Shuhbah setelah Salaat al-Isya
A`uudzu billahi min asy-Syaythaani ‘r-rajim. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim.
Nawaytu 'l-arba`iin, nawaytu 'l-`itikaaf, nawaytu 'l-khalwah, nawaytu 'l-`uzlah,
nawaytu 'r-riyaadhah, nawaytu 's-suluuk, lillahi ta`ala fii haadza 'l-masjid.
Alhamdulillahi Rabbi 'l-`Alamiin, wash-shalaatu was-salaamu `ala asyrafa 'l-Mursaliin, Sayyidina wa Nabiyyina Muhammadin wa `alaa aalihi wa shahbihi ajma`iin. bin niyyah Sayyidi Syaykh Nazim al-Haqqani.
Pertama-tama, saya ingin mengucapkan selamat datang kepada tamu-tamu yang penting di sini; kami berdoa semoga dipanjangkan umur dan mendapat kebahagiaan dan kami berdoa untuk pemimpin mereka agar dibimbing menuju keputusan yang benar.
Hari ini adalah Kamis malam, atau malam Jumat, dan saya sering mendengar dari Grandsyekh dan Mawlana Syekh bahwa mereka selalu mengamati malam ini, karena ada satu jam di hari Jumat di mana doa tidak akan ditolak. Jadi awliyaullah selalu mencari doa itu dan menanti waktu yang tepat untuk membacanya di antara 24 jam dan waktu tersebut tidak diketahui. Banyak ulama yang memberikan waktu yang berbeda, tetapi saya mendengar dari Grandsyekh, semoga Allah memberkati jiwanya, dan dari Mawlana Syekh, bahwa waktunya adalah antara `Ashar dan Maghrib, satu jam sebelum Maghrib. Grandsyekh mengatakan, dalam suatu khalwat, beliau bertanya kepada Nabi (s) dalam dimensi spiritual, “Yaa Rasuulullah! adrikna unzurna, lihatlah pada kami, berilah kami dari samudramu, waktu manakah yang tepat?” Grandsyekh berkata bahwa itu adalah waktunya, satu jam sebelum Maghrib.
Allah mengaruniai kita 52 jam seperti ini dalam setahun, dari satu Jumat ke Jumat berikutnya, di mana Dia tidak memberikannya kepada umat lainnya! Zikrullah di masa Grandsyekh dilaksanakan antara `Ashar dan Maghrib. Kini tajalinya berubah dan zikrullah dilaksanakan di malam Jumat, yang artinya ada perubahan surgawi yang dijalani oleh awliyaullah, dan akan ada perubahan lagi segera.
Selama bertahun-tahun, Grandsyekh dan Mawlana Syekh menyebutkan tentang Sayyidina Mahdi (a). Banyak orang di masa sekarang bagaikan ikan yang keluar dari samudra. Mereka mendengar Mawlana Syekh bicara dengan keras mengenai Sayyidina Mahdi (a) dan mereka berjuang, tetapi mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Di masa Sayyidina Mahdi (a), di mana pun kalian berjuang, sekarang situasinya tidak akan berubah: orang-orang yang ditakdirkan akan mati, mereka akan mati, orang-orang yang ditakdirkan hidup, mereka akan hidup. 35 tahun yang lalu Mawlana berkata bahwa jika kalian berada di tengah ledakan dan ditakdirkan bahwa kalian tidak mati, maka kalian tidak akan mati. Jadi jangan terlalu khawatir dengan apa yang terjadi ketika Sayyidina Mahdi (a) datang!
Kita harus mempersiapkan diri kita sendiri, tetapi sebagaimana yang tadi dijelaskan oleh Mawlana Syekh, jika seorang wali didukung dengan tujuh kekuatan, tetap saja ia tidak bisa menjamin keselamatan bagi seorang murid jika murid itu menyia-nyiakan waktunya setelah Maghrib di jalan atau di bioskop atau menghabiskan waktunya di luar rumah! Mawlana ingin agar setiap orang berada di rumah sebelum `Isya, kecuali kalian mempunyai alasan yang kuat untuk melakukan hubungan sosial atau silaturahmi dengan keluarga; bukannya seperti kalian pergi ke dokter untuk mendapatkan resep padahal kalian tidak terlalu sakit, dan banyak orang yang seperti itu. Awliyaullah tidak akan memberi toleransi untuk itu; mereka sangat ketat. Kalian hanya diperbolehkan bila kalian memang harus pergi keluar: kalian diizinkan untuk mengunjungi orang yang sakit, atau mengunjungi kerabat, atau pergi ke masjid, tetapi kalian tidak diperbolehkan untuk pergi ke restoran atau kedai kopi selepas `Isya, dan bila terjadi sesuatu itu adalah tanggung jawab kalian sendiri. Jadi ini adalah tindakan pencegahan yang harus kita ambil sekarang.
