Available in: English   French   Bahasa   Go to media page

Tanpa Mahdi (as) Tidak Ada Persatuan Bagi Muslim

Shaykh Hisham Kabbani

29 November 2003 Fenton Zawiya, Michigan

Mawlana Shaykh Hisham Kabbani:

Tanpa kedatangan Mahdi (as) tidak ada persatuan bagi Muslim, (jadi) harus ada seorang khalifah dan khalifah itu harus membawa bendera Rasulullah (saw). Bendera Nabi (saw) ada di Istanbul, di Museum Topkapi, di Amanaatu ‘l-Muqaddasah Nabi (saw). Jubah beliau ada di sana, pedang beliau di sana dan bendera beliau di sana. Ketika Mahdi (as) muncul, beliau akan memakai jubah, membawa bendera dan mengambil pedang beliau (saw). Pada saat itu jihad dapat diterima, jihad islami, kalau tidak maka tidak ada apa-apa.

Pembawa Acara: Sekarang tidak wajib?

MSH: Sekarang tidak wajib. Dan ketika Mahdi (as) muncul, beliau tidak muncul dengan bala tentara, beliau tidak memerlukan senjata. Setiap negeri membeli persenjataan untuk apa? Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Antara Timur dan Barat mereka akan mendengar takbir Mahdi (as).

Beliau akan muncul di Madinatu ‘l-Munawwarah, para Awliya menanti kedatangannya, menanti agar izinnya diberikan. Mahdi (as) bukanlah sosok imajinasi, beliau adalah sosok sungguhan. Dan di seluruh kitab hadits dikatakan bahwa menyebutkan Mahdi (as) merupakan salah satu akidah bagi Muslim, karena itu adalah bagian dari Islam. Jadi bila kalian menolaknya, atau mengatakan, “Oh masih ada waktu,” atau “Kita tidak tahu (kapan itu akan terjadi)” artinya kalian menyangkal bagian dari Islam, artinya kalian menjadi murtad; karena jika kalian menyangkal bagian tertentu dari Islam, seolah-olah kalian telah menyangkal Islam. Islam itu sudah lengkap.

اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا

Pada hari ini, telah Kusempurnakan agamamu bagimu dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu. (QS Al-Ma’idah, 5: 3).

Islam adalah sebuah paket yang lengkap, jadi jika kalian mengeluarkan salah satunya, artinya kalian tidak mengikuti Islam.

Mana Ahl al-Sunnah wa’l-Jama`ah yang mengatakan bahwa mereka adalah para pemimpin Muslim? Mengapa mereka tidak berbicara mengenai Mahdi (as)? Orang-orang berpikir bahwa itu hanya untuk Syiah. Di situlah mereka membuat pengelompokan-pengelompokan. Syiah tidak membagi-bagi umat, tetapi Ahl al-Sunnah wa’l-Jama`ah yang membagi-bagi umat. Syiah memegang (akidah tersebut) dan mengatakan, “Kami percaya terhadap Imam Mahdi (as), itu adalah bagian dari agama.” Ahl al-Sunnah wa’l-Jama`ah juga harus menegaskan hal itu bahwa ya, itu adalah bagian dari akidah Ahl al-Sunnah wa’l-Jama`ah. Itu adalah bagian dari akidah kita, dan bila kita menolaknya, berarti kita menolak Islam.

Nabi (saw) bersabda,

إنتظار الفرج عبادة

Intizhaarul faraji `ibaadah

Menunggu sesuatu yang akan datang adalah ibadah.

Siapakah di antara orang-orang Ahl al-Sunnah wa’l-Jama`ah yang berbicara tentang Imam Mahdi (as)? Katakan pada saya.

[Pembawa acara]: Tidak ada, kecuali para Sufi.

MSH: Sangat sedikit di antara mereka. Kebanyakan melupakannya. Ini berarti, sebagimana yang saya katakan kepada kalian, Mahdi (as) menunggu izin untuk muncul, tetapi beliau ada di sana bersama para Awliya (ridhwanullaah `alayhim). Secara pribadi beliau berada di sekitar kita, para Awliya bertemu dengannya. Mereka melihatnya dan mereka menjabat tangannya untuk berbay’at kepadanya.

