Available in: English   Bahasa   Go to media page

Gula-Gula merupakan Tradisi setelah Khatm

Mawlana syekh Hisham Kabbani

30 September 2010 Fenton Zawiya, Michigan

A`uudzu Billahi min asy-Syaythaani 'r-rajiim. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim.

Nawaytu 'l-arba`iin, nawaytu 'l-`itikaaf, nawaytu 'l-khalwah, nawaytu 'l-`uzlah,

nawaytu 'r-riyaadhah, nawaytu 's-suluuk, lillahi ta`ala fii haadza 'l-masjid.

Athi`ullaha wa athi`u 'r-Rasuula wa uuli 'l-amri minkum.

Patuhi Allah, patuhi Nabi (s), dan patuhi orang-orang yang mempunyai otoritas atas kalian (4:59)

Allah (swt) berfirman:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

la'in syakartum la-aziidanakum.

Jika kalian bersyukur (kepada Allah atas nikmat-Nya), Aku akan menambahkan bagimu. (Ibrahim 14:7)

Ini adalah sunah yang diperlukan setelah khatm. Sunah yang merupakan tradisi Naqsybandi dari Sayyidina Abu Bakr ash-Shiddiq (r) hingga ke Mawlana Syekh yaitu bahwa setiap selesai melaksanakan dzikrullah--karena pada saat itu belum ada permen atau kue atau biskuit--mereka memberikan madu, karena itu adalah muqaya, perdagangan antara ego dengan perintah surgawi. Jika kalian tidak memberikan sesuatu kepada ego kalian, ia akan melompati kalian; ia tidak akan membiarkan kalian melakukan apa yang kalian inginkan. Contoh terbaik ada di dalam kitab suci al-Qur'an dan hadis Nabi (s). Allah (swt) telah melukiskan hal ini karena Dia tahu bahwa kita adalah lemah, bahwa manusia adalah tidak berdaya, lalai dan lemah. Allah (swt) menggambarkan kepada Nabi-Nya (s) bahwa Dia akan memberikan kepada siapapun yang mengikuti Jalan-Nya, jalannya Nabi (s), dan jalan yang sesuai dengan agama, "Aku akan memberinya pahala dan Aku akan menganugerahinya surga."

Ada begitu banyak gambaran tentang Surga di dalam Surat al-Dzahr/al-Insaan:

A`uudzu Billahi min asy-Syaythaani 'r-rajiim. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim.

wa yatuufu `alayhim wildaanun mukhalladuuna 'idzaa ra'aytahum hasibtahum lu'ulu'uaan mantsuuraan wa 'idzaa ra'ayta tsamma ra'ayta na`iimaan wa mulkaan kabiiraa.

Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda.. Jika kamu melihat mereka, kamu akan berpikir bahwa mereka adalah mutiara yang bertaburan. Dan apabila kalian melihat di sana (di Surga), kalian akan melihat berbagai macam kenikmatan (yang tidak dapat dibayangkan), dan kerajaan yang besar. (Al-Insaan, 76:19,20)

Itu adalah satu ayat, tetapi ada banyak surat yang mengatakan bahwa akan ada banyak sekali pemuda dalam kehidupan surgawi yang melakukan segala hal untuk orang-orang yang beriman kepada Allah (swt). Allah (swt) akan menganugerahi mereka dengan surga yang penuh dengan anggur, madu dan susu. Dia akan memberikan tamsil (kemiripan) dengan apa yang dapat dipahami oleh manusia; selain itu mereka tidak bisa mengerti. Dia memberi agar ego manusia yang besar menjadi senang. Ketika ego mengetahui bahwa ia akan diberikan ini semua, orang itu akan memberikan hidupnya untuk Allah (swt), untuk Nabi (s), dan untuk agama. Ia akan melakukan yang terbaik untuk ummat an-Nabi dalam menjaga jalan tengah yang moderat.

