26 August 2010 Lefke, Cyprus
Yaa Rabbii! Dastuur yaa Sayyidi, madad. (Mawlana Syekh berdiri)
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, `Aziiz Allah
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Subhaan Allah
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Rabbuun Allah
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, `Aziiz Allah
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Subhaan Allah
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Sultaan Allah!
Allahuma shalli wa sallim ‘ibaadullah wa habiibika Sayyidina Muhammadan, Sayyidi 'l-Awwaliin wa ’l-`Akhiriin. Zidhu yaa Rabbii `izzan wa syarafa nuuran wa suruuran wa ridwaanan wa sulthana. Tsumma shalaatu as-salaamu ‘alaykum `ala jami`il anbiya wal-awliya khaasatan Qutb az-Zamaan, Imaam az-Zamaan, Saahib az-Zamaan, Mahdi `alayhi salaam. Allahuma yaa Allah … yaa Rabbi 'l-`Alamiin! (Mawlana Syekh duduk)
Wahai hadirin! As-salaamu `alaykum, As-salaamu ‘alaykum yaa 'ibaadAllah as-Shaalihiin. Tuuba, kabar gembira bagi mereka yang tergolong `ibaadAllah as-Shaalihiin, “Hamba-hamba Allah yang saleh.” Semoga Allah Jalla Jalaaluh mengaruniakan kita untuk bersama dengan hamba-hamba-Nya yang baik! Itu adalah permintaan terakhir kepada Allah (swt) yang patut kita minta kepada Tuhan kita, agar kita bersama dengan orang-orang yang baik. Target terakhir kita, dan target setiap orang seharusnya adalah untuk bersama dengan orang-orang yang baik. Wahai hadirin! Apakah kalian memikirkan hal itu atau tidak? Selama 24 jam, kita berlari, pergi, datang, bekerja, menghabiskan hidup kita yang berharga, hari dan jam yang berharga yang terus berlalu dan tidak pernah kembali.
Wahai hadirin! As-salaamu `alaykum. Apakah kalian berpikir bahkan sekali dalam 24 jam tentang menjadi orang yang baik? Ucapkan, a`uudzu billahi min asy-Syaythaani ‘r-rajim. setan adalah musuh yang paling mengerikan, yang tidak pernah meninggalkan kalian atau orang untuk berpikir sejenak tentang posisi mereka, bahkan selama satu menit, “Wahai diriku! Wahai `AbdAllah! Apakah kau memikirkannya, bahkan sekali dalam 24 jam, ‘Aku berusaha untuk menjadi orang yang baik’?”
Wahai ulama-ulama Salafi! Bagaimana pendapat kalian, apakah kalian setiap hari berpikir, bahkan selama satu menit, “Apakah aku seorang yang baik?” atau apakah kalian berpikir untuk menjadi orang-orang yang baik, atau apakah di Hadirat Ilahi, tertulis bagi kalian, "Wahai hamba-hamba-Ku yang baik!" Apakah kalian memikirkan hal ini, karena mereka menanyakan setiap orang. Kami ucapkan, Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim. (Mawlana Syekh beridiri) Wahai Tuhan kami! Itu adalah tanda penghambaan kita, berdiri dan mengucapkan, "Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim! Wahai Tuhan kita! Aku adalah milik-Mu, aku bekerja untuk-Mu, aku mengerahkan semua usahaku untuk mencapai rida-Mu!” Ketika kalian tengah sendiri, kalian boleh menanyakan hal ini, khususnya bagi hamba-hamba yang telah dianugerahi sebagai raja atau sultan, atau amiir, atau jalaalatu 'l-malik.
Wahai ulama-ulama Salafi kami! Apakah kalian mengingatkan orang, bahkan setiap minggunya? Sangat penting untuk mengingatkan orang setiap hari, untuk mengatakan, “Wahai umat Muslim! Apakah kalian berpikir untuk menjadi orang-orang yang baik? Itu adalah puncak tertinggi dari target baik kita, atau kita dapat mengatakan, target terbaik bagi setiap orang, “Aku harus menjadi hamba yang baik,” atau “Aku harus menjadi orang yang baik.” Bagaimana caranya agar kalian tahu bahwa kalian orang yang baik? Dengarlah apa yang orang lain katakan tentang diri kalian. Jangan katakan sendiri, “Aku adalah orang yang baik,” jangan. Apa yang orang katakan tentang kalian? Dengarkanlah, jika mereka mengatakan, "Jalaalatu, Paduka Yang Mulia adalah seorang raja yang baik. Jalaalatu 'l-malik, di antara yang lainnya, ia adalah yang terbaik. Ia bukan saja malik yang baik, tetapi ia adalah yang terbaik." Untuk alasan apa mereka mengatakan hal ini? Qul haatuu burhanakum, “ Katakan kepada mereka, ‘Bawa bukti-bukti kalian!’” bahwa orang bisa saja mengatakan Paduka Yang Mulia, atau Jalaalatu 'l-malik, adalah seorang yang baik. Berikan bukti kalian! Perbuatan baik apa yang ia lakukan? Allah (swt) mengaruniai mereka kesempatan besar, milyaran atau trilyunan koin atau uang, tetapi perbuatan baik apa yang mereka lakukan? Di mana sedekah mereka? Sedekah memperlihatkan bahwa seseorang adalah orang yang baik, karena sedekah adalah untuk orang-orang biasa.
