Available in: English   Bahasa   Turkish   Go to media page

Pentingnya Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzul-Hijjah

Mawlana Shaykh Hisham Kabbani

5 November 2010 Burton, Michigan

Jumu`ah Khutbah at As-Siddiq Mosque

Alhamdulillah...man yahdilllah fa la mudilla lahu wa man yudlil fa la haadiya lahu wa asyhadu an laa ilaaha illa-Llah wahdahu la syariik lahu wa asy-hadu anna Sayyidina Muhammad (s) Rasuulullah... Ayyuhal-mu`minuun al-haadhiruun ittaqullah wa athi`uuh.

Wahai Muslim, wahai Mukmin! Kita senantiasa meminta agar Allah (swt) memaafkan kita. Mengapa kita salat? Mengapa kita berpuasa? Mengapa kita menunaikan Haji? Mengapa kita membayar zakat? Mengapa kita percaya dalam tauhid? Apakah itu perlu atau tidak? Apakah Allah (swt) akan mengangkat kita bila kita salat atau menurunkan kita bila kita tidak melakukannya? Al-`adzamatulillah, Kemegahan adalah bagi Allah! Dia tidak terikat apa pun! Ketika Allah berfirman, "Salat lima waktu," itu adalah untuk kebaikan kita, bukan untuk-Nya. Jika kita puasa, itu adalah untuk kebaikan kita. Jika kita menunaikan Haji, itu untuk kebaikan kita. Jika kita memiliki iman, itu untuk kebaikan kita. Jika kita mencapai maqam ihsan, maka itu adalah untuk kebaikan kita. Jadi itu semua adalah untuk kebaikan kita, karena kita sepakat dengan hal itu, maka kita harus melakukan yang terbaik. Sebagaimana kalian melakukannya untuk dunia, kalian juga harus melakukannya untuk akhirat kalian. Kalian tidak boleh berkata, "Aku akan melakukannya sedikit," karena di dunia kalian tidak berkata, "Aku akan bekerja sedikit," kita bekerja sekeras mungkin, kita bekerja siang dan malam untuk mendapat kehidupan yang lebih baik. Tidak ada yang berkata bahwa kita tidak melakukannya, tetapi paling tidak, lakukan untuk akhirat. Untuk akhirat, kita melakukan sedikit, tetapi untuk dunia, kita melakukannya terlalu banyak.

Apa yang dikatakan oleh Sayyidina `Ali? Suatu hari beliau berkata kepada Sahaabat al-kiraam (r), "Seluruh Qur'an dan seluruh ahadiits berfokus pada satu titik." Seluruh pesan, seluruh nabi dengan agama-agama yang Allah (swt) kirimkan bagi mereka, dan apa yang Allah kirimkan kepada Sayyidina Muhammad (s) semuanya bergantung kepada satu titik, yang tanpa itu tidak akan ada madu. Jika ada jutaan lebah tanpa ratu, maka tidak ada madu. Jadi itu adalah ratu lebah. Dengan hal itu, kalian mendapat inti ibadah. Jadi mereka bertanya kepadanya, "Yaa Sayyidina `Ali, katakan itu!" Dan beliau berkata, راس الحكمة مخاة الله raas al-hikmata makhaafatullah, "Kepala seluruh hikmah dari risalah adalah untuk mengetahui bahwa Allah melihatmu dan akan menilai/menghakimimu."

Makhaafatullah adalah takwa kepada Allah, dan itu mengandung dua makna: satu adalah takut terhadap hukuman-Nya, dan yang lain adalah takut akan kehilangan cinta-Nya. Jika kalian tidak mempunyai rasa takut, maka lakukan saja apa yang kalian inginkan, tetapi bila kita Muslim, kita tahu bahwa kita akan diadili, maka kita harus tahu apa yang kita lakukan setiap hari, dan kita harus mengatakan, "Astaghfirullah," karena kita berbuat dosa setiap hari. Jadi ini adalah hal yang utama: takut kepada Allah. Kita takut polisi akan menghentikan kita dan memberi tilang, tetapi kita tidak takut bahwa Allah akan menarik kita! Saya tidak berkata kepda kalian tanpa mengikutsertakan diri saya, dan kita tidak bicara kepada non-Muslim, saya bicara kepada Muslim. Allah (swt) berfirman:

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ

Iqtarabati's-sa`at wansyaq al-qamar.

