Available in: English   Bahasa   Go to media page

Perpisahan

Mawlana Syekh Hisyam Kabbani

22 Juni 2011 Jakarta, Indonesia

Shuhbah setelah `Isya di Kediaman Bapak Soenarto

A`uudzu billahi min asy-Syaythaani 'r-rajiim. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim.

Nawaytu 'l-arba`iin, nawaytu 'l-`itikaaf, nawaytu 'l-khalwah, nawaytu 'l-`uzlah,

nawaytu 'r-riyaadhah, nawaytu 's-suluuk, lillahi ta`ala fii haadza 'l-masjid.

Athi`ullaha wa athi`u 'r-Rasuula wa uuli 'l-amri minkum.

Patuhi Allah, patuhi Rasul, dan patuhi orang-orang yang mempunyai otoritas di antara kalian. (4:59)

As-salaamu `alaykum wa rahmatullahi wa barakaatuh.

(…) karena awliyaaullah melihat pada orang-orang seperti kalian, yang mempunyai rasa lapar dan mempunyai iman yang kuat, dan rasa lapar itu adalah cinta kalian untuk menjadi bagian dari masa Sayyidina Mahdi. Di masa lalu, banyak para ulama dan awliyaaullah yang berharap untuk bisa berada di masanya Mahdi (a) dan kita semua berdoa agar bisa berada di masa itu dan kita berharap bahwa Allah akan menuliskan hal itu bagi mereka dan bagi kita, karena di dalam hadis dikatakan bahwa, intidzaari ’l-faraji `ibadah, menunggu suatu pembukaan adalah ibadah:

أفضل العبادة، انتظار الفرج

afdhal al-`ibaadah, intizhaar al-faraj.

Sebaik-baiknya ibadah adalah menunggu suatu pembukaan (pembebasan) dari kesulitan. (Tirmidzi)

Salah satu tanda bagi kedatangan Sayyidina Mahdi (a) adalah akan terjadi sebuah perang besar. Kini kita dapat melihat pertempuran di daerah Timur Tengah dan sekrang terjadi banyak sekali perang dan begitu banyak masalah di mana-mana, yang semua itu merupakan tanda-tanda bagi kedatangan Mahdi (a). Grandsyekh `AbdAllah al-Fa’iz ad-Daghestani dan Mawlana Syekh Muhammad Nazim al-Haqqani (q) memantau kita, meminta pada Sayyidina Mahdi (a) agar memantau kita juga, dan permintaan mereka telah dikabulkan dan kita berada di dalam pandangan mereka! Kita harus meminta kepada Allah (swt) di dalam setiap doa agar Allah memanjangkan umur kita untuk bersama dengan Mahdi (a).

Malam ini, insyaa-Allah kita akan mengucapkan salam perpisahan dan “as-salaamu `alaykum,” tetapi salaam ini bukan akhir dari kunjungan kami; insyaa-Allah akan ada banyak kunjungan berikutnya. (Sementara itu) berhati-hatilah setiap saat kalian menjumpai masalah dan jangan berdemo, karena itu berdemo di jalan-jalan bukanlah pekerjaan kita. Tinggallah di rumah dan jangan pergi keluar.

As-salaamu `alaykum wa rahmatullahi wa barakaatuh. Alhamdulillah wa ’sh-shalaat wa ’s-salaam `ala asyraf’il-anbiyaa wa ’l-mursaliin. (Do`a) Mari kita mengangkat tangan kita untuk memperbarui bay’at kita.

Wa min Allahi 't-tawfiiq, bi hurmati 'l-habiib, bi hurmati 'l-Fatihah.

UA-984942-2