Available in: English   Spanish   Bahasa   Go to media page

Jadi Abdur Rahiim al-Mahgribi bertanya tentang wali tersebut.

 

Jadi sebagaimana yang kita katakan tentang pentingnya halaqah, para Sahabat biasa duduk bersama Nabi (s) dalam sebuah halaqah, sebuah lingkaran di mana mereka belajar dari beliau apa yang mereka perlu ketahui.  Dan beliau akan menjadi pusat lingkaran itu.  Dan pusat lingkaran itu, Nabi (s) bagi para Sahabat sebagaimana Ka`bah sebagai pusat bumi di mana orang-orang selalu memfokuskan salat mereka menuju Ka`bah.

Jadi dalam dzikrullah, ketika kalian duduk dalam lingkaran, kalian harus yakin bahwa ada pusat lingkaran itu di mana kalian memfokuskan diri padanya.  Dan sebagaimana yang telah kami terangkan pada sesi sebelumnya misalnya ketika kalian salat, kalian tidak dapat mengarahkan wajah kalian ke sembarang tempat di dunia ini, tetapi kalian harus mengarahkannya ke Ka`bah karena ia merupakan titik fokus di mana kalian harus berada dalam hadirat-Nya, karena ia adalah Rumah Allah.  

Dan kami menyebutkan bahwa Ka`bah adalah Rumah Allah, dan ia merupakan refleksi Ka`bah sesungguhnya di Surga keempat, Bayt al-Ma’muur, di mana Nabi (s) salat bersama seluruh nabi pada saat Laylat al-Isra wal Mi’raj.

Imam Syafi`i pernah ditanyai perihal halaqah ini, mengenai pentingnya halaqah dan manfaat halaqah.  Beliau berkata, “Itu adalah satu bagian dari Surga, halaqah tersebut, di mana orang duduk dan mendengar atau berzikir, mereka berada di Surga.  Dan tidak bisa selain dari itu karena hadis Nabi (s) maa jalasa qawman yadzkuruuna Allah illa hafathum al-malaika.  Ketika orang duduk mengingat Allah, para malaikat akan mengelilingi mereka; dan hadis lainnya mengatakan bahwa Allah

"إنَّ لله تبارك وتعالى ملائكة يطوفون في الطرق يتلمسون أهل الذكر، فإذا وجدوا قومًا يذكرون الله تنادوا هلموا إلى حاجتكم فيحفونهم بأجنحتهم إلى السماء الدنيا، قال فيسألهم ربهم وهو أعلم بهم ما يقول عبادي؟ فيقولون: "سبحونك ويكبرونك ويحمدونك ويمجدونك..".

lillahi malaikatan yatalamassuun ahli’dz-dzikr - Ada malaikat yang menyusuri jalan-jalan untuk mencari perkumpulan zikir di mana mereka dapat duduk di dalamnya dan Allah mengirim mereka ke sana.

Dan beliau berkata bahwa malaikat di surga selalu dalam keadaan berzikir non stop dalam posisi melingkar, jadi setiap perkumpulan di mana orang duduk dengan posisi melingkar mengingat Allah , maka mereka berada di Surga.  Dan orang yang melangkahkan kakinya di Surga tidak bisa masuk ke neraka.  Di mana pun kalian masuk Surga, kalian akan terus memasukinya, melakukan dzikrullah kemudian Allah akan membawa kalian ke Surga pada saat napas terakhir.  

Jadi ardh al-halaqah ardh al-jinaan.  Bumi halaqah adalah buminya Surga.