Telah dekat datangnya waktu itu dan bulan terbelah. (54:1)

Dan kita sebagai Muslim percaya dengan hal itu, dan kita percaya dengan apa Qur'an suci itu datang, tetapi mengapa kita tidak berusaha untuk melakukan lebih baik lagi? Baiklah, kita salat, puasa, dan mengikuti Jumatan, tetapi kita harus lebih baik lagi!

اعمل لدنياك كانك تغيش ابدا وعمل لاخرتك كانك تموت غدا

Sayyidina `Ali berkata, `Amal li-dunyaaka ka-annaka ta`aiisyuu abadan wa `amal li- akhiratika ka-annaka tamuutu ghadan.

Bekerjalah untuk duniamu seolah-oleh engkau akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan meninggal esok.

Beliau berkata, dari satu sisi, bekerjalah untuk dunia seolah-olah engkau akan hidup selamanya, tetapi jangan lupakan akhirat, seolah-olah engkau akan meninggal esok. Jika seseorang mempunyai kanker dan tahu bahwa ia akan meninggal dalam dua atau tiga bulan, maka ia akan berusaha untuk meninggal di jalan yang diridai Allah (swt). Jika dalam satu saat Allah rida dengan kalian, itu sudah cukup untuk mengampuni seluruh dosa kalian! Dia adalah Tuhannya Sayyidina Muhammad (s)! Kalian tidak tahu (kapan Allah rida terhadap kalian--penerj.), jadi teruslah lakukan (kebaikan dan ibadah).

Allah (swt) berfirman:

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَة ً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَة ً وَقِنَا عَذَابَ النَّار

wa minhum man yaquulu rabbanaa aatina fii ad-dunyaa hasanatan wa fii al-aakhirati hasanatan wa qinaa `adzaaba an-naar.

Dan di antara mereka ada yang berkata, "Wahai Tuhan kami! Berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api Neraka! (Al-Baqarah 2:201)

Katakan itu! "Wahai Tuhan kami! Berikanlah pahala bagi kami dalam hidup ini, sesuatu dan berikanlah kebaikan, hasanat di akhirat." Allah mengimbangi antara dunia dan akhirat, karena kita akan melihat hari itu, kita tidak bisa melarikan diri darinya, siapapun kita, malaikat Kematian akan datang untuk mencabut nyawa kita, jadi mari kita persiapkan diri kita! Bagi mereka yang tidak pergi Haji, bersiaplah untuk pergi, dan bagi mereka yang telah melakukannya, mereka bisa melakukannya lagi.

ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام -يعني الأيام العشر- قالوا يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء

Sebagaimana sabda Nabi (s), diriwayatkan oleh Ibn Abbas (r), maa min ayaamin al-`amal ash-shalihu fiiha ahab ila-allahi min hadzihi 'l-ayaam, "Dan untuk bersiap-siap adalah mudah.... "

Wahai Muslim! Dzul-Hijjah, bulan Haji, akan tiba dalam dua hari. Kita berada di bawah salah satu kewajiban dalam lima rukun Islam. Bagi mereka yang tidak pergi Haji harus bersiap-siap untuk pergi, hari ini, besok, atau tahun depan, tetapi buatlah niat kalian dan bersiaplah untuk pergi. (Nabi [s] berkata kepada para Sahaabah [r]) tidak ada hari lain dalam setahun di mana bila kalian melakukan suatu kebaikan, Allah lebih mencintainya. Dan mereka bertanya, "Bahkan terhadap jihad di jalan Allah?" dan Nabi (s) bersabda, wa laa al-jihaadu fii sabiilillah. "Bahkan tidak pula terhadap jihad di jalan Allah." Itu artinya sepuluh hari ini lebih penting dari itu (jihad), jadi berusahalah untuk berzikir sebanyak-banyaknya, dengan kalimat hasbunallah rabbunallah, laa ilaaha illa-Llah, dan lain-lain, apa yang masuk ke dalam kalbu.