Allah (swt) mengaruniai mereka suatu kesempatan dan mengaruniai mereka dengan tumpukan koin, mengaruniai mereka dengan jutaan atau milyaran uang kertas atau gedung-gedung tinggi. Untuk apa gedung-gedung tinggi tersebut? Wahai Syekh, katakan! Untuk berada dalam musaabaqah, kompetisi dengan yang lainnya.
أن تلد الأمة ربتها، وأنت ترى الحفاة العراة العالة رعاء الشاء يتطاولون في البنيان
Yatataawaluuna fi 'l-bunyaan, “akan membangun gedung-gedung tinggi.” Apakah kalian mengenal ahadiits?
Wahai ulama-ulama Salafi fa dzakkir, "Ingatkan mereka!" Katakan, umaraa dan muluuk! Itu adalah hadis suci dari Nabi Penutup (s), “Ketika Hari Akhir telah dekat, satu-satunya permintaan, talab utama dari orang-orang adalah ingin memiliki gedung-gedung tinggi.” Untuk apa mereka dibangun? Agar nama-nama mereka ditulis sebagai orang yang baik! Itu malah menjadi masalah bagi umat manusia! Untuk orang-orang kafir, barangkali normal untuk mengejar dunia, tetapi untuk mu'miniin itu tidak benar, untuk mengejar dunia, mereka harus berlari mengejar kesenangan dan mencapai rida Tuhan mereka. Itu adalah al-ghaayah, “tujuan utama.” Ghaayah berarti titik puncak yang ingin dicapai oleh seseorang. Tetapi target mereka adalah untuk menyenangkan dan memuaskan egonya. Tak seorang pun yang membangung gedung tinggi seperti menara Namrudz untuk Allah, mereka membangunnya untuk membuat ego mereka senang dan bangga dengan gedung-gedung tingginya.
Bagaimana kita katakan bahwa mereka adalah orang-orang yang baik dan mereka melakukan hal-hal yang baik? Jika mereka menulis bahwa gedung raksasa itu sebagai suatu perbuatan baik, (itu hanya bisa jika) segala sesuatu di dalam gedung tinggi itu ditujukan untuk umat, untuk umat Sayyidi 'l-aawwaliin wa ’l-aakhiriin. Jika mereka mengatakan, “Kami tidak mengambil keuntungan dari itu. Segala (keuntungan) yang berasal darinya kami gunakan sebagai waqaf, untuk umat Muhammad (s).” (Mawlana Syekh berdiri) Maka para malaikat akan memujinya, “Panjang umur dan kesejahteraan bagimu, wahai hamba Allah!" (Mawlana Syekh duduk)
Wahai ulama-ulama Salafi! Mengapa kalian tidak mengatakan hal semacam itu? Tinggalkan orang-orang besar dan orang-orang dengan pemahaman yang dangkal dan tinggalkan apa yang mereka lakukan. Jangan katakan, “Kalian melakukan bid`a, haraam, syirk!” Tinggalkan mereka, dan kejarlah raja, muluk dan amiir kalian untuk menginatkan mereka, mereka telah dikaruniai kesempatan tak terhingga dari Tuhan Surgawi untuk melakukan yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya! Oleh sebab itu, wahai ulama-ulama Salafi, jangan takut (untuk mengatakan kebenaran) kepada mereka, tetapi takutlah dengan apa yang Allah katakan! (Mawlana Syekh berdiri)
وَاتَّقُونِ يَا أُوْلِي الأَلْبَابِ
Wa attaquunii, yaa 'ulii al-albaab.
Jadi takutlah kepada-Ku, wahai orang-orang yang mengerti! (al Baqarah, 2:197)
(Mawlana Syekh duduk) Allah (swt) berfirman, “Ketakukanmu hanya untuk Keperkasaan-Ku.” Takutlah kepada-Nya, Yang Maha Perkasa!