Suatu ketika pada tahun 1970–tahun 70an, barangkali 1971, saya sedang dalam khalwat, tetapi tidak 100% khalwat, itu adalah setengah khalwat. Saya sedang duduk dan menulis catatan dan merapikan catatan Grandsyekh, Syekhnya Mawlana Syekh Nazim (q). Pada saat itu saya mengenal beliau dengan baik, dan saya selalu mencatat perkataan beliau dalam shuhbahnya. Orang-orang datang ke ruangan beliau dan beliau berbicara selama berjam-jam tanpa henti, dan apa yang beliau katakan sekarang, beliau tidak akan mengulanginya lagi. Selalu ada yang baru, seperti mata air. Dari mana beliau mendapatkan ilmu-ilmu tersebut? Beliau tidak mempunyai buku di rumahnya. Beliau adalah seorang yang buta huruf (illiterate)–bukannya illiterate, tetapi ada istilah yang lebih baik lagi dalam bahasa Inggris. Mereka mengatakan kepada saya, “Jangan lagi mengatakan illiterate, tetapi unlettered.” Illiterate maknanya tidak berpendidikan, tetapi unlettered maknanya tidak menulis atau membaca. Hatinya selalu terhubung dengan hati Nabi (saw).

[Pembawa acara]: ilmu dengan kehadiran?

MSH: Ya, ilmu dengan kehadiran, hudhur. Saya sedang merapikan catatannya kemudian saya berhenti dan mulai berdzikir. Pada saat itu Grandsyekh muncul dan berkata, “Kami akan membawamu untuk berbay’at dengan Mahdi (as).” Dan itu terjadi pada diri saya pada tahun 1971.

[Pembawa acara]: beliau muncul?

MSH: Ya! Dan beliau mengatakan, “Pejamkan matamu, karena engkau tidak dapat melihat. Jika engkau melihat engkau tidak bisa melanjutkannya.” Jadi saya terus memejamkan mata saya. Kemudian beliau mengatakan, “Ulurkan tanganmu!” Dan ketika saya mengulurkan tangan saya, beliau mengatakan, “Sekarang tanganmu ada di tanganku. Sekarang ada 7007 Syekh Naqsybandi”–yang pada saat yang sama memberi bay’at kepada beliau. Kemudian saya merasakan seolah-olah tangan-tangan mereka ada di atas tangan saya. Kemudian beliau mengatakan, “124.000 tangan para Nabi,” dan tangan-tangan dari 124.000 Nabi di atas tangan saya. Kemudian beliau berkata, “Sekarang tangan Mahdi (as).” Saya merasakan tangan Sayyidina Mahdi (as), dan kemudian beliau mengatakan, “Sekarang tangan Nabi (saw),” dan mereka memberi talqiin tersebut, memberi bay’at tersebut. Itu adalah pengalaman yang sangat luar biasa bagi saya sehingga setelah kejadian itu saya tidak sadar selama beberapa hari. Pikiran saya seperti gila dalam keadaan haal tersebut.

Sebelum kejadian itu, saya melihat, mereka mengundang saya. Ada perkenalan untuk itu, di mana Mahdi (as), Sayyidina Isa (as) dan Grandsyekh kita, mereka bertiga muncul dan membawa saya ke sebuah tempat di mana mereka bergerak seperti pada jalanan, tetapi tidak ada jalanan di sana, mereka bergerak tanpa berjalan, seperti bergerak di udara.

[Pembawa acara]: terbang?

MSH: itu bukan terbang, tetapi seolah-olah mereka berjalan, tetapi dalam pergerakan rohaniah. Di kedua sisi terdapat pasukan Mahdi (as). Mereka membawa saya dan mengatakan bahwa waktunya sudah sangat dekat! Pada saat itu Grandsyekh, semoga Allah mensucikan ruhnya, beliau mengatakan bahwa, “Waktunya bagi Mahdi (as) sudah sangat dekat dan aku memberikan namamu di antara Khulafa Mahdi (as),” dan beliau memberi saya satu di antara 40 nama-nama tersebut. Sayyidina Mahdi (as) mempunyai 40 Khalifah dan 59 Wakil, totalnya 99. Setiap orang berada di bawah tajali Shifat Allah (swt). Dan beliau mengatakan, “Itu adalah dirimu!” Beliau memberi saya gambar dan nama tersebut.