Kesepuluh hari ini datang dan saya menyerukan perhatian terhadap Hari Arafat. Bagi mereka yang tidak pergi Haji, pada hari itu, sembilan Dzul Hijjah, hujjaaj (orang-orang yang pergi haji--penerj.) pergi dari Mekah menuju Arafat dan berdiri dan berdoa sepanjang hari, kemudian pergi ke Muzdalifah. Mereka yang tinggal di rumah bertanya kepada Nabi (s) mengenai puasa pada hari itu. Beliau berkata bahwa itu adalah kafaaratan li sanatayn, ampunan bagi dua tahun. Misalnya, jika `Eid adalah Selasa, siapa yang berpuasa pada hari Senin akan diampuni dosa-dosanya selama setahun sebelumnya dan setahun berikutnya. Marilah sekarang kita berniat untuk berpuasa pada hari itu, maka Allah (swt) akan mengampuni kalian atas apa yang telah lewat dan apa yang terjadi di tahun mendatang. Sebagaimana Sayyidina `Ali berkata, bekerjalah sebanyak-banyaknya untuk duniamu tetapi jangan lupa bahwa kalian akan meninggal. Jadi kita berpuasa pada hari itu, dan lihat, taharar, temukan hari-hari yang terbaik untuk berpuasa, salat atau beribadah, karena kalian tidak tahu kapan malaikat Kematian akan datang.

Abu Hurayrah (r) meriwayatkan bahwa Nabi (s) bersabda, al-`umratu li 'l-`umratu kaffaaratan maa baynahuma "Dari satu Umrah ke Umrah yang berikutnya terdapat penebusan dosa terhadap apa yang ada di antara keduanya." Jadi itu baik untuk diingat, karena kalian tidak tahu kapan ada kesempatan untuk pergi Umrah.

Abu Hurayrah (r) juga meriwayatkan bahwa Nabi (s) bersabda, "Pahala diterimanya Haji adalah Surga, al-hajj al-mabruur. Jadi orang yang menunaikan Haji tanpa melakukan sesuatu yang tidak diterima, maka pahalanya adalah Surga. Semoga Allah memasukkan kita ke dalam Surga, karena jika ada pertanyaan-pertanyaan, itu tidak akan pernah berakhir. Semoga Allah mengirimkan kita ke Surga tanpa perhitungan! Dan jangan pikir bahwa kita masih jauh dari hari itu ketika Dia memanggil semua orang untuk diadili! Allah berfirman,

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا وَقَالَ الْإِنسَانُ مَا لَهَا

idza zulzilat al-ardhu zilzaalah, wa qaalat al-insaanu maa laha..."

Ketika bumi diguncangkan dengan guncangan yang hebat, dan bumi telah mengeluarkan beban beratnya, dan manusia bertanya, "Ada apa dengan bumi?" (Zalzala, 99:1-3)

Akan tiba suatu hari di mana Allah akan mengguncangkan seluruh bumi sekaligus, dan semua orang akan terguncang, dan Allah akan membawa semua orang yang meninggal untuk ditanyai. Jika mereka melakukan suatu kebaikan seberat atom, mereka akan mendapatkan balasannya, dan jika mereka melakukan kejahatan seberat atom, mereka akan mendapat balasannya."

Kita memohon kepada Allah untuk mengampuni kita dengan Rahmat-Nya!

wa ya fawzan lil-mustaghfiriin istaghfirullah.

(Mawlana duduk)

Du`a.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Inn-Allaha wa malaa'ikatahu yushalluuna `ala an-nabi. yaa ayyuhalladziina aamanuu shalluu `alayhi wa sallimuu tasliimah.

Sesungguhnya, Allah dan para malaikat-Nya berselawat ke atas Nabi (s), wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kepadanya dan berikan salam penghormatan kepadanya! (33:56)

Du`a

[Selesai]

UA-984942-2