8 January 2010 Lefke , Cyprus
Suhbah bakda `Isya
Fatihah.
Dastuur yaa rijaalAllah, madad.
(Mawlana berdiri) La ilaaha illa-Llah, la ilaaha illa Llah, la ilaaha illa-Llah la ilaha illa-Llah. Subhaanahu wa ta`ala, yaa Rabbana shalli was sallam Sayyidi ‘l-awwaliin wa ‘l-akhiriin, Sayyidina Muhammad (s)
Wahai Tuhan kami, wahai Pencipta kami! Engkau menganugerahkan kami dengan suatu kemuliaan, dan tak seorang pun yang tahu nilai sesungguhnya. Itu adalah sebuah kehormatan yang langka yang pernah kita dapatkan, laka 'l-hamd yaa Rabbana yaa Rabbi ‘l `aalamiin, yaa Rabbana, yaa Rabbi ‘l-`aalamiin. (Mawlana duduk kembali.)
Kami menyampaikan melalui Grandsyekh kita, yang bertanggung jawab atas setiap peristiwa yang terjadi pada manusia di dunia ini. Ada lagi yang bertanggung jawab atas dunia hewan, yang lain bertanggung jawab atas setiap tumbuhan yang tumbuh dan berkembang di bumi ini, yang lain bertanggung jawab atas samudra, yang lain bertanggung jawab atas hujan dan salju dan segala sesuatu yang terjadi di langit yang terdekat dengan planet kita. Ada yang bertanggung jawab agar planet berada di jalur yang benar, sebagaimana ia telah diperintahkan untuk mencapai titik tersebut. Ada lagi hamba yang bertanggung jawab atas seluruh makhluk dan peristiwa yang terjadi pada semua makhluk di planet ini, baik di dunia hewan, tumbuhan, hujan dan salju. Ya, mereka semua ditunjuk melalui majelis surgawi, hanya saja posisi mereka berbeda. Mereka tidak hanya memimpin di satu planet, tetapi banyak planet yang menjadi tanggung jawab mereka. Itu adalah awal dari pertemuan kita yang suci.
Wahai manusia, as-salaamu `alaykum. Wahai para pendengar, berusahalah untuk menjadi seorang pendengar dengan level kami, apa yang akan terjadi, apa yang telah terjadi. Ilmu memberi kemuliaan kepada kalian, dan ketika ia menjadi semakin luas, pemahaman kalian akan menjadi seperti itu, tak pernah berhenti.
As-salaamu `alaykum, wahai semua manusia! Jika kalian mendengar, kalian akan mendapatkannya. Jika kalian tidak mendengar, kalian akan kehilangannya. Tetapi kami telah diutus ke sini agar bisa meraih lebih banyak posisi yang tercerahkan dari apa yang terjadi dan juga apa yang akan terjadi di seluruh planet ini. Manusia berpikir sebagaimana yang terlihat dari jauh, bahwa planet kita adalah bulat seperti bola. Mereka tidak melihat dan menyaksikan apa-apa, karena cara pandang mereka yang sederhana memperlihatkan kepada mereka bahwa planet ini hanyalah sebuah planet, ya. Tetapi mereka tidak mengetahui benda-benda apa yang terletak di sekelilingnya dan bagaimana planet yang sangat besar ini dikendalikan. Pengendali planet ini begitu sensitif, begitu baik.
Para penguasa yang tak terhingga jumlahnya di segala penjuru di plenet ini bertanggung jawab untuk mengendalikannya. Oleh sebab itu, pergerakannya tidak pernah menyimpang atau keluar dari jalurnya, melainkan berada di arah dan kendali makhluk-makhluk istimewa yang mengarahkannya. Mereka itu pasti berasal dari golongan manusia atau jin yang dikendalikan oleh manusia, para penjaga planet ini. Dan di atas itu ada para malaikat yang mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap planet ini mereka tidak pernah kehilangan seorang pun dan mereka mengetahui apa misi dan pekerjaan mereka. Orang-orang melihat dan berpikir mengenai sebuah bola dunia yang mengelilingi orbitnya. Ya, ia akan mengelilingi orbitnya dan pada saat yang sama ia mengelilingi matahari, yang bertangung jawab atas planet-planet beredar mengelilingi orbitnya, setiap planet mempunyai kecepatan yang berbeda, beberapa di antaranya bergerak dengan kecepatan lambat, yang lain dengan kecepatan yang lebih tinggi, dan yang lain lagi dengan kecepatan paling tinggi.