Jadi Mahdi (as) bukanlah sosok imajinasi dan bukanlah sosok yang tidak hadir, tidak. Beliau adalah sosok yang nyata, dan sedang menunggu izin Allah untuk muncul. Ketika beliau muncul, pertama beliau harus melakukan islah al-`ulama – (mereformasi `ulama), karena para ulama pertama akan menyangkalnya; bukannya ahl al-kufr yang akan menyangkalnya, karena mereka memang sudah kufur. Tetapi para ulama akan menentangnya, dan tidak ada oposisi bagi Mahdi (as), beliau muncul dengan Kekuatan Ilahiah, Allahu Akbar!

Pertama beliau muncul di Madinat al-Munawwarah. Dari Mekah beliau menikah dan mempunyai tiga anak sekarang. Beliau akan muncul di Madinatu ‘l-Munawarrah. Beliau akan mengucapkan, “Laa hawla wa laa Quwatta illa billahi ’l-`Aliyyi ’l-`Azhiim” dan dengan segera beliau turun ke Madinatu ‘l-Munawarrah dari magharat al-su’ada, beliau berada di tanah surgawi antara Yaman dan Madinatu ‘l-Munawarrah di gurun al-Rub` al-Khali. Ada sebuah gua besar di sana, tetapi itu adalah Surga, bukan gua. Para Awliya menggambarkannya sebagai Surga di mana beliau tinggal bersama para Khulafa, Wakil dan menteri-menterinya.

Menteri-menterinya adalah Syahamat al-Fardani, Yusuf al-Shiddiq, `Abd al-Ra’uf al-Yamani, Imam al-`Arifiin Aman al-Haqq, Lisan al-Mutakallimiin `Awn Allah al-Sakhawi, `Arif al-Tayyar al-Ma`ruf bi Mulhan, Burhan al-Kurama’ Ghawts al-Anam. 7 menteri. Mereka berada di hadiratnya selama 24 jam dan mereka semua bersama 40 khalifah dan 59 wakil berada di hadirat Nabi (saw). Tidak seorang pun dapat mencapai tempat itu. Tempat itu dijaga oleh tujuh kelompok yang berbeda: Budalaa’, Nujabaa’, Nuqaba’, Awtaad, Akhyaar, Jinn dan Mala’ika. Mereka mengamankan tempat itu, antara Madinah dan Yaman. Itu adalah gurun yang tidak bisa dilalui oleh seorang pun. Siapa pun yang mencoba melewatinya dengan segera akan berubah menjadi batu.

Ketika Perancis menyerang gurun tersebut banyak tentaranya yang menghilang dan berubah menjadi batu di gurun itu. Sekarang menurut teknologi terkini dan satelit, NASA merilis beberapa foto gurun al-Rub` al-Khali di mana terlihat batu-batu berbentuk manusia. Hal itu menegaskan apa yang telah digambarkan oleh para Awliya.

Dari sana dalam sekejap beliau bisa berada di Madinatu ‘l-Munawarrah, dengan Bismillaahi ’r-Rahmaani ’r-Rahiim, beliau sampai di sana, dengan Haqiqat ath-Thayy (haqiqat untuk bergerak di dalam ruang). Bagaimana mereka bergerak dalam ruang? Sekarang ruh kalian berada dalam cangkang jasad kalian. Kalian tidak dapat menggerakkan ruh kalian dengan jasad kalian. Jasad itu terikat dengan bumi, jadi ia tertarik dengan gravitasi bumi, karena ia berhubungan dengan bumi. Ketika ruh kalian semakin kuat, ruh itu terikat dengan Langit dan ia akan menarik kalian menuju Langit. Dan di manakah arah atas itu? Segala penjuru! Tidak ada atas, tidak ada bawah; segalanya atas dan segalanya adalah bawah. Itulah sebabnya kita mengatakan,

أينما تولوا فثم وجه الله

Ke mana pun kamu menghadap, kalian akan menemukan Allah di sana. (Surat al-Baqarah, 2:115)

Gravitasi ini, yang artinya adalah kesenangan duniawi menarik kalian menuju gravitasi bumi. Ketika kalian melepaskan diri kalian dari kesenangan duniawi tersebut, maka tubuh atau jasad kalian menjadi ringan dengan kekuatan ruh. Bahkan para ilmuwan menegaskan hal itu, ketika mereka mengirimkan para astronot ke luar angkasa, tidak ada gravitasi di sana dan para astronot itu melayang di udara, karena tidak ada gravitasi bumi yang mempengaruhi mereka di ruang angkasa. Begitu juga untuk kekuatan rohaniah, terdapat ruang angkasa yang akan membawa tubuh kalian melayang dalam sistem tersebut.