Allah , awliyaullah mengatakan, Grandsyekh Abdullah al-Faiz Daghestani قدس سرّه berkata dalam catatannya bahwa Allah akan mengganti bagian tanah di mana kalian duduk dan melakukan  dzikrullah menjadi suatu bagian dari surga.  Karena malaikat tidak dapat duduk di tempat yang kotor.  Kita bisa duduk, di tempat yang tidak bersih, karena kita adalah para pendosa.  Tetapi para malaikat tidak dapat duduk di tempat yang kotor dan bau.  Dan Allah berjanji pada hamba-hamba-Nya bahwa jika kalian duduk mengingat-Ku, maka para malaikat akan datang dan Allah akan mengingat kalian di tempat yang lebih baik.  Itu berarti bahwa Allah akan mengganti tempat itu, tempat di mana kalian duduk di dalamnya menjadi tempat surgawi, kalau tidak malaikat tidak dapat duduk di sana.

Jadi jelas bahwa halaqaat adz-dzikr adalah penting karena itu membuat kita masuk ke dalam surga.  Dan ketika Allah memberi sesuatu, Dia tidak pernah mengambilnya kembali.  Dan itulah sebabnya ketika kalian pergi ke Madinatul-munawwarah, Nabi (s) bersabda,

ما بين قبري و منبري روضة من رياض الجنة

"Maa bayna qabrii wa minbarii rawdhatan min riyaadu’l-jannah - antara makamku dengan mimbarku terdapat rawdhatan min riyaadu’l-jannah – sebuah taman dari taman-taman Surga.” (Ahmad)

Allah menjadikannya bagian dari surga dan kalian salat di sana.

Dan itulah sebabnya mengapa orang-orang pergi untuk melaksanakan salat di sana dan jika mereka telah melaksanakannya, mereka berkata, "Aku berhasil.  Aku telah melakukan salat di rawdhah.”  Jadi ketika kalian meletakkan kaki kalian di rawdhah antara minbar dan makam Nabi (s), berarti kalian telah masuk ke dalam surga dan kalian tidak akan melihat api neraka.

Dan setiap orang yang memasuki lingkaran dzikr Allah akan membusanai mereka dengan dari berkah ini dan membuat lingkaran dari lingkaran Surga.  

Di sini awliyaullah mengatakan sesuatu yang penting.  Mereka mengatakan bahwa suatu lingkaran dapat dikatakan sebagai lingkaran surgawi, untuk lingkaran dzikr dikatakan sebagai lingkaran surgawi bila memenuhi sembilan persyaratan.

Tidak sembarang lingkaran dapat dianggap sebagai lingkaran dzikrullah walaupun kalian mungkin melakukan dzikr di sana tetapi ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

Dan jika lingkaran itu memenuhi persyaratan, ia akan mempunyai, setiap orang yang berada di sana melakukan dzikrullah akan diberi ganjaran lebih dari 50 syahiid.

Ma jalasa qawman yadzkuruunAllah…

Man ahya sunnatii `inda fasaada ummattii lahu ajru mi’at syahiid.

Jadi seseorang yang pergi ke lingkaran itu dan melakukan semua persyaratannya akan diberi ganjaran 70 atau 100 syahiid, bukan 50.  

Jadi bila kita duduk di dalam lingkaran dan mengingat Allah , mengucapkan la ilaha illa-Allah dengan segala kondisi yang dipersyaratkan maka kita akan diberi ganjaran lebih dari 100 syahiid dan lingkaran itu akan diubah menjadi lingkaran surgawi.  

 

Persyaratan bagi sebuah lingkaran surgawi

 

1.   Kondisi pertama adalah bahwa kepala halaqah, sebuah halaqah pasti ada kepalanya.  Tidak bisa kamu menjadi kepalanya selama satu minggu, lalu kamu (orang kedua) di minggu kedua, dan seterusnya.  Tidak, harus ada orang yang mempunyai otorisasi untuk mengepalai halaqah itu.

Orang itu harus mempunyai izin dari Syekhnya dan telah disetujui oleh seluruh Grandsyekh dan seterusnya hingga kepada Nabi (s).  Tidak setiap orang boleh mengatakan “Aku yang memimpin halaqah.

 

(adzan) Allahu Akbar.