Berapa banyak orang yang bertanya, “Sayyidina Mahdi (a) datang, jadi apa yang harus kita lakukan?” Sayyidina Mahdi (a) datang bukan untuk menakut-nakuti kalian, tetapi untuk menyingkirkan kezaliman, sebagaimana Nabi (s) bersabda, “Salah satu dari cucuku akan memenuhi dunia ini dengan keadilan dan menghilangkan kezaliman.” Keadilan bagi kita adalah untuk mematuhi Allah (swt) dan Nabi (s) dan orang-orang yang mempunyai otoritas. Inilah jalan kita, jalannya Ahlu ’s-Sunnah wa ’l-Jama`ah. Kita bukanlah politikus, bukan hakim yang menghakimi orang! Kita berada di sini untuk membimbing dan mendengar apa yang beliau katakan, dan untuk membesarkan anak-anak kita di jalan yang baik.
Banyak orang yang diminta oleh Mawlana untuk menyampaikan pesan ini, karena ini adalah penting. Banyak orang yang melakukan kekerasan kepada istrinya atau memukul mereka. Memang benar bahwa banyak sekali Muslim yang memukuli istrinya, dan ini adalah kekerasan di dalam rumah tangga. Tidak pernah diperkenankan untuk memukul istri kalian! Sayyidina Mahdi (a) akan menghukum mereka. Banyak sekali di lingkungan Muslim (yang melakukan hal ini). Mereka mengetahui diri mereka (siapa mereka), dan banyak sekali yang melakukannya. Saya mengatakan hal ini karena sabar itu adalah penting; sifat itu membangun keluarga. Marah membuat keluarga hancur. Banyak saudara kita di dalam tarekat yang mempunyai masalah dan kesulitan, tetapi marah tidak akan pernah menyelesaikan masalah itu. Ada 800 karakteristik yang buruk dan marah adalah akar bagi semua karakteristik buruk tersebut. Ada 500 amr bi ’l-ma`ruuf, yaitu menyeru pada kebaikan.
Suatu ketika saya masih muda seperti kalian, dan saya mengajukan satu pertanyaan kepada Grandsyekh. Bertanya kepada syekh adalah suatu adab yang buruk. Sekarang orang-orang menanyakan begitu banyak pertanyaan, lebih baik meminta Syekh untuk mendoakan kalian, bukannya bertanya. Dan saya menanyakan pertanyaan ini kepada Grandsyekh, semoga Allah memberkati jiwanya, “Jika ada 800 hal yang terlarang, bagaimana kita bisa bertahan, karena ke mana pun engkau pergi di sana ada sesuatu yang salah?” Beliau berkata, dan kata-katanya masih terngiang di telinga saya, “Yaa waladii! Jika seseorang akan mengerjakan 500 kewajiban, aturan, perbuatan baik, mereka akan diberi pahala, tetapi jika seseorang akan menghindari satu hal yang dilarang, dan ia bertobat, atau jika ia melihat sesuatu yang salah lalu ia berusaha untuk melarang dirinya sendiri untuk tidak melakukannya, ia akan diberi pahala lebih dari 500 karakteristik yang baik tadi, karena ia menarik egonya!”
Saya bertanya kepada Mawlana Syekh, semoga Allah memanjangkan umurnya, “Bagaimana kita dapat menghitungnya?” Beliau berkata, “Ketika aku diperintahkan untuk menjalani khalwat, aku diminta untuk menuliskannya.” Jika kalian mulai menghitung, kalian dapat menghitungnya hingga maksimum 50 atau 60, dan Mawlana menjalani khalwatnya di Madinatu ‘l-Munawwarah. Beliau berkata, “Aku menghitung ada 187 karakter buruk.” Jadi bayangkan berapa banyak karakter buruk yang kita bawa dalam diri kita, dan kita berpikir bahwa kita adalah murid utama atau pengikut utama dari Nabi (s)!
