Available in: English   Bahasa   Go to media page

Kekuatan dari “As Salaamu `Alaykum”

2 September 2012 Nairobi, Kenya

Shuhbah singkat pada Acara Resepsi Pernikahan Pribadi

As-salaamu `alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh. Alhamdulillah Rabbi ‘l-`alamiin wash-shalaatu was-salaamu `alaa asyraf al-mursaliin, Sayyidina wa Nabiyyina Muhammadin wa `alaa alihi wa shaahbihi ajma`iin.

Saya akan berbicara dalam bahasa Inggris, karena saya tahu sebagian besar di antara kalian tidak mengetahui bahasa Arab.

Alhamdulillah, di masa Nabi (s), para Sahabat (r) berkumpul di sekeliling beliau dalam segala kesempatan untuk memberikan salam, karena ketika kalian mengucapkan, “As-salaamu `alaykum,” dan Nabi (s) menjawab, “Wa `alaykum salaam,” salam beliau (s) lebih baik daripada salam kita. Jadi kita harus mempelajari teladan yang diberikan para Sahabat (r) dan kita ucapkan salam kepada satu sama lain, “As-salaamu `alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh.”

Dalam sebuah ahadits autentik Nabi (s), ada empat elemen yang sangat penting dan barang siapa yang memenuhinya akan selamat, bukan dari api neraka; karena api neraka bukan untuk orang-orang yang beriman, yang berbuat baik di dunia. Allah (swt) akan menghakimi mereka dan memasukkan mereka ke dalam Surga, jadi kita tidak bisa menilai seseorang (karena kita tidak tahu bagaimana Allah akan menilai mereka). Kita tinggalkan mereka pada keyakinan mereka dan katakan, “Allah adalah sebaik-baik Hakim dan barangkali Dia akan mengampuninya.” Kita tidak menggolong-golongkan orang dengan mengatakan, “Orang ini kafir, orang itu Mukmin, yang itu Muslim.” Kita tinggalkan itu kepada Allah (swt).

Jangan berkata kepada seseorang, “Kau kafir, kau melakukan dosa bid’ah dan syirik!” Sekarang, jika kalian maju ke depan, mereka bilang itu adalah bid’ah, jika kalian bergerak ke belakang, mereka bilang itu syirik, jika kalian bergerak ke kanan, mereka bilang itu haram, dan jika kalian ke kiri, mereka bilang itu kufur. Jadi kita tidak bisa lagi bergerak ke mana-mana, kita memerlukan kursi roda agar mereka bisa mendorong kita ke arah yang mereka inginkan! Jadi, lebih baik untuk duduk di kursi roda dan biarkan mereka mendorong kita ke arah mana saja yang mereka inginkan dan kita tidak perlu mengatakan apa-apa, karena kita pasrah kepada Allah (swt)!

Jika seseorang ingin pergi ke Surga, ia harus melakukan apa yang dikatakan oleh Nabi (s), “Afsyuu 's-salaam w 'athi`mu 'th-tha`am,” yang artinya, “Setiap kali kalian berjumpa dengan seseorang, ucapkan, ‘As-salaamu `alaykum.’” Jika kalian tidak tahu bagaimana cara memberi salam, katakan, “Selamat sore,” atau yang lainnya. Dan w 'athi`mu 'th-tha`am, “dan berikan makanan.”

Ada seseorang di masa Sayyidina `Ali (r) dan Sayyidina Muawiya yang biasanya tinggal di puncak gunung. Pada saat salat tiba, ia selalu salat di belakang Sayyidina `Ali (r) lalu ia kembali lagi ke gunung. Pada saat makan, ia duduk dengan Muawiyya untuk makan apa yang ia sediakan.

Orang-orang mengatakan, “Kemunafikan macam apa ini? Pilih salah satu!”

Orang itu berkata, “Aku salat di belakang Sayyidina `Ali (r) karena salatnya langsung menuju Allah, tetapi aku makan bersama Muawiyya karena makanannya lebih enak!”

Nabi (s) bersabda, “Ucapkan salam, berikan makanan, dan bangun ketika orang lain sedang tidur untuk memuji Tuhanmu. Dengan ketiga perbuatan ini, kalian akan masuk Surga dengan mudah tanpa perhitungan.”

Saya pikir Bilal (sang pengantin) adalah tipe yang seperti itu, yang makanannya selalu enak seperti makanan Muawiyya. Tiga tahun yang lalu ketika ia berada di Kanada sementara Sana, tunangannya berada di Inggris, di telepon Sana berkata, “Aku sangat sibuk belajar dan aku belum makan seharian!” Lalu Bilal memesankan makanan untuknya dan dikirim ke Inggris. Bayangkan berapa banyak ia membayar biaya teleponnya dan berapa banyak kartu kredit yang ia pakai untuk memesankan makanan dari satu negara ke negara lainnya! Ketika makanan itu sampai, Sana berpikir, “Aku tidak memesan makanan itu,” tetapi ia melihat ada pesan di sana, “Kekasihku Sana, jika kamu sudah lulus, kita akan menikah.” Dan sekarang mereka menikah, semoga Allah memberkati mereka dan semoga Allah memberi mereka kehidupan yang baik. Doakan mereka.

Kita berharap semua orang yang belum menikah akan menemukan seseorang untuk menikah, insyaa-Allah. Jika seorang pria sudah menikah, ia harus melihat istrinya seolah-olah ia adalah wanita tercantik, sebagai Miss Universe! Jika seorang wanita sudah menikah, ia harus melihat suaminya seolah-olah ia adalah Mr. Universe, meskipun saya tidak tahu apakah ada istilah macam itu. (tertawa)

Semoga Allah mengampuni kita.

As-salaamu `alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.

http://www.sufilive.com/Spread_Salam-4544.html

© Copyright 2012 Sufilive. All rights reserved. This transcript is protected

by international copyright law. Please attribute Sufilive when sharing it. JazakAllahu khayr.

UA-984942-2