21 Agustus 2010 Lefke, Cyprus
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Subhaan Allah
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Subhaan Allah
Zidhu yaa Rabbii `izzan wa syarafan nuuran wa suruuran, sulthaanan wa ridhwaana. Tsumma salaamu `alaykum yaa `ibaadAllah ash-Shaalihiin. Tub `alayna yaa Rabbana. Beri kami pengampunan-Mu, kami adalah hamba-Mu yang lemah. Beri kami dari Samudra Cinta-Mu agar kami, hamba yang lemah ini dapat berdiri untuk memuliakan-Mu (Mawlana Syekh duduk).
Syukr yaa Rabbii, syukr yaa Rabbii, syukr yaa Rabbii! Segala puji dan syukur yang tak terhingga bagi-Mu, sejak masa pra-abadi hingga abadi, segala kemuliaan bagi-Mu. Engkaulah mengagungkan Diri-Mu sendiri, pengagungan itu bukan berasal dari seseorang.
Wahai guru-guru kami, berilah kami sedikit pemahaman! Dan sebelum datang suatu pemahaman, kalian harus mengucapkan, “A`uudzu billahi min asy-Syaythani 'r-rajiim.”.
Wahai manusia, berlarilah dari Setan dan ucapkan, “A`uudzu billahi min asy-Syaythani 'r-rajiim. (Mawlana Syekh berdiri) Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim, Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim, Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim! Itu akan memberi kita hidup baru, tenaga baru, dan cahaya baru (Mawlana Syekh duduk kembali).
Tsumma 's-salaam `alayka yaa Shaahib az-Zamaan dan hormat kami kepada Qutbu 'l-Mutasarrif dari dunia ini, yang melindungi kaum yang beriman dan yang menjadi pelindung bagi hamba-hamba Allah (swt). Ya, dan hormat kami kepada semua orang suci. Dan siapakah orang suci itu? Tahukah kalian, wahai hadirin? Kalian tidak tahu! Dan saya juga memohon untuk dikaruniai pandangan dan pengetahuan lebih dalam tentang orang-orang suci.
Wahai hadirin! As-salaamu `alaykum, di manakah kalian berada? Apa yang sedang kalian pikirkan? Apakah kalian sedang memikirkan tentang dunia? Siapapun yang memikirkan tentang dunia, pikirannya tidak bersih. Jangan tutupi pemahaman kalian dengan pikiran yang tidak bersih, upayakan untuk mencapai pemahaman yang murni, yang bersih. Pemahaman tersebut akan membersihkan fisik kalian dan memberikan kekuatan kepada ruh kalian. Kebersihan adalah hal yang paling penting dalam hidup manusia di bumi ini. Kewajiban pertama adalah kebersihan. Kalian harus bersih untuk bisa mengerti. Bila kalian tidak bersih, maka kalian tidak akan pernah mengerti. Bersihkanlah diri maka kamu akan mengerti. Tetapi selama manusia mengejar hidup yang tidak bersih di bumi ini, mereka tidak akan pernah mencapai pemahaman yang murni dan tingkatan mereka akan menjadi di bawah binatang. Bagaimana hal itu dapat terjadi?