Secara tradisi, madu dan gula-gula sangat jarang pada saat itu, sehingga mereka membagikannya kepada orang-orang, terutama di negeri-negeri yang dingin dan juga negeri-negeri yang panas. Kini, kalian bisa pergi ke negeri-negeri di selatan Jazirah Arab, seperti Yaman, dan satu kilo madu berharga 5.000 dolar. Itu adalah madu yang jenisnya istimewa, sangat jarang. Mereka biasanya memberikan sesendok madu ke setiap orang yang datang ke majelis zikir. Jadi manis-- karena kalian berada dalam situasi yang manis, maka kalian menjadi manis. Kita melukiskan tentang kemanisan baru-baru ini di Washington dan New York, berkata agar (orang-orang) tidak menunjukkan kemasaman. Jika kalian masam, orang-orang lari dari kalian. Orang senang dengan manis, jadi berlakulah dengan manis dan senyum terhadap saudara kalian. Sebagian orang bahkan tidak mempunyai senyum. Kalian lihat orang yang tidak mempunyai uang dan mereka mengundangnnya untuk makan malam, ketika tersedia nasi, ikan dan ayam, kalian lihat senyumnya melebar hingga ke telinganya, karena biasanya ia tidak memakan makanan seperti itu, karena ia miskin. Dengan kekasaran kita, kita tidak tersenyum terhadap apa pun! Tetapi kita lapar terhadap ampunan Allah, jadi marilah kita menjadi orang yang manis. Senyum di hadapan saudara seiman kalian berasal dari iman, dan ada sebuah hadis (Mawlana menunjuk ke sebuah botol berisi air). Air itu manis, jadi jadilah seperti air.

وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ

Wa ja`lana min al-maai kulli syay'in hay.

Dan dari air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. (al-Anbiya, 21:30)

Jangan menjadi mati, gelap, selalu penuh dengan kegelapan, selalu mengeluh dan mengisi hidup kalian dengan keluhan. Setan berasal dari kegelapan, jadi jika kalian sering mengeluh, maka ketahuilah bahwa kalian mengikuti Setan. Kalian lihat Mawlana Syekh hari ini, ketika beliau berdiri!

إن رحمتي سبقت غضبي

Sabaqat rahmatii `ala ghadabii.

Rahmat-Ku mendahului Kemurkaan-Ku.

Kemudian beliau berdoa memohon ampun dan mulai menangis. Sultan, mengapa beliau menangis? Seluruh hidupnya, beliau dan keluarganya tidak mempunyai privasi. Beliau tidak pernah tahu beliau sendiri, karena selalu saja satu orang pergi dan satu orang datang. Mereka tidak datang secara sekaligus untuk bertemu Mawlana, tetapi satu per satu. Itu adalah ujian bagi awliya. Mereka juga datang seperti itu kepada Nabi (s) dan Allah (swt) melarangnya dengan mengatakan, "Cukup, itu sudah cukup!" Nabi (s) tidak bisa mempunyai privasi dengan keluarganya, jadi awliyaullah juga tidak bisa. Dan Mawlana Syekh menangis. Sepanjang tahun beliau memberikan nasihat, pelajaran dan ceramah, tetapi tetap saja kita belum meningkat hingga mencapai standard atau level yang beliau inginkan; kita tetap mengikuti Setan sepanjang waktu!

Waktu terbesar di mana Setan bermain dengan kalian adalah ketika ia membuat kalian terlalu banyak tidur. Jangan tidur terlalu banyak! Beberapa orang tidur hingga 16 jam. Mereka bangun untuk makan dan kemudian, y'Allah, tidur lagi. Mawlana Syekh menangis untuk kita! Tajali rahmat itu menguasai beliau, sabaqat rahmatii `ala ghadabii. Beliau menarik tajali Rahmat Allah dan beliau menghiasi setiap orang yang menyaksikan, dan yang tidak menyaksikan beliau pagi ini (waktu kita, waktu mereka adalah sore hari). Setiap orang yang menyaksikannya sekarang, atau nanti, atau tidak menyaksikan tetapi hanya mengambil bayat, akan berada di bawah khitab itu, "Rahmat-Ku mendahului Kemurkaan-Ku." ketika rahmat itu datang, setiap orang akan masuk Surga! Beliau tidak senang dengan sesuatu yang terjadi yang membuat penyampaian nasihatnya menjadi terpotong. Beliau tidak senang, karena beliau ingin agar pesannya sampai kepada setiap orang.

Alhamdulillah, kita berharap bahwa Allah (swt) akan memberi Mawlana usia yang panjang untuk dapat memberikan pesannya setiap saat dalam hidup kita! Beliau adalah jalan kita menuju keselamatan, beliau membawa kita menuju hadirat Nabi (s) dan menuju keselamatan Ilahi dan kepada hadirat awliya. Semoga Allah memberkati Syekh kita dan membuat kita terus berada dalam hadiratnya!

Wa min Allahi 't-tawfiiq, bi hurmati 'l-habiib, bi hurmati 'l-Fatihah.

UA-984942-2