Itu adalah sebuah sistem di mana orang hanya melihat dan menyaksikan tetapi tidak memikirkannya. Begitu banyak bahkan tak terhingga posisi untuk ini, kita menyebutnya “tata surya” dan masih belum jelas apa yang ada di dalam planet-plenet lain di dalam tata surya. Mereka telah mengenali tujuh atau sembilan planet yang beredar mengelilingi matahari, karena matahari adalah sultan, dan sultan bukan hanya untuk tujuh atau delapan atau sembilan planet saja, tidak. Tetapi dengan kemampuan fisik kita, mustahil untuk melihat mereka. Dan di dalam orbit matahari terdapat suatu ruang gelap yang sangat besar, gelap gulita. Yang dapat diketahui oleh manusia hanya tujuh atau sembilan planet. Yang lain, mereka juga beredar bersama tata surya, tak seorang pun yang mengetahui berapa ukuran sebenarnya dari tata surya ini, dari mana ia bermula dan sampai di mana ujungnya. Muharrik (gerakan), tak seorang pun yang tahu berapa banyak lintasan yang mengelilingi matahari, tetapi kemampuan penglihatan kita tidak dapat menjangkaunya. Hanya orang-orang yang telah diberikan otoritas dari makhluk surgawi yang mempunyai kemampuan untuk melihatnya.
Oleh sebab itu, orang-orang kini melihat dan mereka mengatakan bahwa ada tujuh atau delapan atau sembilan planet. Itu adalah batas pemahaman mereka, tetapi mereka tetap saja melihat, melihat, melihat. Kita melihat dan menyaksikan sesuai dengan tubuh fisik kita. Para penguasa juga mencapai titik itu, tetapi di luar itu, matahari adalah sultan. Sultan tidak hanya untuk tujuh bintang, tidak. Di bawah setiap bintang, beredar planet-planet, bola dunia dan sistem global yang tak terhingga jumlahnya, tetapi kita belum dapat menerimanya bila hal itu dibukakan, فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ - fa-buhitalladzii kafr (mereka yang menyangkal kebenaran menjadi tercengang, 2:258) tercengang, terpana. Mereka membuat kami untuk mengatakan hal semacam ini, untuk membuat pemahaman manusia lebih luas. Untuk apa? Untuk hari-hari yang akan datang ketika peristiwa-peristiwa yang tidak terduga akan muncul dan akan terlihat di angkasa. Dan tata surya akan menjadi sebuah titik dan juga akan mengecil, mengecil, mengecil lalu lenyap ke dalam Samudra Kakuatan, masuk ke dalamnya seperti tetesan air hujan dan ketika sampai di samudra, mereka lenyap dan berakhir. Dan untuk segala sesuatu ada awal dan ada akhir, dan setiap ciptaan memperlihatkan kepada manusia `azhaamatu ‘l-Khaaliq, Kebesaran Sang Pencipta.
Wahai manusia, kita menyia-nyiakan anugerah kita pada level-level surgawi, suatu anugerah dari Tuhan untuk dapat memahami. Jangan berpikir bahwa pemahaman itu akan berhenti, tidak! Ia selalu bertambah dan bertambah karena Tuhan Surgawi memberi pencerahan kepada Sahabat-Nya, awliya-Nya, untuk mengetahui, merasakan, agar bahagia, bersyukur, agar berada dalam kebahagiaan dan agar berada dalam cahaya dari Hadirat Ilahi yang tidak akan berakhir. Oleh sebab itu, Allah mengangkat para awliya-Nya sehingga mereka dapat melihat dan menyaksikan, sebanyak yang dikehendaki oleh Tuhan Surgawi agar mereka mengetahui, mendengar, melihat dan memahami.