Ia harus mempunyai otoritas dari Grandsyekhnya dan seterusnya hingga kepada Nabi (s), jika tidak ia tidak akan mencapai level yang dapat membuat halaqahnya sebagai taman surgawi, melainkan hanya halaqah biasa.  Untuk menjadikannya halaqah surgawi, harus disepakati orang yang mempunyai otoritas untuk memimpin zikir.  

Kini setiap orang berusaha untuk mendirikan halaqah dan berusaha untuk melakukan dzikrullah dan ada perbedaan antara satu halaqah dengan halaqah lainnya dan itu tergantung dari mana orang yang mempunyai otoritas itu memperoleh izinnya.

 

2.  Mereka semua harus datang tanpa kecuali, datang untuk dzikrullah kemudian pulang.  Tidak ada diskusi, tidak ada ghibah, tidak ada pembicaraan apa-apa.  Mereka datang dalam keadaan berwudu, masuk ke halaqah, duduk di tempat yang telah ditentukan, melakukan dzikr bersama Syekh yang mempunyai otoritas lalu pulang ke rumah.  Tidak ada pembicaraan duniawi.  Itu bila kalian menginginkannya menjadi halaqah surgawi.

 

Jadi Taher apakah ini yang kita lakukan?  (Tidak.)  Jadi ini bukanlah halaqah surgawi, tetapi ini adalah  halaqah yang menghilangkan dosa-dosa kalian.  Allah mempunyai malaikat yang akan datang dan mengikuti zikir tetapi mereka tidak duduk, melainkan tinggi (di atas lingkaran orang-orang yang duduk berzikir).  Qasd al-jaalisiin li juluusihim lil-`ibaadat al-mutlaq.  Hanya untuk duduk dan beribadah, tak ada yang lain dan orang-orang duduk di tempat yang telah ditentukan.  Tidak seperti kita yang duduk di sini, kita duduk sekarang, turun, naik.  

Setiap orang mempunyai tempatnya masing-masing, seperti kalian pergi ke tempat parkir, setiap orang mempunyai tempat parkirnya sendiri.  Kalian tidak dapat parkir sembarangan, kalian harus parkir di tempat yang telah disediakan.  Atau di konferensi, kalian harus duduk di tempat yang telah ditentukan.  Kalian tidak bisa duduk di tempat yang lain.  

Di sini tidak ada disiplin.  Jadi jika tidak ada disiplin, manfaatnya tidak ada, tidak sebanyak yang semestinya.  

 

Tiga halaqah Syah Naqsyband قدس سرّه

 

Di masa Sayyidina Syah Naqsyband قدس سرّه beliau biasanya mempunyai tiga halaqah dalam seminggu:

a.   Satu halaqah untuk mengajarkan `ibaadah, fiqh, hadis atau tafsir Alquran.  Tidak ada pembicaraan duniawi.  Mereka datang dan jika rumah mereka jauh, mereka membawa pakaian putih di dalam tas atau apa pun yang mereka gunakan untuk membawanya.  Mereka lalu pergi ke ruang ganti dan memakai jubah putih, gamis, dan duduk di tempat yang telah ditentukan.  Mereka tahu siapa yang duduk di sebelah kanan dan kirinya, siapa yang duduk di sebelah Syekh, di kanan atau kirinya; tidak seperti sekarang, setiap orang berusaha untuk duduk di sebelah Syekh, di kanan atau kirinya dan mereka berpikir bahwa mereka memang orang yang harus duduk di sana.

Ada level yang berbeda yang bisa duduk di sebelah kanan atau kiri Syekh, kita tidak melihat hal itu.  

Di masa lalu, mereka datang dan duduk.  Dan mereka datang tepat waktu.  Ketika Syekh datang setiap orang sudah berada di tempatnya, di lantai.  Syekh tidak menunggu orang untuk datang.  Setelah Syekh datang pintu dikunci, tak seorang pun diperbolehkan untuk masuk, dan mereka harus mengenakan pakaian putih dan Syekh duduk, bicara dan mereka menulis.  

