmu ini?" Atau beliau yang gagal, (lalu) ia (Ubaydullah) akan menjadi mursyid. Ia tidak menyerah, ia terus mengajukan pertanyaan. Mereka mendesak wali yang lebih tinggi, berusaha untuk mendapatkan lebih banyak, seperti ikan dalam samudra. Orang yang memancing dengan sebuah pancingan, akan mendapatkan ikan satu per satu, sementara orang yang memancing dengan jala yang besar, ia akan mendapat ribuan ikan sekaligus. Jadi `Abdul-Khaliq akan mengatakan kepada kalian nanti, "Siapa murid itu?" nanti akan ditanya dan ia memancing dengan jala yang besar. "Dan Aku akan bertanya padamu satu pertanyaan la`n allah al-kadzibiin (Allah mengutuk para pendusta) dan kau harus menjawabku." Kita tinggalkan ini untuk besok.
wa min allahi 't-tawfiiq bi hurmati 'l-fatiha.
(Syekh Hisyam memeriksa pesan-pesan di Sufilive chat room) Mawlana berkata, "Saya akan mengutuk mereka sekarang!" Saya katakan kepada Mawlana, "Banyak orang yang tidak membuka internet di Mesir dan Afrika Selatan serta beberapa tempat lainnya." Berapa banyak pesan yang kami kirim? Saya katakan kepada Mawlana bahwa kami telah menghimbau orang untuk mendengarkan beliau, dan untuk menginformasikan teman-teman mereka dan kemudian saya katakan kepada beliau bahwa Sufilive akan seperti stasiun TV, di mana ia akan buka selama 24 jam. Malam ini ada hadrah night di Indonesia, mungkin ada Samba di Brazil.
(MSH membaca pesan-pesan online) Kita semua adalah keledai, ya, kita ini bodoh, dia bodoh, dia bodoh. sekali lagi: Saya bodoh, kalian bodoh, ... tidak kalian yang paling bodoh.