Wahai ulama Salafi, apa yang kalian katakan sekarang? Ketika Tuhan Surgawi memberi hamba-hamba yang terpilih dan dipilih-Nya, hamba-hamba pilihan-Nya. Kalian mengatakan bahwa kalian adalah ulama, tetapi saya mengatakan sesuatu tentang hal ini kepada kalian di mana ini adalah hal yang sangat terkenal, tetapi tak seorang pun membuka halaman tentang hal ini untuk diajarkan kepada orang-orang. Sayyidina `Umar, semoga Allah memuliakannya, berada di atas mimbar menyampaikan khutbatu ‘l-jumu`ah kepada jemaah. Ini adalah peristiwa yang sangat terkenal. Apakah kalian mengetahuinya? Ya, kalian mengetahuinya. Mengapa kalian tidak memperhatikan makhluk yang istimewa seperti itu, orang yang telah dianugerahkan kehormatan khusus di dalam Islam, Sayyidina `Umar? Beliau berbicara kepada taabi`i ‘t-Taabi`iin dan tiba-tiba, penglihatannya berubah dan para Sahabat juga terkejut melihat bahwa itu bukanlah `Umar yang sama yang mereka lihat, beliau telah berubah dan telah dibusanai dengan penampilan surgawi, cahaya surgawi. Mereka berusaha untuk mengetahui apa yang terjadi dan di dalam khotbahnya, beliau berteriak mengatakan, Yaa Saariya ‘t-al-jabal! “Wahai Saariya! Awas di belakang gunung!”SubhaanAllah, bagaikan seseorang yang melihat dengan teleskop raksasa, tetapi itu bukanlah teleskop, beliau melihat Saariyah (komandan pasukan Muslim) dan berkata, Saariya ‘t-al-jabal, Saariya ‘t-al-jabal, Saariya ‘t-al-jabal.1
Kejadin itu membuktikan apa? Saya bertanya kepada ulama Salafi, karena mereka mengatakan, “Level kami berada di atas semua ulama.” Saya bertanya, apakah informasi ini benar? (Apa artinya khabar, ‘berita’? Saya bukan orang Arab seperti kalian…) “Saariyah, jika engkau jauh, waspadalah dengan apa yang berada di belakang gunung!” Orang itu melihat peringatan yang diberikan oleh Sayyidina `Umar. Yang penting adalah, apakah hal ini adalah sesuatu yang tidak pernah terjadi? Itu terjadi di hadapan ratusan Sahaaba (r)!!!
Ini membuktikan bahwa setiap orang dapat mencapai hal seperti itu, mencapai Tuhan Sang Pencipta, di dunia mereka dapat melihat surga! Jangan katakan bahwa hal ini mustahil! Kita mengatakan melalui al-Quran suci sebagai syahiid, saksi, sebagaimana mereka mempunyai kekuatan semacam itu untuk melihat jarak yang sangat jauh, kita mempunyai kemampuan untuk mendengar dari surga, untuk melihat dan juga mendengar!! Itu adalah lawh al-busyra. Sayyidina `Umar berada di level pertama dari awliyaa dan kekuatan para awliya yang muncul setelah mereka tidaklah sama dengan yang diberikan kepada para Sahabat. Bagaimana mereka meraihnya? Mereka meraihnya dari pusat kekuatan, (Mawlana berdiri), dari Sayyidina Muhammad (s).
Wahai manusia! Berusahalah untuk belajar dan melalui kehidupan kalian yang pendek, berusahalah untuk meraih sesuatu yang akan menjadi abadi bagi kalian! Kalian menyia-nyiakan hidup kalian dengan melakukan hal-hal yang tidak akan memberikan apa-apa bagi kalian, itu semua akan sirna. Tanyalah segala sesuatu yang telah kalian capai di dunia ini, “Di mana dia? Kita menyia-nyiakan waktu hidup kita untuk mencapainya!? Di mana dia?” Dan para malaikat akan menjawab, “Lihatlah di dalam WC (kamar mandi) dan kalian akan menemukannya di sana.” Dan bagi mereka yang bekerja demi akhiratnya, Allah (swt) akan menganugerahi mereka suatu kemuliaan yang tidak dapat kalian bayangkan!
Oleh sebab itu, saya berteriak dan mereka membuat saya untuk berteriak. Saya tidak tahu apa-apa tetapi saya datang untuk berkata, “Wahai manusia, jangan sia-siakan kehidupan kalian dengan aktivitas duniawi, hasilnya akan kalian temukan di dalam WC.” Saya hanya seorang muhazzir, orang yang memberi peringatan. Semoga Allah mengampuni kita.
Wahai manusia! Pikirkanlah hal itu. Jangan saling membunuh; itu bukan kehormatan kalian. Tuhan Surgawi (swt) berfirman, “Jangan membunuh, tetapi buatlah agar orang tetap hidup.”
Wahai Tuhan kami! Kirimkanlah kepada kami seseorang dengan kualitas yang tinggi, untuk mengajari kami, untuk menunjukkan realitas kepada kami, posisi sejati bagi kami, yang membuat kami mencapai anugerah surgawi-Mu. Wahai manusia, ucapkanlah, astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah, Yaa Rabbii! Wahai Tuhan kami, ampunilah kami, ampunilah kami, ampunilah kami!
(Mawlana Syekh bernyanyi.)
A`uudzu billahi min asy-Syaythani ‘r-rajiim.
Bismillahi ‘r-Rahmani ‘r-Rahiim.
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, `Aziiz Allah
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Kariim Allah
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Subhaan Allah
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Sultan Allah
Dome dome, dome dome, dome dome, dome dome
Dome dome, dome dome, dome dome, dome dome
Dome dome, dome dome, dome dome, dome dome
Dome dome, dome dome, dome dome, dome dome
Allah.
(43 menit)
Empat puluh tiga dan kalian bebas!
Fatihah.