Jadi ketika hal itu terjadi, artinya kalian dapat bergerak dengan kecepatan cahaya, karena ruh kalian adalah energi dari Bahr al-Qudrah. Jadi ketika energi itu bergerak dari Bahr al-Qudrah, jika kita ingin membatasinya, kita katakan ia bergerak dengan kecepatan cahaya atau lebih cepat dari kecepatan cahaya. Bahkan lebih cepat daripada pikiran. Pikiran kalian lebih cepat daripada kecepatan cahaya. Gerakan para malaikat lebih cepat daripada kecepatan pikiran. Kalian akan bisa bergerak dengan kecepatan malaikat ketika kalian melepaskan ruh kalian dari gravitasi tubuh kalian. Jadi sekarang kalian dapat membawa tubuh kalian.

Jadi para Awliya’ untuk bergerak dengan Haqiqat ath-Thayy, mereka mengeluarkan ruh mereka dan mereka meletakkan tubuh mereka ke dalam ruh dan mereka bergerak dengan kekuatan yang mempunyai kecepatan malaikat dan ketika muncul di tempat tujuannya, mereka mengeluarkan tubuh mereka dan mereka memasukkan ruh mereka ke dalam tubuh mereka. Inilah cara Haqiqat ath-Thayy bekerja di antara para Awliya dan ini adalah penjelasan paling sederhana mengenai hal tersebut dan ada penjelasan yang lebih tinggi lagi untuk hal ini.

Jadi ketika Mahdi (as) muncul, beliau muncul dengan pergerakan semacam itu, muncul di Madinatu ‘l-Munawarrah, menyeru, “Laa hawla wa laa Quwatta illa billahi ’l-`Aliyyi ’l-`Azhiim.” Setiap Mukmin, Muslim dan non Muslim akan mendengarnya. Akan ada yang menerima dan ada yang menyangkalnya. Kemudian dari sana dengan Bismillaahi ’r-Rahmaani ’r-Rahiim, beliau akan sampai ke Syam. Itu adalah awal mula dari segala sesuatu. Itulah sebabnya lebih banyak orang yang tertarik dengan Syam asy-Syariif. Para Awliya dari seluruh dunia pada akhir hayatnya banyak yang pindah ke Syam untuk dimakamkan di sana.

Dikatakan bahwa banyak makam Anbiya yang telah dipindahkan ke sana oleh para malaikat. Seorang wali yang dimakamkan jauh dari Syam juga akan dipindahkan ke Syam oleh para malaikat, karena itu adalah Ardh al-Mahsyar (padang Mahsyar, tempat berkumpulnya manusia pada hari kebangkitan). Kebanyakan dari Ahl al-Bayt dimakamkan di Syam; dan bukan suatu kebetulan bahwa makam Sayyida Zaynab (ra) telah dibangun ulang di Syam di mana ribuan orang datang menziarahinya setiap hari. Ya, Ruqayya (ra) juga dimakamkan di sana dan banyak Ahl al-Bayt lainnya yang dimakamkan di sana. Hal ini merupakan simbol dari ayat:

قل لا أسألكم عليه أجرا إلا المودة في القربى

“Katakanlah (wahai Muhammad): Aku tidak meminta upah kepada kalian kecuali kasih sayang terhadap kerabatku,” (QS Asy-Syura, 42: 23).

Dan hal itu melambangkan kehadiran Ahl al-Bayt di Syam, karena Mahdi (as) akan masuk ke Syam. Itulah sebabnya Nabi (saw) tidak masuk ke Syam. Beliau (saw) meninggalkannya untuk cucunya untuk masuk ke Syam pada akhir zaman, karena kalau Nabi (saw) sudah memasukinya, maka tidak perlu lagi Mahdi (as) untuk memasukinya. Jadi beliau tidak memasukinya, beliau berhenti di sebuah tempat yang sekarang namanya al-Qadam, sebuah distrik yang sangat terkenal di luar Syam.

Segera setelah Mahdi (as) datang, beliau meletakkan kakinya di sana dan beliau akan bertakbir, “Allaahu Akbar! Allaahu Akbar! Allaahu Akbar!” Perang apa pun di segala penjuru dunia akan berhenti. Rahasia teknologi yang menggunakan energi akan dihentikan dan disita oleh Mahdi (as).