Wahai Muslim! Wahai saudara-saudari sekalian! Untuk mengajarkan kepada kita,
Allah (swt) telah berfirman,
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
wa innaka la-`alaa khuluqin `azhiim.
Dan sesungguhnya engkau berbudi pekerti yang agung. (al-Qalam, 68:4)
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ
Qul innamaa anaa basyarun mitslukum.
Katakan (Wahai Muhammad), "Aku hanyalah seorang manusia seperti kamu.” (al-Fushshilat, 41:6)
Itu artinya, “Yaa Muhammad! Katakan kepada mereka bahwa dengan segala maqam terpuji yang engkau miliki, di mana Aku telah menyempurnakanmu, Aku telah memberimu segalanya, ...khuluqin `azhiim....dengan semua itu, katakan kepada mereka...innama anaa basyarun.... aku hanyalah seorang manusia, seperti kamu. "
Tidak ada yang dapat mencapai itu! Bahkan jika seluruh awliya bersatu (secara kolektif), itu tidak akan menyamai setetes dari ilmunya Nabi (s)! Dengan semua itu, beliau berkata, “Aku hanyalah seorang manusia.” Lihatlah semua kerendahan hati itu! Dan kita bicara mengenai diri kita (sebagai bagian dari) di bawah seorang Syekh. Jadi ketika kita keluar dari pintu ini, kita mulai berselisih, tidak semuanya, tetapi beberapa. Orang-orang berselisih karena mereka tidak bisa mengendalikan ego mereka. Mereka ingin menjadi bos dan duduk di kursi dan melanggengkan dirinya di kursi itu. (Dalam kasus ini), Allah (swt) akan mengusir kalian dengan paksaan, suka atau tidak; suatu hari Allah akan mengeluarkan kalian. Dia mengambil para pemimpin satu per satu. Allah (swt) memberi kita contoh. Seorang “terminator” menggunakan senapan mesin, tetapi Allah tidak menggunakannya; Dia membisikkan di telinga para awliyaullah, “Singkirkan mereka,” dan mereka menggantinya.
Allah (swt) berfirman,
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا وَقَالَ الْإِنسَانُ مَا لَهَا
idza zulzilat al-ardhu zilzaalahaa wa akhrajati’l-ardhu atsqaalahaa wa qaalat al-insaanu maa laha..."
Ketika Bumi berguncang dengan guncangan (yang dahsyat) dan ketika Bumi mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandungnya) dan manusia bertanya, “Mengapa Bumi menjadi begini?” (az-Zalzala, 99:1-3)
Ini artinya ada guncangan yang tidak menyerupai apapun, misalnya, apa yang terjadi di Jepang. Orang-orang mengatakan bahwa tidak ada (gempa) yang seperti itu, namun demikian itu masih bukan apa-apa! Apa yang ada di dalam akan keluar. (Gempa) itu akan seperti mainan di hadapan apa yang akan terjadi nanti. Allah berfirman bahwa ketika Dia mengguncangkan Bumi, manusia akan berkata, “Apa yang terjadi, mengapa Bumi berguncang?” Ketika Allah menghendaki hal itu terjadi, ia akan terjadi! Allah akan membuat orang yang berada di titik terbawah menjadi ke atas dan yang di atas menjadi ke bawah; lalu dapatkah seseorang bertanya, mengapa?
Wahai Muslim! Kita semua harus memperlihatkan kerendahan hati satu sama lain. Jangan mengharapkan kerendahan hati yang sama dari saudara kalian, tidak, tetapi perlihatkanlah lebih dari itu. (...) Ego kalian akan berkata, “Mengapa kamu memperlihatkan kerendahan hati? Tidak usah dipikirkan!” Tetapi Allah ingin agar kalian memperlihatkan kerendahan hati. Jika kalian ingin diangkat, perlihatkanlah kerendahan hati. Datang ke sini berarti memperlihatkan kerendahan hati; itu adalah tanda bahwa kerendahan hati masih ada di sana, tetapi jangan sampai kehilangannya! Potonglah akar kemarahan itu.
Semoga Allah memberkati kita dan semoga Allah mengampuni kita. Amiin.
Fatihah.