Wahai ulama-ulama Salafi! Itu pasti! Apa yang kalian pahami dari firman Allah (swt) di dalam Al-Qur’an suci? (Mawlana Syekh berdiri) Dia berfirman, “Ast`iidzu billah:
أُوْلَـئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ
uulaa'ika ka'l-an`am bal hum addal
Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih rendah lagi. (Al-A'raaf 7:179)
(Mawlana Syekh duduk kembali)
Apakah kalian memahami hal ini atau kalian tidak pernah memikirkannya? Tiga atau empat kata-kata suci dalam satu ayat dimaksudkan untuk kita pahami. Jika itu tidak ditujukan kepada kita untuk memetik pemahaman surgawi, maka Dia tidak akan pernah mengirimkan ayat suci. Jika seseorang tidak juga mengerti, maka ia mahruum, kehilangan, berarti orang tersebut menempatkan suatu penghalang antara dirinya dengan tujuan atau targetnya. Oleh karena itu, angkatlah penghalang antara kalian dengan level di mana kalian dapat mengerti hal-hal tertentu. Mengapa Allah (swt) mengatakan,” Ast`iidzu billah uulaa'ika ka'l-an`am bal hum addal?” Siapakah mereka? Jawab wahai ulama Salafi! Apakah kalian menerima penjelasan ini untuk kalian sendiri? Ulama-ulama Wahhabi, apakah kalian menerima level tersebut? Katakanlah! Al-Qur’an suci adalah untuk selamanya, tidak pernah berubah, tetapi pemahaman kalian yang akan berubah. Apa yang Allah (swt) maksud dengan "uulaaika?" Siapakah mereka? Katakanlah! Kalian menyebut diri kalian ulama. Ayat suci tersebut ditujukan kepada seseorang, "uulaa'ika." Siapakah mereka? Jelaskan hal itu kepada para pengikut kalian, mengapa kalian tidak menjelaskannya?
Uulaa'ika ka'l-an`am, mereka yang hidup hanya untuk makan dan minum dan untuk kehidupan seksual, maka tingkat kehidupan mereka ada pada tingkat an’am, setingkat dengan binatang. Mereka seperti penghuni kebun binatang! Ayat suci itu yang membedakan antara manusia dan dunia binatang. Sebagian manusia akan mencapai level kemanusiaan. Kemanusian akan membawa kehormatan pada manusia. Tetapi pada dunia binatang, tidak ada kehormatan. Kalian meninggalkan apa yang telah dikaruniakan kepada kalian dari kehormatan surgawi dan mengikuti keinginan ego. Sekarang 99% manusia berlari mengikuti keinginan egonya, dan mendepak kemanusiaan, padahal kemanusiaan itu yang akan membawa kehormatan untuk manusia. Siapapun yang mendekat ke sisi kemanusiaan, mereka mendapat kehormatan, dan yang mendekat ke sisi binatang,tidak ada kehormatan bagi mereka.
Seekor kuda masuk dalam kelompok binatang, mungkin kedudukannya ada di puncak. Manusia malah mengejar anjing, padahal anjing tidak dikaruniai kehormatan. Semua orang lebih menyukai kuda dibanding binatang lain, meskipun jenis binatang lain sangat banyak. Tetapi di antara binatang-binatang tersebut, satu-satunya, yuthnii `alayhi, yang paling dihargai dan dihormati adalah kuda. Mengapa? Karena kuda membawa raja, dan yang mengendarai kuda adalah para kaisar dan orang-orang terhormat. Apakah kalian pernah melihat ada seorang raja yang menaiki keledai? Pernahkah kalian melihatnya? Tidak pernah. Kuda mendapat penghargaan seperti itu, tetapi kuda tetap berada di dalam dunia binatang. Mereka tidak dapat hidup di dalam aula kerajaan; titik terakhir bagi mereka adalah pintu masuk istana yang sangat luas. Mereka tidak bisa masuk ke dalam, hanya sampai di pintu masuk.
Saya berharap atau meminta agar orang memelihara kuda daripada anjing. Kuda adalah binatang yang mulia; anjing ada pada tingkatan yuthnii `alayhi, tingkatan terendah. Dan dengan sangat menyesal saya harus mengatakan bahwa kebanyakan orang lebih senang berada pada tingkatan anjing. Saya sungguh menyesal bahwa banyak orang yang sudi menempatkan dirinya pada level anjing, suatu level terendah. Seekor kuda memberi ha’ya kepada seseorang, penampilan yang bagus, dan azhamah, keagungan. Oleh sebab itu, orang-orang yang agung, raja, kaisar dan sultan selalu mengendarai kuda. Kini, manusia telah meninggalkan skala tinggi, karunia surgawi bagi mereka adalah dengan memelihara kuda. Mereka meninggalkan level itu; mereka turun ke level yang lebih rendah dengan memilih mobil, mobil, mobil. Mobil tidak memberikan kehormatan kepada manusia. Tetapi skala manusia sekarang adalah salah. Setan sudah menipu dan mengatakan, “Tinggalkan kuda dan ganti dengan mobil.” Kemuliaan seperti yang dikaruniakan kepada kuda, tidak diberikan kepada yang lainnya. Bahkan seekor singa pun tidak dinamakan “Singa yang mulia”. Seekor harimau tidak pernah dinamakan “harimau yang mulia”. Seekor keledai apalagi. Namun Setan telah memutarbalikkan mentalitas manusia.