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Siapa pun yang mempunyai benih iman di dalam hatinya, mereka akan hadir di Syam melalui Haqiqat ath-Thayy.

Dalam satu malam Mahdi (as) akan memerintahkan jin untuk membangun kota yang baru dari awal sampai akhir untuk mengakomodasi umat Muslim yang akan berkumpul di Syam asy-Syarif. Pada takbir ketiga, “Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!” setiap Mukmin akan mempunyai pedang di tangannya, sebuah pedang rohaniah, di mana ketika kalian mengucapkan, “Allahu Akbar” ketika memegang pedang itu, siapa pun kafir yang ada di kanan kalian akan lenyap, siapa pun yang ada di kiri kalian akan lenyap.

Beliau akan mendeklarasikan jihad melawan al-Masih ad-Dajjal, yang pada saat itu sedang berkeliling dunia untuk menciptakan kebingungan. Mahdi (as) akan menempatkan pasukan dan persenjataannya, mempersiapkan segalanya, dan pada saat itu beliau akan bergerak ke Istanbul untuk membawa Amaanaat an-Nabi (saw) bersama 12,000 pasukan dalam wujud Sayyidina `Ali (ra), semuanya adalah cucu Sayyidina `Ali (ra). Semuanya dengan wajah yang sama, dengan pedang yang sama, Dzu-l-Fiqaar dan di atas mereka semua adalah Sayyidina `Ali (ra).

Grandsyekh mengatakan bahwa Sayyidina `Ali (ra) belum mati, beliau akan muncul bersama Mahdi (as). Beliau sering dikirim oleh Nabi (saw) (untuk melakukan tugas tertentu). Biasanya Sayyida Fatima al-Zahra (as) akan mendatangi Nabi (saw) dan berkata, “Ya Rasuulallah, aku bukannya mengeluh, tetapi kadang-kadang suamiku, Sayyidina `Ali (karamallaahu wajhah) tidak pulang ke rumah di malam hari.” Beliau (saw) berkata, “Ya Fatima, aku mengirimnya ke suatu tempat di mana manusia dan jin tidak dapat mencapainya. Aku mengirimnya ke luar angkasa. Jika bukan karena kekuatan Sayyidina `Ali (ra), alien-alien ini sudah menyerang bumi sejak lama. Aku mengirimnya ke sana.”

Beliau akan muncul bersama Mahdi (as) dengan 12,000 anak cucunya dengan wujud yang sama. Ketika Sayyidina `Ali (ra) wafat, beliau mengatakan, “Letakkan aku pada unta dan biarkan unta itu pergi atas Kehendak Allah.” Para Sahabat meletakkannya pada unta dan mereka membiarkan unta itu pergi sebagaimana wasiat Sayyidina `Ali (ra). Unta itu pergi ke arah bukit, lalu lenyap. Para Sahabat menangis, mereka ingin tahu di mana Sayyidina `Ali (ra) berada; dan setelah satu jam dua jam menunggu, mereka bertemu dengan kafilah yang muncul dari arah berlawanan. Para Sahabat bertanya pada mereka, “Apakah kalian melihat seekor unta?” Mereka mengjawab, “Kami melihat seekor unta, tetapi kami juga melihat Sayyidina `Ali (ra), dan beliau memberi salam kepada kami dan kami menjawab salamnya. Kemudian beliau melanjutkan perjalanannya.”

Jadi, para Awliya menantikan Sayyidina `Ali (ra) bersama Mahdi (as). Dan ketika Sayyidina Mahdi (as) membawa al-Amanaat al-muqaddasah (relik suci Nabi (saw)) dari Istanbul bersama Sayyidina `Ali (ra) dan 12.000 anak cucunya, mereka kembali ke Masjid al-Umawi (Syam), di mana Sayyidina `Isa (as) akan turun di sana. Beliau tidak menerima untuk menjadi imam karena beliau adalah Nabi. Beliau meminta Sayyidina Mahdi (as) untuk menjadi imam karena beliau mengatakan, “Aku memohon kepada Allah agar memberiku umur untuk menjadi Umatnya Sayyidina Muhammad (saw), jadi aku tidak akan menjadi imam, kau yang menjadi imam.”