 

b.   Beliau juga mempunyai halaqah untuk berzikir saja, tidak lebih dari itu.  Segala jenis Asmaullah al-husna dan Surat-Surat yang berbeda dan mereka duduk, kemudian setiap orang menyelesaikannya, lalu pergi tanpa ada perbincangan.  

 

c.   Halaqah ketiga adalah halaqah meditasi: mereka menghubungkan hatinya dengan hati Syekh.  Dan mereka duduk dengan posisi berlutut, tidak seperti ini.  Mereka menghubungkan hati mereka dengan hati Syekh.  Satu jam, dua jam, tergantung.  Dan fokus mereka adalah kecintaan terhadap Allah , kecintaan terhadap Nabi (s) dan kecintaan terhadap Syekh.  Halaqah kita adalah halaqah plastik, seperti buah-buahan plastik.  Tetapi kita lemah dan tak berdaya.  Kita tidak bisa seperti mereka dan kita memohon kepada Allah untuk menggantinya dari halaqah imitasi menjadi halaqah sejati.  

Jadi kondisi kedua adalah hanya datang untuk ibadah, tak lebih dari itu.  Yang lain menjadi sup.  Kalian tahu di dalam sup, mereka melemparkan sisa-sisa dan menawarkannya kepada orang-orang.  Itulah mengapa disebut sup.  Isinya campuran dari apa saja.  Tetapi ada makanan istimewa di mana kalian dapat merasakan keistimewaannya, apa namanya?  Makanan pilihan (delicacies).  Kalian mau?  Harganya mahal.  Jika kalian menginginkannya, kalian harus duduk dengan disiplin dan mengambilnya dari surga.  Jadi tidak masalah, setiap orang dapat mengambil sup dan meminumnya.  

 

3.   Yang ketiga, segera setelah mereka duduk dan menunggu Syekh, mereka tidak berhak untuk berbicara satu sama lainnya.  Mereka hanya melakukan zikir pribadi mereka sambil menunggu Syekh datang.  Segera setelah Syekh datang dan duduk di tempatnya halaqah itu menjadi terhubung.  Semua tempat duduk berdekatan satu sama lain.  Syekh datang dan duduk di tempatnya dan energi akan bergerak dari sisi kanan lalu ke sepanjang jalan ke arah kiri.  

Segera setelah beliau duduk, kondisi ketiga yaitu dengan segera beliau menghubungkan hati mereka dengan kecintaan terhadap Allah dan cinta kepada Nabi (s) dan jika mereka disiplin dan mereka tidak datang kecuali untuk berzikir, beliau akan memutuskan hatinya dari berbagai gosip, khawaatir.  Segala jenis gosip akan diputus.  Karena mereka mempunyai kekuatan itu.  Inspirasi-inspirasi yang baik dan buruk datang.  Mereka membiarkan inspirasi yang baik masuk lalu mereka menutup kotaknya, seperti kotak ini mereka mempunyai semua saluran (channel) yang masuk, kalian menyebutnya apa, penerima, receiver.  Ada kontrol orang tua (parental control) untuk mengunci saluran yang tidak dapat diterima.  Jadi melalui kotak kalian akan masuk segala sesuatu.  Setan ada di sana, inspirasi yang baik ada di sana, inspirasi dan gosip yang buruk pun ada di sana, jadi  awliyaullah meletakkan kunci pengawasan dan mengontrol segala sesuatu yang masuk, khususnya yang buruk.

Jadi dalam asosiasi ini, jika mereka memenuhi dua kondisi maka mereka mampu menghentikan semua gosip yang datang ke telinga.  Segala yang berhubungan dengan dunia, mereka letakkan kunci padanya sehingga setan tidak bisa masuk.  

Dan murid pada waktu itu harus menerima apa yang Syekh berusaha lakukan.  Jika ia berusaha untuk tidak mengunci kotaknya dari gosip, ia harus meninggalkan asosiasi itu dan turun ke bawah karena ia akan mencemari orang lain yang duduk di sana, di sampingnya.  