Wahai manusia! Datanglah dan berusahalah untuk menjadi orang-orang yang mulia di dunia dan akhirat. Ada satu hadis suci yang diketahui oleh para ulama kita. Kalian adalah ulama, mengapa kalian tidak menganjurkan para muuluuk untuk mengendarai kuda? Mengapa? Dan kalian harus mengatakan, “Wahai Yang Mulia, Jalaalatuh, kau harus mengendarai binatang mulia, yang diturunkan dari Surga.” Ya. Tidak ada binatang lain di dalamnya kecuali kuda. Itu adalah suatu kehormatan yang dikaruniakan kepada manusia. Mengapa tidak kalian sampaikan? Katakanlah yang benar! Kalian tidak menyampaikan kebenaran itu karena kalian mengejar mobil WC. Kalian mengendari barang seperti itu. Dan kalian para ulama, kalian juga harus mengendarai binatang yang paling mulia dari seluruh dunia binatang. Namun sekali lagi, saya menyesal untuk mengatakan bahwa kini yang ada hanyalah orang-orang yang tidak menggunakan pikirannya, orang-orang yang berkarakter buruk, hanya menggunakan kuda untuk perjudian. Mereka sedang memperdaya mentalitas masyarakat. Kuda tidaklah diciptakan untuk perjudian.
Wahai manusia! Gunakanlah pikiran kalian dan berusahalah untuk memahami sesuatu yang baik! Wahai ulama Salafi, mengapa kalian tidak mengatakan hal ini kepada para pengikut kalian? Mengapa kalian tidak menasihati muluuk, raja-raja, “Wahai Yang Mulia, kau harus mengendarai kuda, lebih banyak ihtisyaam, lebih banyak kehormatan, dan kau akan terlihat lebih agung ketika mengendarai seekor kuda. Dan seekor kuda akan berjalan seperti ini. (Mawlana bergerak naik dan turun). Itu sangat bagus, sangat bagus. Mengapa kalian meninggalkan sunnatu ‘n-masy-huura (sunah yang sangat terkenal)?”
Wahai ulama-ulama Salafi kami! Apa yang dikatakan Nabi Penutup (s) kita? (Mawlana Syekh berdiri):
من ترك سنتي لم ينل شفاعتي
Bismillahi’r Rahman ‘r Rahiim. Man taraka sunnatii lan yanaal syafa`atii.
Barang siapa meninggalkan sunahku, syafaatku tidak akan sampai kepadanya.
فمن رغب عن سنتي فليس مني
Ma raghaba `an sunnatii fa laysa minnii
Barang siapa meninggalkan sunahku, bukanlah bagian dariku.
Benar atau tidak? Di manakah kalian, wahai orang-orang Wahhabi? Mengapa kalian tidak mengendarai kuda? Kalian semua mengendarai BMW atau Rolls Royce. Mengapa kelian melakukan itu? Itu adalah hadiits an-nabi. Tetapi mereka mengatakan, “Aku tidak memiliki cukup uang untuk membeli kuda. Jika aku membeli kuda, maka pemerintahan yang buruk tidak akan membuat tempat di jalan untuk mereka. Pemerintah membuat tempat parkir untuk mobil.” (Mawlana Syekh duduk kembali).
