Available in: English   Bahasa   Go to media page

Haqiqat dan Alam Malakuut

Sultan al-Awliya

Mawlana Syekh Nazim

10 Maret 2011 Lefke, Siprus

Mawlana Syekh Nazim:… untuk ciptaan berupa materi, Malakuut berada di atasnya, pertama adalah Mulk, Malakuut, lalu Jabaruut, (dan di atasnya lagi) Lahuut. Kita tinggal di alam materi, Mulk, dan kita dapat memahami alam ini karena kita berada di dalamnya, di dalam`Alam al-Mulk. Malakuut berbeda.

Tamu: Apakah sakiinah itu?

Mawlana Syekh Nazim: Itu berasal dari Malakuut ke dalam hati manusia.

Tamu: Jadi sakiinah berasal dari Malakuut; itu seperti yang saya pikirkan.

Mawlana Syekh Nazim: Engkau sangat pandai!

Tamu: Tidak! Engkaulah yang memberi saya isyarat, bimbinganmu, dan saya mengikutinya. Saya mengunjungi seorang ahli kebatinan Yahudi, Katherine Scheinberg. Saya mendapat beberapa tanda darimu, jadi saya mendatangi orang itu, apakah benar?

Mawlana Syekh Nazim: Allahu `alim, Allah Maha Tahu.

Tamu: Satu hal lagi: di dalam “Yaa Maalik al-Mulk,” apakah yang dimaksud dengan Maalik? Apakah itu sultan yang disebutkan di dalam Surat ar-Rahman?

يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَن تَنفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانفُذُوا لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ

Yaa ma`asyara al-jinni wa ’l-insi in istatha`tum an tanfudzuu min aqthaari ‘s-samawaati wa ’l-ardhi fa-anfudzuu la tanfudzuuna illa bi-sulthaanin.

Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (otoritas yang telah diberikan). (Surat ar-Rahman, 55:33)

Mawlana Syekh Nazim: Sultan termasuk dalam Mulk. yaa Malik al-Mulk, maknanya melengkapi itu.

Tamu: Apa yang saya pahami dari ahli kebatinan Yahudi itu adalah ketika raja menikah dengan ratu, ketika sultan menikah dengan sakiinah, Surga akan tercipta di Bumi. Bagaimana pemahamanmu mengenai hal itu?

Mawlana Syekh Nazim: Tanyakan pada mereka! Kami tidak mengerti tulisan mereka, tidak.

Tamu: Karena beberapa hal yang mereka tuliskan sangat mirip dengan Sufisme; mereka juga mempunyai Malakuut.

Mawlana Syekh Nazim: Bi-yadihi malakuut kulli syay’in wa huwa `alaa kulli syay’in qadiir.

Tamu: Bagaimana saya dapat meraih haqiqah, realitas saya?”

Mawlana Syekh Nazim: Dengan sendirinya! (tertawa) jika engkau ingin menaiki pohon palem, engkau memerlukan tangga.

Tamu: Mawlana, engkau adalah tangga saya.

Mawlana Syekh Nazim: Saya mengawasimu, berusaha untuk menjagamu agar tidak jatuh; jika jatuh, engkau tidak bisa berdiri. Jika engkau letakkan bayi kecil di tangga itu agar ia menaiki tangga itu, ia mungkin akan jatuh dan tidak mampu untuk bangun lagi. Oleh sebab itu, kita perlu latihan agar bisa belajar bagaimana kita dapat mendaki hingga mencapai Malakuut, yang merupakan milik sisi spiritual kita, dan itu bukanlah untuk sisi fisik kita. Sisi fisik kita berada dalam `Alam al-Mulk dan sisi spiritual kita berada di langit Malakuut.

Tamu: Saya mengerti. Mawlana, apakah nama spiritual saya?

Mawlana Syekh Nazim: “`AbdAllah.”

Tamu: Terakhir, apakah peranan saya di dalam pelayanan terhadap Mahdi (a) dan Sultan al-Awliya? (suara seorang wanita:), “Dia berkata engkau akan membawa sepatunya Mahdi (a) (sembrono sekali).”

Mawlana Syekh Nazim: Bersama dengannya ketika engkau membawakan sepatunya, engkau pasti sangat beruntung.

Tamu: Saya melihat sebuah mimpi mengenai Mahdi (a) sebagai seekor burung besar dan siap untuk mendarat kapan saja.

Mawlana Syekh Nazim: Itu memang benar, tetapi beliau bukan seeekor elang.

Tamu: Mawlana, Saya melihat mimpi lainnya: saya diberi sebuah tongkat Naqsybandi berwarna biru.

Mawlana Syekh Nazim: Engkau dapat menggunakannya untuk mendukung dirimu sendiri. Dukungan surgawi datang kepadamu karena biru adalah milik surgawi; warna langit adalah biru, tetapi biru gelap berada di atasnya.

Tamu: Mawlana, saya akan kembali (ke tanah air) malam ini, saya tidak tahu kapan saya dapat bertemu denganmu pada kunjungan berikutnya…

Mawlana Syekh Nazim: Allah Maha Tahu, kita tidak tahu apa-apa.

Tamu: Jadi bagaimana saya bisa mendapat suatu pembukaan? Saya sungguh mencari realitas saya. Bagaimana saya bisa mencapai haqiqat saya, pencerahan saya?

Mawlana Syekh Nazim: Siapa yang bertanggung jawab atas dirimu bisa membimbingmu. Jangan khawatir, kita ini bagaikan penumpang di dalam sebuah pesawat dan pesawat itu terbang.

Tamu: Tetapi engkaulah pesawatku…

Mawlana Syekh Nazim: HasbunAllah, RabbunAllah.

(Tamu mencium tangan Mawlana.)

UA-984942-2