Itu adalah kondisi ketiga dan kita akan melanjutkan kondisi yang lain di waktu berikutnya, semuanya ada sembilan.  

 

Kita salat Dzuhur sekarang karena mereka akan segera menyiarkan secara langsung dari Siprus.

Wa min Allah at-tawfiiq bi-hurmati 'l-Fatiha

 

Jadi ini adalah penting, khususnya ketika kalian pergi ke Siprus, dan menghadiri zikir di zawiya Mawlana.  Di sana tidak seperti di sini--kalian harus sangat berhati-hati.  Tidak seperti orang lainnya di mana orang melakukan zikir dengan izin Mawlana Syekh, di sana harus lebih disiplin, orang tidak boleh membuat gosip, tidak boleh melakukan urusan bisnis di sana, mereka harus lebih disiplin.  Setiap orang yang datang dari tempat jauh untuk mengunjungi Mawlana Syekh harus mempunyai sedikit disiplin untuk mengurusi dirinya saja dan tidak mengurusi apa yang dilakukan oleh orang lain dan ia harus berusaha untuk mengasingkan dirinya, melakukan `ibaadah agar dapat dikatakan bahwa kunjungannya dapat diterima.  

Sama halnya ketika kalian pergi haji, sebagaimana Nabi (s) bersabda, "Orang yang tidak melakukan fitnah atau ghibah di sana, ia akan kembali dari sana bagaikan seseorang yang baru dilahirkan.”

Dan ada banyak tempat di dunia yang mewariskan dari hadis Nabi (s) tersebut; mengunjungi awliyaullah juga akan dianugerahkan banyak pahala dan salah satunya adalah bahwa dosa-dosa mereka akan diampuni.  Sebagaimana Allah berfirman:

 

أَلا إِنَّ أَوْلِيَاء اللّهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُواْ وَكَانُواْ يَتَّقُونَ لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَياةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ لاَ تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Alaa inna awliyaaullahi laa khawfun `alayhim wa laa hum yahzanuuna. Alladziina amanuu wa kaanuu yattaquun. Lahumu ’l-busyra fi ’l-hayaati ’d-dunya wa fi ’l-aakhirati laa tabdiila li-kalimaatillahi dzaalika huwa ’l-fawzu’l-`azhiim.

Ingatlah! sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati; mereka yang beriman dan selalu bertaqwa; bagi mereka berita gembira dalam kehidupan di dunia dan akhirat.  Dan karena tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah.  Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar! [10:62-64]

Allah akan memberi mereka (para awliya) pahala dan juga kepada murid-muridnya.  Jadi sangat penting bagi mereka ketika kita pergi ke sana untuk menerapkan kondisi-kondisi ini dan Wa min Allah at-tawfiiq bi-hurmati 'l-Fatiha.

 

Mengapa Sajeda menangis setelah Subuh?

 

Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim

Ia (Sajeda, putri Syekh Hisyam) sangat mencintai neneknya dan di Siprus kadang-kadang ia berjalan mengunjungi makamnya.  Dan ia selalu meminta sesuatu padanya.  Katakan pada mereka.

 

Sajeda:

Kita melakukan salat Subuh hari ini, dan aku melihat ke luar, ke jendela dan aku melihat seberkas cahaya lalu aku memalingkan pandanganku karena takut, kemudian ketika aku melihatnya lagi, aku melihat sosok seseorang mengenakan turban dan aku melihat wajah kakekku dan aku melihat wajah ayahku bolak-balik dan kemudian aku meminta kepada Allah agar aku bisa melihat wajah nenekku dan aku melihatnya selama kurang lebih lima detik.

 

Syekh Hisyam:

 

Dan makna itu datang dari rahasia neneknya yang datang kepadanya dan itu berarti neneknya senang dengannya.  Awliyaullah dapat mencapai seseorang setiap saat.  Itulah sebabnya ia menangis saat Subuh tadi.  Ia merasa merinding ketika melihat mereka.

 

UA-984942-2