كيف أنتم إذا نزل ابن مريم فيكم وإمامكم منكم

Bagaimana kalian jika turun Ibnu Maryam di tengah-tengah kalian dan imam kalian saat itu adalah dari kalian (HR. Bukhari dan Muslim)

Imam Mahdi (as) akan memimpin shalat dan di sini ada asrar lainnya yang kadang-kadang dikeluarkan oleh Awliya, yakni pada saat itu Mahdi (as) akan memanggil Nabi (saw). Dan karena Sayyidina Muhammad (saw) itu hayyun thariyyun fii qabri, beliau hidup dan segar di kuburnya, maka ketika Imam Mahdi (as) memanggilnya, beliau (saw) muncul secara fisik. Karena itu adalah Hari Akhir, barzakh dan dunia adalah sama. Pada saat itu Hayaat ad-dunya dan Hayaat al-Barzakh bercampur bersama-sama. Jadi Nabi (saw) muncul dan tergantung pada level orang-orang yang hadir pada saat itu, Nabi (saw) akan mengulurkan tangannya dan mereka akan mencium tangan Nabi (saw). Sesuai dengan levelnya, sebagian orang menciumnya sekali, sebagian lagi dua kali, sebagian lagi tiga kali, hingga 12,000 kali.

Setiap kali kalian menciumnya, ilmu-ilmu akan dituangkan ke dalam hati kalian dari hati Sayyidina Muhammad `alayhi afdhalu ‘sh-shalaati wa ‘s-sallam. Ilmu-ilmu itu akan disebarkan dari satu orang kepada yang lain melalui pantulan mata.

Mereka yang beruntung dan mencium tangan Sayyidina Muhammad (saw) akan meneruskan ilmu-ilmu tersebut melalui matanya kepada orang yang tidak mencium tangan beliau (saw). Agama akan menyelimuti seluruh bumi dan Sayyidina `Isa (as) akan membunuh al-Masih ad-Dajjal segera setelah beliau mendekati pagar Syam al-Syariif. Dajjal tidak bisa memasuki Syam. Ada tiga tempat yang tidak dapat dimasuki: Mekah, Madinah dan Syam.

Semoga Allah memanjangkan umur kita untuk menjumpai hal-hal ini. Awliyaullah menunggu peristiwa tersebut. Dan sebagaimana yang saya katakan,

رجال صدقوا ما عاهدوا الله عليه منهم من قضى نحبه ومنهم من ينتظر وما بدلوا تبديلا

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya), (QS. Al-Ahzab, 33: 23).

Mereka tahu bahwa ini adalah haqiqat, sehingga mereka menunggunya, tetapi mereka kemudian meninggal dunia. Yang lainnya menunggu untuk sampai ke masa itu. Jika mereka meninggal dunia, mereka akan dibawa kembali, karena mereka telah mengunggunya, mereka meminta untuk sampai ke masa tersebut. Allah Maha Pemurah dan dari Kemurahan-Nya, jika kalian meminta Dia akan memberi.

ادعوني استجب لكم

Mintalah kepada-Ku, Aku akan mengabulkannya.

Jika saya meminta kepada Allah, “Yaa Rabbii, jadikanlah aku sebagai pendukung Mahdi (as),” kemudian saya meninggal dunia, apakah menurut kalian Allah (swt) dengan Kemurahan-Nya tidak akan membawa kalian kembali pada masa Imam Mahdi (as)? Mengapa? Apa masalahnya? Apa susahnya? Tidak ada susahnya… Kun fa Yakuun.

Siapa pun yang menunggu kedatangan Mahdi (as) akan dibawa kembali, karena itu akan menjadi masa-masa keemasan bagi seluruh alam semesta ini, karena itu adalah Hari Akhir. Mereka yang menunggu saat itu, Allah akan membawanya kembali. Itu bukanlah seperti film yang kalian lihat di TV, tetapi kalian dapat merasakannya. Mereka yang telah meninggal dunia dapat merasakannya, mereka dapat melihatnya, mereka hidup kembali di masa itu seolah-olah seperti orang biasa.

Semoga Allah (swt) mengaruniai kita kenikmatan itu dan insyaAllah kita akan berada di masa itu. Bi hurmati ’l-Habiib, bi hurmati ’l-Fatihah!

https://sufilive.com/Coming-of-Mahdi-as-Part-1-905.html

© Copyright 2021 Sufilive. All rights reserved. This transcript is protected

by international copyright law. Please attribute Sufilive when sharing it. JazakAllahu khayr.

UA-984942-2