Wahai ulama-ulama Salafi! Kalian tahu tentang berbagai kutukan yang menimpa manusia. Kalian mengetahuinya! Apa yang dapat melindungi kalian dari hujan kutukan ini? Katakan, apakah kalian tahu atau tidak? Hanya satu hal, satu hal yang dapat mencegah atau melindungi kalian dari hujan kutukan surgawi. Apa itu? Katakan! Apakah kalian tahu? Itu adalah hal yang sangat penting dan mereka bertanya kepadamu bagaimana berlindung dari kutukan surgawi di dunia dan akhirat. Hanya satu kata, tetapi kalian tidak mengingatnya. Ma`ruuf! Amar bi 'l-ma`ruuf, “perbuatan baik.” Hanya ini yang melindungi, tidak ada yang lain! Dengarkan apa yang mereka katakan kepada saya!
Wahai umat Kristen! Wahai umat Yahudi! Wahai umat Muslim! Di dunia dan akhirat, jika kalian meminta perlindungan, satu-satunya perlindungan atau perisai kalian hanyalah `amar bi 'l-ma`ruuf; perbuatan baik, ia akan menjauhkan kalian dari hukuman. Itu akan membuat kalian sebagai orang yang dapat merasakan dari nikmat surgawi yang tak terhingga yang sampai pada kalian. Tidak ada perlindungan lain kecuali perisai ini, yang melindungi hamba-hamba dari pembalasan surgawi! Amar bi 'l-ma`ruuf, katakan itu, wahai ulama! Katakan, wahai syekh Azhar asy-Syariif dan doktor Syariah! Katakan tentang hal ini, itu saja sudah cukup. Jika kalian mengatakan hal ini kepada seluruh bangsa, maka ia akan membuat hidup ini bagaikan surga, tetapi kalian tidak mengatakannya! Katakan, “Wahai manusia, berusahalah untuk melakukan kebajikan, ma’ruuf sebanyak-banyaknya, berikan sedekah, karena ini adalah bulan suci. Lakukanlah!”
Wahai orang-orang yang kaya dan berkuasa! Berikan lebih banyak dan lebih banyak lagi, dan cegah diri kalian dari pembalasan surgawi, karena suatu hari kalian akan menjadi sendiri di bawah tanah dan tidak ada pertolongan bagi kalian, baik di dunia maupun di akhirat, kecuali melalui sedekah kalian! Oleh sebab itu kita mulai dengan mengucapkan, apakah kalian memikirkan setiap hari, “Apakah aku orang yang baik?” Jika ya, maka tanyakan diri kalian lagi, “Berikan bukti bahwa kalian adalah orang yang baik. Perbuatan baik apa yang kalian lakukan sehubungan dengan pengakuan kalian itu?” Barangkali kalian hanya meminta kesenangan ego kalian saja, tetapi tidak meminta kesenangan orang-orang biasa. Berapa banyak orang yang kalian buat senang hari ini? Mengapa kalian mengatakan, “Aku adalah orang yang baik,” dan kalian membuat tumpukan emas dan milyaran uang kertas. Untuk apa? Untuk menyimpannya. Dan pada Hari Kebangkitan, berapa banyak orang yang menentang kalian dengan mengatakan, “Orang ini mengumpulkan dan menyimpan hanya untuk dirinya sendiri, dan tidak menggunakannya untuk orang lain, atau bahkan untuk dirinya sendiri! Wahai Tuhan kami! Berikanlah pembalasan kami untuknya!” Dan koin-koin itu, sebagaimana disebutkan dalam ahadiits yang suci, akan menjadi koin api pada tubuh mereka!
Allah! Yaa Rabbii! Tawbah yaa Rabbii! Tawbah, astaghfirullah! Tawbah yaa Rabbii, tawbah yaa Rabbii, tawbah yaa Rabbii! Wahai Tuhan kami! Kau memerintahkan, tetapi kami tidak mendengarnya. Begitu banyak kesempatan datang di hadapan kami dan kami kehilangannya.
Wahai para hadirin! Dari orang-orang biasa dan dari orang-orang level tinggi, semoga Allah mengampuni kita demi kemuliaan Nabi Penutup, Sayyidina Muhammad (s)! (Mawlana Syekh berdiri dan duduk)
Fatihah.
(38 menit)
(Mawlana Syekh bicara dengan Syekh Hisyam Effendi dan Hajah Naziha di telepon)
(Mawlana Syekh melakukan Salat Syukur 2 rakaat.)