Ini berasal dari berkah bulan suci Ramadan. Katakan ini kepada Yang Mulian, Raja Abdullah, semoga Allah (swt) mendukungnya, “Hentikan menyembunyikan diri. Keluarlah dengan kudamu, dan dengan pedangmu juga. Itulah kesultanan, kerajaan, itulah pertunjukan kerajaan. Gunakanlah!” Yang Mulia, Raja Hijaz seharusnya mengendarai kuda dan keluar dengan bendera-bendera, dengan banyak tentara berkuda bersamanya. Hal itu akan memberi penghargaan kepadanya, dan jika ia meninggalkan sunah maka akan ada ancaman. Peliharalah kuda-kudamu, wahai muluuk! Sultan Qabus, Sultan Oman, Sultan Qatar, Sultan Salatiin Emirates, Salatiin Sultan dari banyak wilayah Arab. Tinggalkan mobilmu! Ketika engkau datang mereka akan mencium tanganmu dan berkata, “Wahai raja-raja kami, gunakanlah mobil. Tinggalkan kuda tersebut.” Tidak! Katakan kepada mereka bahwa kau menggunakan kuda untuk menciptakan ekonomi yang adil untuk setiap orang. Mereka akan menjadi bahagia dan israaf, pekerjaan yang sia-sia akan berakhir, mengakhiri krisis ekonomi dunia. Hal itu akan terjadi. Satu perintah, satu sunah, jika semua bangsa mengikutinya, tidak akan ada kekhawatiran bagi mereka dan krisis ekonomi akan selesai. Inilah: الدين نصيحةad-diinu nasiiha, "Agama adalah nasihat." Mengapa kalian tidak mengatakan ini kepada mereka?
Wahai para ulama Salafi! Salahkah apa yang kami katakan ini? Apa yang ada dalam pikiran kalian? Orang-orang Wahhabi tidak membiarkan kalian mengendarai kuda. Tinggalkan para Wahhabi dan tunggangilah kuda kalian! Ketika kalian mengendarai kuda dari istana, orang akan berkata, “Masyaa-Allah! Kebahagiaan untuk Sultan kami, panjang umur, bahagia dan sentosa Sultan kami.” Ya, mereka akan mengatakan sesuatu agar orang tersadar, dan itulah satu sunah. Mereka akan mengatur seluruh dunia dengan satu sunah!
Dan juga, tinggalkan anjing-anjing kotor itu, tinggalkan mereka dan rawatlah fakir miskin. Jika tidak, akan datang suatu penyakit yang tidak dikenal menimpa anjing-anjing itu dan ditularkan kepada para pemiliknya sehingga jutaan orang akan meninggal dunia! Tanda seperti itu sudah muncul dalam Loh Mahfuz, anjing-anjing itu memiliki penyakit kotor yang tidak diketemukan penyembuhannya. Jangan memelihara anjing, peliharalah kuda! Inilah pernyataan hari ini untuk seluruh bangsa! Orang beriman, atau yang kafir, pengikut Perintah Surgawi ataupun pengikut Setan, jagalah apa yang telah diperintahkan. Itu adalah peringatan bagi kalian. Mungkin akan ada lagi yang datang. Banjir-banjir itu adalah tanda kemurkaan dari langit. Jika kalian tidak memahami, jika kalian tidak kembali kepada jalan yang benar sebagai umat manusia, maka penyakit kotor dari anjing akan menulari manusia dan tidak ada penyembuhnya.
Semoga Allah (swt) mengampuni kita. Dengar dan patuhi. Jika tidak, kalian tahu apa yang akan terjadi. Fatihah.
(44 menit) Masyaa-Allah, mereka memperhatikan. Alhamdulillah, alhamdulillah, itu adalah deklarasi penting untuk semua bangsa. Mereka menerima hal ini di dalam Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan dalam kitab suci Al-Qur’an. Semoga Allah (swt) mengampuni kita.
(Mawlana Syekh salat Syukur dua rakaat.)
Subhaan Allah! Subhaan Allah!